Tujuh Belas (SAINGAN?)

3.2K 154 1
                                    


Zeera dan Clara berjalan santai menuju kantin saat bel tanda waktu istirahat telah bersuara.

"Zee, lo mau beli apa?" Tanya Clara pada Zeera.

Zeera hanya mengedarkan pandangannya keseluruh pedagang kantin. "Gue gak mood makan. Jadi gue nitip es teh manis aja, jangan lupa gulanya tambahin dikit."

"Oke, bentar gue beliin. Lo tunggu di tempat biasa aja." Clara kemudian berlari dan mulai berdesakan dengan murid murid lain yang hendak membeli makanan juga.

Zeera kemudian duduk di tempat biasa, tempat Zeera dengan kelima sahabatnya berkumpul. Yaitu meja nomor 7. Disana hanya ada Jennie dengan Reyno.

"Cie beduaan mulu ni mas sama mbak nya." Goda Zeera.

Jennie langsung melirik Zeera. "Garing."

"Dih lagi PMS ya lo? Sensi amat."

"Bo.do.a.mat."

Zeera mencibir Jennie, Zeera fikir, Jennie memang sedang datang bulan jadi sensi begitu. Pandangannya beralih pada Reyno yang asik bermain game di ponselnya.

"Nonon! Main game mulu ah gaasik!"

"Nama gue Reyno bego! Emak bapak gue bagus bagus namain gue Reyno lo malah manggil gue Nonon!" Protes Reyno dengan mata yang masih fokus pada ponselnya.

"Biar aja, kan panggilan sayang dari gue! Hahaha."

"Dih jiji."

Zeera tertawa sebentar. "Eh iya, Ijul sama Edo mana Non? Kok belom ketemu ya gue dari istirahat pertama tadi."

"Ijul sama Edo lagi jalanin hukuman dari Bu Vivi, bentar lagi selese palingan."

"Hello eperi badi!" Tiba tiba Julio datang dengan Edo yang membawa nampan berisi lima mangkuk mie ayam.

"Wih lo pada mau traktir gue?" Tanya Jennie semangat.

"Dih kaga kali. Nih ini punya Ijul." Edo menaruh satu mangkuk didepan Julio yang sudah menyiapkan sumpitnya. "Nah sisanya punya gue!"

Zeera melotot. "Empat mangkok lo habisin sendiri? Itu perut apa karet Doyo?"

Sekedar informasi, Edo sering di panggil Doyo oleh teman temannya. Doyo sendiri adalah sigkatan nama Edo. eDO PrasetYO.

"Perut gue kan kaya karet uduk! E.las.tis." Edo menepuk perutnya bangga.

"Bagi satu boleh kali." Zeera mengambil satu mangkuk mie ayam itu.

"Hm, kalo buat neng geulis mah gapapa deh, akang ikhlas." Jawab Edo dengan dramatis.

Zeera berteriak girang. Tapi saat ia menganbil sendok, matanya menangkap sosok Aldo yang tengah berbincang dengan seseorang, entah siapa. Zeera berniat mengampiri Aldo untuk mengucapkan kata terimakasih soal coklat kemarin.

"Bentar gengs, gue kesono dulu." Izinnya pada sahabat sahabatnya yang diberi anggukan.

"Hai Do." Sapa Zeera saat sudah didepan Aldo. Aldo pun langsung berbicara sebentar pada seseorang itu dan orang itupun pergi.

"Hai Zee. Ada apa?"

Zeera tersenyum lembut. "Gue lupa buat ngucapin terima kasih."

"Terima kasih buat apaan?"

Kali ini Zeera terkekeh. "Lo masih muda udah pikun ya? Kemaren kan lo bilang kalau elo yang ngasih coklat, gue lupa buat bilang makasih. Jadi ya gue bilang sekarang aja, makasih Aldo."

Aldo tersenyum lembut, baru saja ia akan menjawab, tapi suara berat dibelakang Zeera membuat keduanta terdiam.

"Lo ngaku ngaku sama Zeera kalau coklat itu dari lo hah?" Tanya Zefran yang langsung menghampiri Aldo.

My TOMBOYISH Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang