Tiga Belas (MULAI DARI NOL)

3.6K 176 0
                                    

***

"Zef, tolong lo maafin gue! Gue gak--"

"Hmm."

Pagi hari ini, baru saja Zefran mendudukan dirinya dikursi, Derva sudah memohon maaf.

"Hm apaan Zef? Lo maafin gue?"

"Iye."

Aldo berjalan mendekat. "Gimana Va? Lancar?"

Derva mengacungkan jempolnya. "Lancar bro!" Pandangan Derva kembali terpokus pada Zefran. "Lo kenapa dengan mudah maafin gue Zef? Lo udah baikan sama Zeera?"

"Kepo."

Aldo berdecih. "Sejak kapan Zefran jadi bikin orang kepo gini?" Kemudian Aldo dan Derva tertawa kecil.

Zefran masih diam membaca buku biologinya.

"Gue jadi ikutan kepo nih. Apa alasan lo Zef?"

Zefran menutup buku biologinya. "Gue harusnya berterima kasih sama lo Va. Gue emang seharusnya lebih menghargai cewe, gue bakal perjuangin Zeera dari nol."

"Sejak kapan Zefran jadi bijak?"

"Berisik lo Do. Omongan gada yang laen apa? Sejak kapan, sejak kapan mulu yang diucapin." Derva meninju lengan Aldo. Sedangkan Aldo hanya cekikikan.

"Gitu dong Zef! Dari dulu kek kaya gini, lo jangan buat cewe sakit mulu. Kali kali bikin mereka bahagia." Zefran mengangguk anggukan kepalanya mendengarkan nasihat sahabatnya.

"Jadi lo mau mulai dari mana?" Tanya Aldo.

"Dari kotak makan ini." Zefran mengeluarkan kotak makan Zeera. "Gue bakal jelasin semua ke dia."

Aldo bertepuk tangan sebentar. "Good, ini baru sahabat gue. Denger ya, gue bakal support lo Zef. Semoga lo bisa perbaiki semuanya."

Derva berdiri dari duduknya. "Wih sobat gue ngapa jadi bijak begini ya?"

"Yang bijak gue sama Zefran doang. Lo, Gilang sama Bagas itu tukang onar!" Aldo tersenyum miring.

Derva bertolak pinggang. "Mulai songong ya. Belom tau gimana kemampuan abang Derva nih." Derva kini pura pura menarik lengan baju seragamnya yang jelas jelas pendek. Jadi dia hanya menarik baju bayangan.

"Oh jadi lo nantangin gue? Mau berantem? Lapangan apa kelas hah?" Aldo menaikkan dagunya.

"Masih pagi, ajak ajak kalo mai ribut." Tiba tiba Bagas dan Gilang datang.

"Wah kalian mau berantem?" Gilang bertanya antusias pada Aldo dan Derva.

"Iye! Ngapa? Mau ikutan?"

Gilang dan Bagas mengangguk antusias. "Ayok! Ciattt!"

Dan mereka berempat berantem. Tapi, mereka berantem seperti cewe. Bagas dan Aldo saling janbak rambut. Dan Derva dan Gilang malah saling tampar menampar, tapi mereka menampar dengan lembut.

Pagi ini, Zefran disuguhi pemandangan suram oleh keempat sahabatnya.

***

Zefran tengah menatap cewe yang kali ini tengah memainkan bola basket sendirian di lapangan indoor. Ini waktu yang pas untuk menjelaskan semuanya. Zefran kembali menghafal kata kata yang telah ia susun semalam.

Cowo berkulit putih itu berjalan mendekat. Zeera yang menyadari kedatangan seseorang langsung menoleh kebelakang. Saat Zeera menyadari kalau Zefran adalah orang itu, ia langsung berjalan cepat meninggalkan lapangan.

Namun tangan kokoh itu berhasil menahan Zeera untuk tetap disini. "Please dengerin gue dulu Ra."

Zeera segera membalikkan badannya namun yang pertama kali ia lihat adalah wajah Zefran yang sangat dekat. Hal ini membuat Zeera speechless. Untung saja akal fikirannya masih normal, jadi dengan cepat Zeera memalingkan wajahnya.

My TOMBOYISH Girlfriend [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz