Delapan Belas (PAKSAAN)

2.9K 140 0
                                    

Zefran tengah menonton tv dengan santai di ruang keluarga. Tangannya mengambil sebotol minuman rasa jambu biji yang tadi ia taruh di meja.

"Zefran, kamu kenapa belum tidur?" Tiba tiba Erris datang dan langsung duduk di samping Zefran.

"Belum ngantuk aja Ma. Lagian masih jam sembilan."

Erris mengangguk, wanita itu memilih diam dan menikmati film ber genre action itu.

'Tok tok tok'

Erris bangkit dan berniat untuk membukakan pintu. Tapi tangan Zefran menahannya. "Biar aku yang bukain pintunya."

Zefran berjalan menuju pintu utama rumahnya. Itu pasti Rully, Papanya. Benar saja, setelah membuka pintu, ada Rully yang berdiri dengan kantung mata yang menghitam.

"Tumben Papa gak pulang bareng jalang?" Tanya Zefran dengan sinis.

"Jaga bicara kamu ya! Minggir! Saya mau masuk!" Ucap Papanya dan langsung masuk ke rumah.

Zefran menghembuskan nafasnya kasar. Cowo itu kemudian menutup pintu dan kembali ke ruang keluarga. Tapi saat melihat ada Rully yang duduk di sofa, Zefran mengurungkan niatnya untuk kembali menonton tv. Ia lebih memilih untuk pergi ke kamarnya.

"Zefran!"

Zefran tidak menggubris panggilan Rully. Cowo itu terus saja menaiki tangga dengan santai.

"Zefran, Papa ingin bicara sebentar sama kamu!" Rully menatap Zefran dengan tajam.

"Ngantuk, lain kali aja." Ucap Zefran beralibi. Sebenarnya ia hanya malas untuk bercakap dengan papanya sendiri.

Saat Zefran kembali menaiki tangga, Erris menahan tangannya. Zefran sendiri tidak tau sejak kapan Erris ada di belakangnya.

"Turun dulu nak, turuti ucapan Papa kamu." Erris tersenyum lembut.

"Zefran males ma."

Erris kembali tersenyum. "Sebentar aja kok, ayok turun, mama temenin." Wanita itu menggandeng tangan Zefran. Setelah berhasil membujuk Zefran, keduanya kembali turun ke lantai bawah. Zefran duduk tepat di tengah antara Rully dengan Erris.

"Papa mau tanya kenapa kamu cuekin Bella?" Tanya Rully.

Zefran langsung terbahak. "Papa suruh aku duduk disini cuman buat bahas hal gak penting itu? Basi." Cowo itu bangkit hendak ke kamarnya, tapi lagi lagi tangan Erris menahannya.

"Mama gak pernah ajarin kamu untuk bersikap gak sopan dengan orang tua. Duduk dulu Zefran."

Zefran hanya menghembuskan nafasnya kasar dan duduk ditempat semula.

"Jelasin kenapa kamu cuekin Bella!"

"Zefran risih sama dia Pa!" Balas Zefran dengan suara agak berteriak.

"Risih? Bukannya saat kamu kelas 8 bilang ke Papa kalau kamu menyukai Bella? Lalu kenapa sekarang kamu merasa risih dengannya?"

Zefran menarik nafas dan membuangnya perlahan. "Ya, Zefran akui kalau Zefran pernah suka sama Bella. Tapi itu dulu Pa. Bella itu sekarang berubah jadi cewe yang manja, dan possesive sama Zefran. Padahal Bella itu bukan siapa siapanya Zefran."

"Kalau dia possesive sama kamu, artinya dia sayang dong. Papa gak mau tau ya kamu harus rubah sikap sama Bella."

Zefran menganga. Erris yang melihat wajah Zefran yang memerah menahan marah mencoba menengahi keduanya.

"Mas, tolong jangan paksa Zefran. Dia berhak memilih siapa cewe yang dia sukai. Mas jangan ngekang dia seperti itu. Kita juga harus batalin perjodohan antara Zefran dengan Bella."

My TOMBOYISH Girlfriend [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin