Chapter 21

2.7K 291 50
                                    

Happy reading guys..
.
.
.
.

Autor pov'_'

"Appa kecewa dengan kelakuan mu soojung." Ujar tuan jung.

Krystal tak mampu untuk menunjukan wajah nya. Hanya rasa takut kini yang ia dimpahkan pada lantai juga kaki yang ia pandang.

"Kabur dan bersenang senang di saat jam sekolah? Apa appa pernah pengajarkan hal itu pada mu?!"

"Mainhe appa.. aku tak akan melakukan hal seperti itu lagi"

"Naiklah kekamar. Mulai sekarang tak ada lagi kebebasan untuk mu."

"Tapi appa tak bisa lakukan itu"

"Benar apa bukan kah itu terlalu berlebihan" tambah jessica yang sejak tadi diam mendengarkan.

"Ini rumah appa soojung. Jika kau berani menentang keputusan ku maka pintu rumah ini terbuka untuk mu keluar"

"Dan untuk mu soyeon. Jangan ikut campur. Kau juga tak bisa menjaga adik mu dan malah membiarkan gelandangan itu merusak kehidupan pribadi nya"

Krystal tak lagi berbicara. Ia memilih pergi dari ruang tengah yang mengah itu. Ketakutan nya menjadi nyata. Appa nya semakin membenci amber dan kejadian tadi adalah alasan yang besar untuk nya tak berhubungan lagi.

Dengan tangan yang mememas seprei, air mata krystal jatuh begitu saja. Ia tak kuat menahan nya lagi. Terkurung di rumah bukan kah sangat menyedihkan untuk nya.

Tokk tokk took..

"Soojung ayo kita bicara sebentar"

Krystal masih terisak dengan pelan. Bahkan mendengar suara jessica tak ia hiraukan. Kali ini ia benar benar ingin sendiri.

"Baiklah.. jika kau tak mau bicara sekarang. Unnie akan datang lagi nanti" ujar jessica di akhir karena krystal masih diam.

Dreettr... derrttrr....

Ponsel krystal bergetar. Layar nya berkedip kedip hingga membuat rasa pensaran nya muncul. Dengan pelan ia melirik nama yang tertera di layar.

"Amber.." ucap nya pelan. Begitu juga air mata nya yang ia hapus sebelum mengangkat telfon nya.

"Halo.." ucap krystal terdengar parau.

"Apa kau menangis princes?"

"Tidak."

"Lihatlah satu kata mu saja sudah menjelaskan nya"

"Apa?"

"Kalau kau menangis."

"Ish.. sudah ku katakan aku tak menangis"

"Kali ini tujuh kata"

"Stupid.."

"Wae? Ish.. sudah, ku, katakan, aku tak menangis. Jumlah tujuh kata yang terdengar menyedihkan"

"Jika kau ingin bercanda, itu sama sekali tak lucu"

Amber tertawa karena jawaban krystal. Dia masih saja pemarah meski dirinya mencoba membuat nya sedikit lebih tenang.

"Hidupkan kamera mu."

"Untuk apa?"

"Aku ingin memghabiskan pulsa ku. Jadi hidupkan saja"

Krystal malah menatap tak suka dengan jawaban amber. Ingin sekali krystal mengomeli amber tapi rasa nya terlalu malas entahlah.

"Aku tak mau"

"Aku mengerti"

"Apa?"

"Kau pasti nampak seperti menyihir sekarang ini jadi tak usah hidupkan kamera nya"

The point of the rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang