Chapter 16

2K 245 52
                                    

Happy reading guys..
.
.
.

Autor pov'_'

"Ish kenapa aku selalu kehilangan sepatu" amber menggerutu tengah mencari sepatu nya yang tak kunjung ia dapatkan.

"Yaaak unnie kenapa berisik sekali?" Teriak tia dari luar pintu.

"Sepatu ku.. hilang lagi"

Ceklek..

Tanpa menunggu tia langsung masuk. Pandang nya jatuh pada amber

"Aaaahhhh..."

"Yaa kenapa berteriak huh??"

"Astaga unnie.. kau???. Hhhh... hanya ada lilitan handuk di pinggang mu.. bagaimana jika ia jatuh???" Ucap tia tetapi dengan wajah yang memerah entah ia marah atau merasakan malu dengan apa yang di lihatnya kini.

"Yaak.. kau kesini untuk membantuku kan kenapa malah memarahiku sih. Cepat pegang kursinya agar aku tak jatuh dan jangan coba coba mengintip." Ucapnya sambil terus mencoba mengambil kotak yang ada di atas lemarinya.

"Apa yang aku mau intip darimu unn kau bahakan tak dapat di bilang seorang yeoja atau pun seorang namja." Gerutu tia dengan terus memegangi kursi.

"Hei.. kenapa berbicara seperti itu.. aku kan memang yeoja tetapi lebih tampan dari namja kau tahu itu kan tia??" Ucap orang itu tak terima.

"Tunggu?"

"Boo?" Amber masih mencari sepatu nya.

"Kurasa kita pernah berbicara dalam keadaan yang sama?"

"Pegang saja kursi nya jika tak ingin jatuh seperti awal lagi" tia berpikir sejenak.

Seketika tia mengingat saat mereka jatuh waktu amber tengah mencari sepatu nya. Jadi kali ini tia lebih berhati hati saat amber berada di atas kursi.

"Apa sudah dapat?"

"Sudah. Gomawo" ucap amber membelai rambut tia dengan lembut.

Tia memandang amber. Ia melihat amber selalu saja lembut padanya meski sikap amber yang jail, tapi itulah amber. Selalu menjaga orang yang dia sayang dengan cara nya yang terlihat konyol.

"Aku tetap tak ingin kau menjadi kekasih ku" ucap amber karena tia diam saja.

"Mood ku sedang baik sekarang. Aku tak ingin bertengkar unnie" amber tertawa pelan.

"Jadi bisakah kau keluar? Aku harus menganti pakaian ku atau ka.."

"Arraseo.. tak perlu mengingatkan ku" tia keluar dengan pipi yang sedikit merona. Amber selalu bisa membuatnya salah tingka.

Tak butuh waktu lama ia sidah keluar dengan pakaian rapi.

"Kau akan pergi?" Victoria yang memandang amber turun dari tangga.

"Iya"

"Ayo bareng aku saja" amber mengangguk saja.

Victoria sedikit tertegun melihat amber, dengan jas berwana blue navy, juga celana dengan warna yang senada, dipadu dengan kemeja putih, dasi kupu kupu juga sepatu hitam nya membuat nya nampak sangat tampan.

"Kau sangat tampan hari ini" puji victoria di sela jalan nya.

Rambut amber yang disisir kesamping dengan jam tangan silver masih tetlihat jelas meski kedua tangan nya di masukan kedalam saku celana nya.

Rambut amber yang disisir kesamping dengan jam tangan silver masih tetlihat jelas meski kedua tangan nya di masukan kedalam saku celana nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The point of the rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang