Chapter 3 :"Memulai Pertengkaran"

Începe de la început
                                    

"Rif! Sebenarnya, ada apa sih?!" Roxie bertanya kesal sendiri dengan teman (baru) nya.

Rifa dengan cepat menoleh dan terkejut saat melihat penampakan Roxie yang menunggunya di samping kanan Rifa, "Roxie?! Apa yang kau lakukan disini?!"

"Seharusnya itu pertanyaanku!" Roxie dengan kesal berujar.

"Y-ya maaf ... aku masih memikirkan suatu hal tadi."

"Memangnya, apa yang kau pikirkan sekarang?" tanya Roxie langsung memotong.

"Aku ...."

"Apa terjadi sesuatu dengan Andri?" Tanya Roxie kemudian. Hal itu sudah pastinya sukses membuat Rifa terkejut.

"Ba-bagaimana kau tau---"

"Astaga Rif, semua orang juga sudah tau. Kan bu Leni juga sudah mengumumkan hal itu di depan kelas."

"O-oh, iya."

Betapa bodohnya kau Rifa hingga tidak tau kalau bu Leni sudah mengumumkan hal itu di depan kelas. Yah, sudah pastinya Rifa sangat malu saat ini.

"Jadi, ada masalah apa?" Roxie bertanya lagi yang kali ini benar-benar ingin untuk Rifa jawab sesegera mungkin.

"Itu ... sebenarnya, Andri ingin mengajakku duel setelah ini. Masalahnya hanya karena aku tidak mengungkapkan nama panjangku, makanya dia ingin mengajakku duel." Rifa menjelaskan panjang lebar pada Roxie. Namun reaksi Roxie benar-benar tidak terduga. Roxie sangat terkejut saat mendengar penjelasan Rifa.

"Apa ... kau yakin?"

"Y-ya. Memangnya ada apa?" Rifa bertanya.

Satu menit tidak ada jawaban, dua menit sudah berlalu, bahkan sampai ke sepuluh menit nya pun mereka masih berdiam diri di tempat.

'Memangnya ada apa sih?' Rifa membatin penasaran.

"Em ... Rox---"

Brak!

"OMG!!! KOK BISA RIF?!" Bentak Roxie pada akhirnya sambil menggebrak meja Rifa yang membuat Rifa harus menutup kedua telinganya agar tidak cepat tuli.

"Um ... Roxie ... bisa kau kecilkan volume suaramu itu? Kau hampir saja membuatku tuli," pinta Rifa yang masih menutup kedua telinganya.

"Tidak! Tidak bisa! Ini beneran serius?! Kau serius kan?! Jangan bercanda!"

"Memangnya kapan aku bercanda denganmu? Kita saja baru bertemu hari ini." Rifa kesal dengan Roxie karena tidak segera mempercayainya.

"Oh tidak ... ini gawat! Benar-benar gawat!"

Rifa mengernyitkan dahinya karena bingung dengan tingkah laku temannya, "Memangnya ada apa sih? Apa sampai segawat itu?"

"Gawat lah! Kau tidak dengar apa yang ku katakan?!"

"Ya aku tau kalau kau terus mengatakan kata 'gawat'. Tapi gawat apa yang kau maksud?"

Roxie nampak enggan untuk menjawab saat mendengar pertanyaan Rifa. Dirinya lalu memalingkan wajahnya, berusaha untuk mengalihkan perhatian.

"L-lupakan. Tapi yang pasti, kita harus pulang sekarang. Lihat, ini sudah siang," tunjuk Roxie pada jam dinding yang terpampang di dinding kelas.

Dengan pasrah, Rifa pun mengiyakan ajakan Roxie untuk segera pulang ke rumah. Ia berpikir, bahwa dirinya juga sudah tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.

"Baiklah, ayo kita pulang."

❄❄❄


Sesampainya di gerbang sekolah, Rifa berhenti melangkah secara tiba-tiba yang membuat Roxie seketika bingung dibuatnya.

[ ⏸️ ] Detective FIVITD : Their Magic and MysteryUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum