Rio tersenyum dalam hati begitu melihat Ify yang terdiam. Akhirnya umpannya kena juga.

"Jadi gimana? Mau ikut aku atau tetap disini?" Tanya Rio lagi.

Ify masih menimbang-nimbang. Dia masih enggan untuk ikut bersama Rio karena dia akan berada dalam bahaya kalau bersama laki-laki itu. Namun dia juga tidak ingin tinggal di sana sendirian.

"Gimana? Kalau gak mau aku tinggal nih" ujar Rio begitu melihat Ify yang tak bergeming.

"Iya saya ikut." Ujar Ify yang membuat Rio tersenyum senang. "Tapi awas kalau Anda macam-macam" ancam Ify.

"Tenang aja. Paling gak kita ke hotel dulu sebelum nganter kamu pulang" jawab Rio enteng yang membuat Ify melototkan matanya. Dengan refleks dia menyilangkan tangannya di depan dada.

"Apa?" Kaget Ify.

"Aku cuma becanda kok sayang. Tapi kalau kamu mau ayo aja" ujar Rio seraya mengerlingkan matanya kepada Ify.

"Najis!. Jangan panggil saya sayang segala. Saya bukan sayangnya kamu" sahut Ify lagi.

"Memang bukan tapi akan" ujar Rio enteng.

Rio sesekali melirik Ify yang berada di sampingnya. Perlu perjuangan yang besar sehingga dia bisa mengajak Ify pulang bersamanya seperti ini. Termasuk perdebatan alot mereka.

"Kamu bohongin saya ya? Dasar hidung belang!"

Rio mengernyitkan keningnya heran begitu mendengar Ify kembali memarahi dirinya. Padahal baru beberapa saat yang lalu Ify diam.

"Maksud kamu?" Bingung Rio.

"Anda tadi bilang para sopir taksi lagi demo tapi mana buktinya? Dasar pembohong!" Maki Ify. Dia memukul Rio menggunakan tas tangannya.

"Aww... stop Fy. Nanti kita bisa nabrak" ujar Rio yang hilang konsentrasi nyetir.

"Biarin aja. Biar situ mati terus ke neraka sekalian" sahut Ify berapi-api.

"Kalau aku mati nanti siapa yang bakal nikahin kamu? Aku kan calon suami masa depan kamu"

"Amit-amit!"

******

Ify langsung masuk ke dalam apartemennya meninggalkan Rio yang bahkan masih berada di depan. Dia terlanjur amat sangat kesal kepada Rio karena sudah membohonginya.

"Kenapa coba gue bisa berurusan sama dia lagi?" Rutuk Ify. Betapa tentramnya hidupnya jika saja Rio tidak muncul dan merusak hari-hari indahnya.

Drrt drttt

Ify menoleh begitu merasakan getaran ponselnya. Diapun meraih tasnya untuk melihat ponselnya. Senyum terukir di bibirnya begitu melihat nama Alvin tertera sebagai pengirim pesan.

Udah sampe apart?

Tanpa menunggu lama. Ifypun langsung mengetikkan balasan untuk Alvin.

Udah kok.

Tak lama kemudian ponsel Ify kembali bergetar tanda ada pesan masuk lagi.

God night sweety, have a nice dream. Jangan lupa mimpiin aku. I love you honey

Ify mendengus begitu membaca pesan dari Rio itu. Dia tak berniat membalas pesan tersebut. Lebih baik dia membalas pesan dari Alvin kan?

******

Ify mendumel kesal begitu mendengar bel pintu apartemennya dibunyikan. Dia merutuki siapapun yang pagi-pagi seperti ini sudah mengganggunya. Padahal hari ini dia berniat bermalas-malasan karena hari ini memang hari libur.

When The Jerk Falling in LoveWhere stories live. Discover now