Part 1◽Days

8.5K 424 33
                                    

Pagi yang sangat cerah, secerah hatinya saat ini. Aroma musim semi tercium jelas saat ia membuka jendela kamarnya. Gadis cantik itu tersenyum senang sambil melambaikan tangannya kearah Paman Kim, tukang kebun dirumahnya.

Ah. Ia jadi ingat saat melihat bunga-bunga itu membuatnya ingin sekali mengunjungi koleksi tanamannya dirumah kaca disamping halaman.

Gadis itu berlari senang, keluar dari kamarnya yang berada dilantai dua.

"Pagi nona." Ucap para pelayan yang sedang membersihkan seisi rumahnya yang terbilang sangat besar ini. Nara tersenyum lebar lalu mulai menyapa satu per satu pelayannya. Bagi Nara mereka semua adalah temannya. Nara sangat menghormati para pekerja disini, baginya jika tak ada mereka pasti ia akan sangat kesepian dirumah yang sangat besar ini. Yah. Ia selalu merasa kesepian karena orangtuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Bahkan sangat jarang untuk pulang kerumah.

"Paman Kim! Mau ikut aku kerumah kaca?" Teriak Nara dari kejauhan saat melihat Pak Kim masih saja memotong beberapa tanaman bongsai yang ia miliki.

"Maaf nona, kurasa aku tak bisa. Kau lihat sendiri pekerjaanku masih banyak." Nara mendengus karena Pak Kim tak bisa menemaninya. Meski begitu ia tetap melangkahkan kakinya kerumah kaca tersebut.

"Hai anak-anakku!" Ujar Nara bahagia, ia menyambut semua koleksi tanamannya dengan raut wajah ceria. Pasalnya ia sangat menyukai bunga. Baginya bunga itu harum, cantik dan menenangkan hati. Membuatnya selalu merasa bahagia.

Ada berbagai macam tanaman yang telah ia rawat selama ini. Ia tak sangka jika tanaman yang ia rawat sudah mulai berbunga dengan indahnya.

"Mari kita abadikan kenangan ini." Gadis itu merogoh sakunya lalu mengarahkan ponselnya untuk memotret dirinya sendiri.

"Wah, ini foto yang sangat bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, ini foto yang sangat bagus. Aku akan mencetaknya nanti." Nara tersenyum senang saat melihat hasil jepretannya.

Ting...

Satu pesan ia terima dan beberapa pesan lainnya juga tapi semuanya dari orang yang sama. Sungguh menyebalkan!

'Nara, apa kau masuk hari ini? Jika iya aku akan menjemputmu.'

'Nara, apa kau membaca pesanku?'

'Tidak ada jawaban berarti kau setuju untukku jemput.'

'Tunggu aku, 10 menit lagi aku akan sampai kerumahmu.'

Ia memutar bola matanya malas. Lagi-lagi pria itu mencoba mendekatinya. Ah. Mengesalkan. Padahal sudah jelas-jelas ia tak menyukainya. Memang ia akui jika pria itu tampan tapi asal kalian tau saja. Ia sangat terkenal dengan sisi playboynya. Dia Jungkok. Pria yang katanya memiliki sejuta pesona hanya karena wajahnya. Wanita pasti akan berteriak histeris saat pria tampan itu melambaikan tangan dan tersenyum kearah mereka.

Dengan cepat Nara memasukkan kembali ponsel kesakunya lalu mulai meninggalkan tempatnya saat ini karena ia harus kuliah. Hari ini ada mata kuliah ilmu hukum. Ia tak boleh terlambat. Ia harus cepat jika tidak pasti dosen killer itu akan menghukumnya dengan buku-buku tebal yang harus ia hafal. Astaga, memikirkannya saja membuat kepalanya berdeyut pusing karena buku itu adalah buku hukum. Dimana ia harus menghafal pasal-pasal tanpa salah sedikitpun.

Wedding Dress•Kyuhyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang