*Bagian 12

1.8K 135 59
                                    

Comforta menjadi begitu Ramai dan ricuh ya bagaimana tidak. Jika bossnya terlihat menggendong wanita lain di depan tunangannya sendiri. Banyak orang berspekulasi tentang kejadian itu yang pada akhirnya semua spekulasi itu berujung bahwa Raya tetap yang salah.
Gossip dari mulai Raya yang merebut kekasih orang,atau Raya yang di campakan terus menyebar ke seluruh hotel bagai Bola salju yang bergulir. Semakin lama semakin besar.

"Udah denger kan?"

"Udah. Parah banget ya. Katanya ceweknya sampe di dorong dan di jambak gitu sama Bu Raya"

"Panteslah kalau dia di tinggalin. Siapa juga cowok yang mau dan tahan sama monster seperti dia."

Sedangkan di dalam ruangannya. Raya hanya duduk diam dengan tatapan marah entah pada siapa. Tangannya tak berhenti mencetak-cetekan pulpenya. Semakin Ia merasa kesal semakin cepat Ia melakukan itu. Pikirannya menerawang jauh mengingat hal-hal yang sungguh sangat tak ingin Ia ingat. Satu dua kalimat mulai bermunculan di kepalanya.

"Kak,Bilang lu bohong kan sama gua. Lu ngga mungkin ngelakuin ini sama gua"

"Raya! Putri adik lu,putri sahabat lu gimana bisa lu lakuin itu"

"Kak Raya, kenapa kakak tega kaya gini kak? Kita itu sahabatan kak"

"Kak bilang sama kita kak. Tolong bilang yang sebenarnya. Kakak ngga mungkin kaya gitu kan kak?"

"Bagaimana bisa selama ini kita hidup dengan seorang yang penkhianat? Apa persahabatan ini tidak ada artinya sedikit pun untuk kakak?"

Tatapan Raya berubah tak jelas apa yang sedang Ia rasakan saat ini mengingat satu persatu kalimat yang terus membayang di kepalanya. Tangannya mempercepat gerakan menekan-nekan tuas pulpennya. Seakan-akan tiap bunyi cetek yang di keluarkan membuatnya tetap berada di dunianya.

"Putri sayang sama kakak..sangat."

"Happy Valentine days ayaa ku, putri loving you so"

"Aya jangan sakit.. nanti kalau aya sakit putri sama siapa"

"You are my role model. Your the best sister in the world"

"Kak, kita sampai kapan ya bisa terus sahabatan. Kakak,aku,Tia,Vela dan Tania. Kita akan terus sama-sama kan?"

Raya menghentikan gerakan tangannya tepat di saat. Aldi masuk dengan begitu marahnya di susul Amora yang terlihat mengejar Aldi untuk tak masuk seperti itu.

Raya menatap kedua orang itu entah dengan tatapan seperti apa. Seakan Ia ingin meminta tolong sesuatu pada keduanya. Pada siapapun. Namun tatapanya berubah ketika Ia mendengar Aldi membentaknya.

"Aku benar-benar menyaksikan bagaimana kamu menjadi monster. Kamu benar-benar begitu menjijikan dan menyeramkan" Maki Aldi

Raya menghela napasnya perlahan lalu menatap pria tampan itu dengan wajah datarnya. Wajah dimana Ia mulai bisa mengendalikan dirinya. Ia menatap Amora yang masih ada disana.

"Maaf bu saya sudah minta pak Aldi untuk tidak masuk seperti ini" ucap Amora

"Keluarlah" ucap Raya tenang namun tetap dingin. Amora pun dengan cepat keluar dari ruangan Raya.

Aldi menatap Raya tak percaya. Karna akhirnya Ia menyaksikan langsung bagaimana wanita cantik itu berubah begitu menyeramkan.

"Kamu tau apa yang paling menjijikan dari mu? Bukan sikap menurut dan menjilat mu. Tapi sikap menindas mu yang hanya berani menindas orang-orang yang tidak berdaya!" Maki Aldi

Raya masih terdiam tak mengatakan apapun. Ia hanya masih ingin mendengar makian Aldi tentang dirinya.

"Bagaimana bisa kamu melakukan itu Raya? Bukankah kamu masih seorang manusia? Mereka sahabat mu!" Maki Aldi lagi.

KELABU (Pre order) Where stories live. Discover now