*Bagian 2

2.6K 166 12
                                    

Hujan sepertinya masih enggan meninggalkan sang ibu kota dapat di lihat bagaimana hujan datang dan berhenti sebentar lalu datang lagi sejak subuh tadi hingga kini jam sudah menunjukan pukul 22.30, meski tak sederas tadi pagi namun gerimis mampu menimbulkan rasa sendu dan mungkin rindu yang entah dari mana datangnya, gerimis selalu di kaitkan dengan suasana kerinduan yang dalam entah dari mana awalnya hanya saja bagi sebagian orang gerimis adalah alat pengundang rindu. Namun mungkin saja itu tak berlaku untuk Raya. Raya si raja dari raja Iblis itu masih sibuk di atas treadmilnya meskipun peluh sudah membanjiri tubuhnya, baginya terik atau pun hujan, cerah ataupun mendung hanya sekedar cuaca Ia tak mengerti mengapa banyak sekali orang yang menjadi melow hanya dengan melihat gerimis. Bukannya berhenti Raya justru menambah kecepatannya. Wajahnya memandang kaku pada pantulan tubuhnya dari kaca gedung Gym yang berada di apartementnya.

“ah” terdengar jeritan seseorang tak terlalu keras namun cukup terdengar oleh Raya karna tentu saja di Gym sudah sepi mungkin hanya ada 3-4 orang di sana.

Raya menoleh ke arah sumber suara tersebut. Ada seseorang pria yang memegangi kakinya yang sepertinya tertiban alat angkat beban. Raya kembali fokus pada treadmilnya tak ada sedikitpun niat untuk membantu orang tersebut ya karna tentunya bagi Raya itu hanya akan membuang waktunya saja.

“hai, you someone in treadmil can you help me?” ucap pria yang kesakitan. Raya mencoba mengabaikan panggilan pria tersebut,namun pria tersebut mengulangi panggilannya yang terpaksa membuat Raya berhenti dengan kesal ia berjalan malas menuju pria itu.

“kaki ku berdarah. whould you help me to take something for this?” ucap si pria.
Raya melihat pria tersebut yang ternyata pria tampan mengesalkan dari kamar 1002 tadi pagi.

“hah, ternyata dunia sempit sekali ya.” Ucap Raya sinis

“can you help me?” ucap Aldi

“bukan urusan saya” ucap Raya dan melenggang pergi

“hei!” panggil Aldi kesal namun di abaikan oleh Raya.

Raya meninggalkan Aldi tanpa merasa bersalah sedikit pun ya tentunya karna itu memang bukan salahnya, dan menurutnya Aldi tidak akan mati hanya karna luka di kakinya itu.
***
Raya sudah terlihat segar setelah mandi. Ia pun sudah menggunakan pakaian tidurnya. Namun bukannya beristirahat Raya justru membuka Laptopnya. Ia mengecek beberapa laporan di sana dan mengambil buku catatannya. Mencoret-coret beberapa design acara baru yang akan di pakainya.
Sudah pukul setengah 2 malam namun Raya tak kunjung mengistirahatkan dirinya padahal esok pagi dia sudah harus kembali bekerja. Ponselnya terus berdering sejak pukul 00.00 tadi. Raya mengabaikan ponselnya yang terus berdering meskipun sesekali berhenti dapat di lihat dari layar ponsel  penyebab bunyinya ponsel tersebut Ialah peringatan ulang tahun namun tak tertulis siapa yang ulang tahun di sana. Jelas Bukan Raya karna 2 bulan lalu Raya berusia 27 tahun. Hal itu terus berlangsung hingga waktu menunjukan hampir pukul empat pagi. Raya mematikan laptop dan juga Ponselnya. Ia menghubungkan kabel charger pada ponselnya,menyimpan laptop dan Ia sendiri menidurkan dirinya. Di tariknya bed cover coklat itu hingga menutupi dirinya hingga sebatas pinggang. Raya belum tidur Ia masih memandang hampa pada ruangan tersebut kurang lebih 5 kali Raya menarik napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya Raya mematikan lampu tidurnya yang menjadi satu-satunya penerangan di sana. Ia pun memejamkan matanya dan terlelap. Ya,bagaimanapun Raya dia tetap seorang manusia yang membutuhkan istirahat. Keningnya sesekali berkerut entah apa yang terjadi dalam tidurnya mungkin saat ini Ia sedang bermimpi buruk.
****
Minggu pagi yang cerah,hari ini Ibu kota cukup berdamai dengan penduduknya tidak ada panas terik seperti biasanya dan tak ada juga hujan sendu yang mengguyur seperti kemarin,cuaca yang cerah,angin sepoi-sepoi langit yang berawan rasanya jarang sekali di temukan di jakarta. Raya berada di sebuah cafe bersama beberapa kliennya, mereka sedang membahas untuk menjadikan hotel tempat Raya bekerja sebagai penginapan untuk tamu mereka dari Saudi Arabia, Raya terlihat sangat memperhatikan dan mencatat semua keinginan kliennya tersebut ya tentu saja dengan sosok Raya yang ramah dan banyak senyum, siapa yang tau bahwa wanita yang sedang bercanda gurau itu adalah malaikat pencabut nyawa bagi para staff di kantornya.

KELABU (Pre order) Where stories live. Discover now