"Tuh liat, cewek yang di pojok." ujar Arsyi sambil menunjuk cewek tersebut.
"Lah, urusanya sama gue apa? Haa?" Jawab Jeje masih tidak acuh dengan cewek tersebut.
"Bego lo, masak nggak ingat? Itu kan cewek yang kemaren pulang bareng Kak Ghazi," ucap Arsyi yang mampu membuat Jeje ternganga.
Jeje kembali menolehkan kepalanya ke arah cewek itu lagi.
"Oh iya. Duh, kok gue bisa lupa sih," jawab Jeje baru menyadari."Samperin, terus labrak kuy," ucap Arsyi sambil tersenyum smirk.
"Kuy lah!" jawab Jeje, sambil berdiri dari duduknya.
♥♥♥
Ingatkah semua kata yang kau ucap dulu
Kau berjanji untuk setia
Kini ku tanya kemana janji itu kau buang
Pernah sakit tapi tak pernah sesakit ini
Karna pernah cinta tapi tak pernah sedalam ini
Aku ingin semua cinta mu hanya untuk ku
Memang ku tak rela kau bagi untuk hati yang lain
🎼🎼🎼
Alunan lagu itu terus diputar berulang kali oleh Nafa, seolah telinganya baru kali itu mendengarnya. Ia tak sedikitpun merasa bosan akan lagu tersebut. Bahkan sesekali ia juga ikut melantunkan lirik lagu itu.
Lirik lagu tersebut seolah memiliki makna tersendiri bagi Nafa, ia merasa syairnya sangat pas dengan keadaan hatinya saat ini.
Tok..tok..tok..
Suara pintu tetketukpun terdengar. Dan alunan lagu di handfone Nafa pun terhenti.
"Aku masuk ya,"
"Loh, itu kayak suaranya kak Ghazi. Ngapain lagi sih dia ke sini?" batin Nafa berujar. Ia langsung memalingkan wajahnya dari pintu masuk kamar rumah sakit, sehingga ia tidak melihat siapa yang masuk.
"Ngapain lagi lo balik ke sini? Apa karena cewek itu lagi? Udah deh kak, ngg.."
"Hei Nafa, kamu ngomong apaan sih, ini mama!" ucapan Nafa seketika terhenti mendengar ucapan mamanya.
"Loh, kok mama?" Jawab Nafa bingung.
"Emang kamu kira yang datang siapa? Terus kenapa tadi, kok marah-marah? Ada apa?" tanya mama Nafa panjang lebar.
"Eh.. mm.. ng..nggak kok ma. Nggak ada," jawab Nafa gugup dengan pertanyaa dari mamanya.
"Ya udah. Oh iya, kata dokter, besok kamu udah boleh pulang, tapi belum boleh sekolah. Kamu nggak boleh kecapean sama banyak pikiran." terang mama Nafa panjang, namun mampu membuat Nafa tersenyum riang.
"Loh kok belum boleh sekolah, kondisi Nafa udah membaik kok ma," ucap Nafa, berharap diizinkan sekolah oleh mamanya.
"Belum bisa Fa. Oh iya, kemarin mama liat si Ghazi datang jenguk kamu kan? Kok cuma sebentar?" pertanyaan dari mamanya membuat Nafa terdiam. Membayangkan kalimat apa yang akan dijawabnya setelah ini.
"E.. e.. iya ma, kemarin dia buru-buru, jadi nggak bisa lama-lama. Mama emangnya liat di mana? Terus dia ke sini sendirian?" Jawab Nafa yang awalnya gugup, ia memilih untuk berbohong pada mamanya tentang hubungannya dengan Ghazi.
"Mama liat sih dia datang sama cewek, tapi mama nggak kenal siapa, kayaknya seumuran kamu, mungkin adiknya!" Mama Nafa menjawab pertanyaan Nafa dengan yakin.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
HESITATION
Genç KurguSekeping rasa itu yang mendorong hatinya untuk tetap menanti, meski sebenarnya ia tau, penantiannya akan tiada berarti. Hal itu juga yang membuatnya untuk tetap berjuang, meski ia tau, ia hanya berjuang sendirian. Dan ketika kata lelah menghampiri...
Part 3
En başından başla