BAB 3 - Meet Sailendra Arhab Abbasy

94.2K 7.9K 122
                                    

Vote dulu, lalu baca.
Baca dulu, lalu komentar.

***

"Heh, Micin, kenapa masih duduk disini?" tanya Keisya kepada Sasha yang tengah duduk santai di area parkir motor gedung kampusnya.

Sasha yang tengah mengupdate instagram-nya mendelik sebal karena di panggil 'Micin' yang di lontarkan sahabat nya ini. Hell, namanya itu Sasha pakai huruf 'H' bukan Sasa apalagi Ajinomoto.

"Heh, Siti nama gue Sasha bukan micin" jawab Sasha.

Keisya mendengus kasar.

Saat ini mereka berdua tengah duduk di kursi melingkar yang ada dibawah pohon rindang di sekitar parkir motor, berdua saja. Ketiga teman nya yang lain masih belum menampakan eksistensi dengan kerutan nelangsanya—khas mahasiswa semester akhir, yang keseringan kencan bareng laptop.

"Whatever, bodoamat mau nama lo Sasha, Sasa, Ajinomoto, Royco, bodo amat gue ngga peduli. Sama-sama hamba micin juga." Jawab Keisya tak kalah semangat. "Gue nanya oneng, lo kenapa masih disini? Katanya hari ini kudu ketemu Pak Sailendra kan di Zona D? Kelas apa emang nya dia?"

Seperti yang dikatan Prof. Sofendi 2 hari yang lalu, hari ini Sasha memang akan menemui dosen pembimbing 2 nya yang baru.

Sebelum menjawab, Sasha memasukan kembali handphone nya kedalan tas, setelah update rutin di instagram dan mengabari Ibunya mengenai kegiatan yang akan ia lakukan hari ini.

Lalu, Sasha mengeluarkan susu ultramilk coklat berukuran besar dan meminumnya sedikit.

"Hooh, mau ketemu sama Pak Sailendra yang katanya dulu juga dibimbing sama Prof. Sofendi." Sasha menerawang, bagaimana bentukan dosen pembimbing nya ini, namanya saja susah sekali untuk di lafalkan, jangan-jangan sebelas dua-belas dengan Prof. Sofendi, tamatlah ia.

Sasha menelan saliva nya berat.

"Siti, lo tau ngga orang nya yang mana? Astaga ini dosen baru apa gimana sih, kenapa gue coba-coba inget dosen yang pernah ngajar kita kayaknya ngga ada yang namanya Pak Sailendra, ya?" Sasha menjeda rentetan pertanyaan nya untuk menghela nafas sebentar.

"Terus itu nama susah banget di sebut, Sai-len-dra, belibet lidah gue. Ini gue ntar manggilnya apa, Pak Sai, Pak ndra atau apaan ya. Ribet amat sih mau skripsiian doang." Sasha kembali mengembuskan nafas kasar. Kebiasaan buruk.

Keisya memutar bola matanya sembari menghela nafasnya

"Ini beneran Micin, sih. Manggilnya Bapak Lendra, ogeb. Pak Sai mata Lo sepuluh, dikira lagi belanja online kali ya, 'sai yang ini masih ngga?' "

"Keseringan kabur dari kampus sih, sampe dosen famous lo ngga tau."

Melirik sekilas ke arah Sasha yang masih menerawang dengan mulut yang masih sibuk meminum ultramilknya, Keisya kembali melanjutkan kalimatnya.

"Doi ngga pernah dapet ngajar dikelas kita, baru 2tahunan juga kalo ngga salah gabung disini. Udah lama kan? Masa iya Lo ngga tau mukanya? Parah sih kalo sampe ngga tau." Tungkas Keisya berapi-api, karena cukup terkejut sahabat nya satu ini tidak tau dosen dengan kadar ketampanan diatas 85% itu.

Wajar saja Sasha tidak tahu dosen yang tidak pernah mengajarnya, toh Sasha memang tipe mahasiswa yang tidak update urusan kampusnya, kecuali dari group kelasnya yang meng-update info terbaru di kampus.

Tapi, yang benar saja Sasha? Kamu itu masih mahasiswi yang cukup dikenal, harusnya peduli dengan kehidupan kampus. Ini tuh Pak Lendra loh yo, dosen idola kampus, mulai dari mahasiswa, dosen wanita yang masih single, office girl, sampai teteh kantin juga turut mengidolakan dosen satu ini. Ckck, terlalu!

SKRIPSWEET ✔ | SEGERA TERBIT CETAKWhere stories live. Discover now