BAB 1 - Ganti Judul

127K 10.6K 339
                                    

Vote dulu, lalu baca.
Baca dulu, lalu komentar.

***

"Judul saudara bisa diganti lagi, kan?" Tanya Prof. Sofendi kepada Sasha yang menjadi mahasiswa bimbingannya. "Saudara pakai judul ini," dosennya menambahkan sembari memperlihatkan judul baru yang harus dikerjakan oleh Sasha untuk skripsinya.

Buat yang belum tahu apa itu skripsi, biar Sasha jelaskan sedikit. Sedikit saja, lebih nya biar kalian nikmati saat waktunya tiba. Dari semua penjelasan dan paparan yang disampaikan orang di sekeliling Sasha selama ini, ia menyimpulkan kalau skripsi itu adalah karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan dan studi kepustakan sesuai dengan jurusan yang kita ambil.

So, intinya skripsi itu merupakan persyaratan terakhir kita sebagai seorang mahasiswa untuk mencapai Gelar S-1 sesuai bidang keahlian. Seperti Sasha yang tengah berjuang mencapai gelar S.E nya.

Sasha nampak terkejut mendengarkan keinginan dari dosen pembimbing satunya itu. Sembari membetulkan tempat duduknya Sasha menyampaikan keberatannya "Hm, maaf Prof, judul saya yang ini bukannya sudah Prof dan Ibu Vina ACC. Saya sudah jalan BAB III, sesuai dengan arahan yang Prof berikan."

Yang benar saja, sudah tiga kali usul judul, mencocokan kemauan pembimbing satu dan pembimbing 2. Sudah selesai sampai BAB III, tinggal revisi sedikit-sedikit, dan kalau di ACC bisa ikut seminar proposal. Malah harus membuat ulang semuanya, mencari materi baru, buku dan referensi baru. Keterlaluan.

"Iya, betul sekali. Tapi, setelah sampai di sini dan saya baca lagi apa yang saudara buat ini, sudah banyak yang melakukan penelitian dengan judul ini. lagi pula, saudara masih punya banyak waktu untuk membuat ulang untuk judul yang saya berikan ini. Toh, belum terlampau jauh untuk mengubah judul saudara." Prof. Sofendi menjelaskan dengan gaya yang mendominasi, pantas kalau senior Sasha dulu yang dibimbing oleh Prof. Sofendi sering kali telat menyelesaikan Skripsinya.

Sasha yang masih kekeh ingin mempertahankan apa yang sudah di buatnya pun mencoba peruntungan untuk beragumen sekali lagi. "Ibu Vina sudah setuju kalau saya garap Skripsi saya dengan judul ini, Prof, sesuai dengan saran dari Profesor dan Ibu Vina bulan lalu, saya ada catatan di kartu bimbingan skripsi saya jika Prof dan Ibu Vina sudah menyetujui dengan judul yang saya ajukan." Sasha memperlihatkan kartu bimbingan skripsi sebesar kertas A4 yang di dalamnya terdapat catatan yang disampaikan tiap kali Sasha bimbingan Skripsi.

"Selain itu, bagaimana jika nanti Ibu Vina tidak setuju kalau saya mengganti judul kembali, Prof?" tanya Sasha yang dengan sesopan mungkin.

Prof. Sofendi menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menyandarkan tubuh bugarnya di sofa yang ia duduki dan kembali menyanggah argumen Sasha. "Masalah Ibu Vina saudara jangan khawatir, beliau sudah menyetujui judul baru yang akan saudara garap ini. Lagi pula, Ibu Vina minggu depan sudah ambil cuti melahirkan dan tidak bisa membimbing Skripsi saudara."

"Judul baru yang saya kasih juga tidak melenceng jauh dari mata kuliah peminatan yang sudah saudara ambil. Saya tidak mungkin memberi judul sebelum saya liat KRS dan KHS saudara terlebih dahulu, and well nilai saudara cukup stabil sehingga saya berani memberi saudara judul ini."

Apakah ini bentuk lain pujian yang didapat Sasha dari dosennya ini? haruskah Sasha senang karena pujian tidak langsung ini?

Ah, fyi, mata kuliah peminatan itu ialah bidang yang diminati mahasiswa untuk diperdalam dan digunakan untuk menulis tugas akhir. Di Departmen yang Sasha tempuh, yakni Akutansi, ada 8 SKS (3 matakuliah) dan sudah mulai diambil dari Sasha semester 6.

"Dan lagi, saya sudah mengajukan ke bagian jurusan masalah penggantian dosen pembimbing dua saudara, special untuk saudara saya sampai request. Dia dulu juga mahasiswa saya, dan judul nya pun dulu juga saya yang kasih, buktinya dia bisa kerjakan." Lanjut dosen paruh baya itu bersemangat memaparkan semua argumen yang ia punya.

Sasha yang nampak terkejut mendengar apa yang disampaikan dosennya nya pun hanya bisa tersedak air liur nya sendiri. Sudah tidak tahu apa yang harus dia katakan untuk mencoba mempertahankan hasil kerjanya ini. Merasa kesal namun tak bisa tersampaikan dengan benar.

"Prof, sebetulnya dari judul yang sudah saya kerjakan ini salahnya dimana? Apakah tidak bisa saya lanjutkan dengan judul yang sudah ada saja?"

"Saudara menolak?" Tanya Prof .Sofendi dengan tenang namun terdengar jelas ketidak sukaan untuk argumen yang Sasha sampaikan.

"Maaf, prof, saya bukan bermaksud seperti itu. Tapi, judul yang baru yang Prof berikan ini memerlukan banyak sekali data reserch dan buku referensi yang sulit di cari."

"Saudara ini bagaimana, ketimbang cari buku saja jadi permasalahan! Saya sengaja request pembimbing dua saudara juga dengan maksud untuk membantu saudara."

"Tapi, Prof sa-"

Belum selesai Sasha menyelesaikan kalimatnya, dosen nya itu telah menyela nya. "Cukup jawab, saudara bersedia atau tidak? Kalau bersedia segera garap judul baru ini dan temui Sailendra, dia pembimbing dua saudara. Kalau saudara tidak bersedia, silahkan selesaikan sendiri skripsi ini tanpa bimbingan saya."

HAHA yang benar saja, menyelesaikan skripsi tanpa bimbingan dosbing? Sudah dibimbing dengan sebaik mungkin pun masih banyak kesalahan, apa lagi tanpa pembelaan saat ujian, bisa mati berdiri Sasha.

Apakah sesulit ini mendapat gelar sarjana? Kenapa tidak ada kehidupan perkuliahan semacam FTV dihidup Sasha.

Sasha menghembuskan nafas beratnya dengan perlahan, ini bukan pilihan tapi keputusan yang berselimut kalimat pilihan. Sasha hanya perlu mengiyakan permintaan Prof.Sofendi, dan mari keluar dari ruangan yang terasa pengap kehabisan oksigen ini.

"Deal? Siap ganti judul?"

Dengan anggukan kecil Sasha, ia menerima kenyataan bahwa apa yang sudah diupayakan dengan judul nya sia-sia. "Oke, Prof."

"Oke! Bagus, minggu depan kamu kembali menghadap saya bawa BAB I untuk judul baru ini." tanpa tendeng aling-aling, belum ada lima menit ganti judul, buku pendukung belum ada, referensi penelitian sebelumnya belum ada sudah diminta BAB I. Rasanya Sasha ingin menangis saja.

"Ah, saudara tentu ingat saya lebih suka data yang saudara dapatkan langsung daripada bersumber dari internet bukan?" tanya nya mengingatkan.

Sasha menganggukan kecil kepalanya tanda ia ingat kemauan dosennya itu. Dosen nya yang melihat itu hanya menyungkingkan senyum tipisnya, tipis sekali.

"Oh ya, lusa temui Sailendra di Zona D, Departmen Manajemen dia ada jadwal ngajar disana, nanti saya beri tahu dia kalau saudara akan menemuinya. Sekarang silahkan keluar dari ruangan saya."

WAW! Sasha diusir.

•°•°•°•°•°•°

Pemanasan dulu, ya hihi.

Ada yang lagi nyusun skripsi disini? Semangat, geng! Haha

Atau

Ada yang dapet pembimbing modelan gini?
Ini kudu extra sabar, sih. Karena nyatanya emang betulan ada yang gini. Huhu

Enjoy, ya disini.

Palembang, 14 Februari 2018

Much Love,

B a b y o u 1 0❤

SKRIPSWEET ✔ | SEGERA TERBIT CETAKWhere stories live. Discover now