twenty two

49 5 0
                                    


Emily POV.

"Shawn?" Aku memanggilnya dengan pelan.

"Ah, Emily" ia berusaha untuk bangun dan duduk dengan benar.

"Shawn nampaknya kau sangat kelelahan, uhm apa kau ingin ku buatkan sesuatu?"

"Tidak, tidak usah Em. Kau pulang saja. Kau pasti kewalahan kan seharian menjaga Skylar."

"Ah tidak. Kau tunggu saja disini ya." Aku bergegas ke dapur untuk membuatkannya teh hangat dan cream soup.

"Shawn, ini makanlah." Aku menyajikannya diatas meja.

"Thank you, Em."

"Baiklah aku akan pulang."

"Em, hati-hati."

"Yup!"

..

Keesokan harinya sepulang bekerja dari Sandy's, aku kembali bekerja ditempat Shawn.

Hari ini Skylar akan pergi ke sekolah, aku bersama Shawn mengantarnya ke sekolah bersama.

"Bu, mohon bantuannya selama anak saya bersekolah disini." Ucap Shawn kepada gurunya Skylar.

"Baiklah saya akan memastikan anak ibu dan bapak bersekolah dengan baik disini." Jawab guru Skylar yang membuat situasi seketika menjadi awkward.

"Uhm.. maaf saya bukan ibunya Skylar bu, saya hanya pengasuhnya." Jawabku and it's weird.

"Oh...hahaha maaf ya. Saya kira anda ibunya."

Shawn hanya tersenyum.

Heh. Ada-ada saja. Ucapku dalam hati. Wk.

..

"Terima kasih, Em. Kamu sudah mau ikut mengantar Skylar di hari pertamanya sekolah."

"Iya aku juga senang melihat Skylar yang akan punya banyak teman disini."

"Baiklah, ini." Shawn memberiku kunci mobil.

"Kau akan memakai mobil yang ada dirumah, jadi kau bisa menjemput Skylar jikalau aku tak bisa menjemputnya nanti."

Aku mengangguk.

"Sip, sekarang ayo kita pulang."

Shawn mengantarku pulang ke rumahnya dan kemudian ia kembali bekerja. Aku hanya akan membersihkan rumah saat Skylar sedang bersekolah.

Aku mengambil baju kotor Skylar dikamarnya dan setelah itu aku masuk ke dalam kamarnya Shawn untuk mengambil baju kotornya juga.

Hmmhhh dengan menarik nafas panjang aku masuk ke dalam kamarnya. Didalam kamarnya sama seperti apa yang ku bayangkan. Disini aku banyak menemukan gitar dan ada juga sebuah piano. Hmmh dia pekerja keras sekali ya. Diatas tempat tidurnya ku lihat banyak kertas-kertas berserakan yang isinya adalah semacam lirik-lirik lagu yang ditulis dan kemudian dicoret lagi dan lain-lainnya.

Selesai aku membersihkan kamarnya dan juga mencuci baju, aku beristirahat di ruang tengah sembari menunggu jam pulangnya Skylar.

...

Begitu seterusnya tak terasa sudah dua minggu aku bekerja dengan Shawn sebagai pengasuh Skylar. Hubunganku dengan Skylar sudah semakin dekat. Bahkan ia sering tertidur didalam pelukanku saat aku membacakannya cerita.

But hubunganku dengan Shawn entah kenapa terasa sangat jauh. Aku tak tahu harus ku jabarkan dalam bentuk apa perasaanku kepadanya. Aku tak pernah jatuh cinta sebelumnya kepada seorang laki-laki. Yang ku tahu hanya bekerja dan mencari uang. Aku merasa sedikit sedih entah karena sebab apa. Hubungan kami tak seperti saat dulu saat-saat pertama ku bertemu dan berteman dengannya. Sekarang terasa sedikit rumit.

SOULWhere stories live. Discover now