Eleven

156 11 1
                                    

Shailene POV.

"Yeay! New home!" Aku berteriak girang ditengah-tengah rumahku.

Shawn tertawa melihat tingkahku. Ia kembali membantuku untuk menaruh beberapa barang-barangku. Dengan memasukkan beberapa box kecil ke dalam lemari, ia berkata
"Hey, Brave girl! Gak ada salahnya nih merayakan rumah baru kamu"

"Ah iya! Bener banget. Good idea! Gimana kalau malam ini kita undang semua team kamu, umm and your bestfriend too?"

"Ok. If you don't mind I will invite my bestfriend too."

"Chill, Shawn. Aku sudah tau mereka saat berada didalam tubuhmu. Haha"

"Yah, sungguh gila ingat itu semua. Hahaha"

..

Malamnya..

"Wow, Shailene you have a good house." Ucap Andrew dengan segelas beer ditangannya.

"Yeah! Thankyou, Andrew." Jawabku tersenyum.

Aku mulai kebingungan, aku tak melihat Shawn setelah ia mengambilkan aku segelas wine setengah jam yang lalu.

Aku mencarinya dan aku bertemu dengan Brian dan Matt. Karena ini pertama kalinya seorang Shailene bertemu dengan sahabatnya Shawn, jadi agak sedikit canggung gitu.

"Oh hi, Brian and Matt right?"

"Yup, so you must be Shailene right?" Jawab Matt. Brian hanya mengangguk saja.

"Yeah, haha. Ku harap kalian menikmati perayaan kecil-kecilan ini."

"Wow. Yea, tentu saja. Kami sangat menikmatinya." Jawab Brian.

"Ah untunglah. Hm aku kesana dulu ya"

"Ah, sure" jawab mereka berdua.

Aku berjalan ke arah sofa dekat dapurku. Belum sampai kesana, aku melihat Shawn dengan seorang perempuan cantik.

"Uhm.. Jadi, jadi daritadi Shawn bersama perempuan itu. Pantas saja aku tak melihatnya sama sekali" Perasaan gaje muncul. Kok gue kesal ya ngeliatnya.

Tanpa sengaja mata Shawn mendarat ke arahku. Shawn berdiri dan menyapaku.

Mau ga mau aku mendekati mereka berdua dan Shawn memperkenalkan perempuan itu.

"Shailene, kenalkan ini Lauren dan Lauren kenalkan ini Shailene."

"Ah hai, Shailene. Nice to meet you." Sapanya dengan senyumnya.

Ah shit jadi ini yang namanya Lauren. Aku tau ni cewek, kalau ngga salah mantannya Shawn kan ya. Ugh she is so gorgeous. Omg. Aku mah apa atuh. Butiran debu doang.

"Ahh hi Lauren, nice to meet you too." Balasku dengan senyumku yang manis ini.

"Umm.. I'm sorry, I have to go upstairs now, talk to you again Laur and I hope you both enjoy this lil party" ucapku seraya memegang tangan Lauren dan berlalu pergi.

Dalam langkahku ke atas tangga, ugh begitu anehnya perasaan yang ku rasakan ini.

The way Shawn look into Lauren's eyes. Aku pikir ia masih menyukai Lauren. Ya, siapa yang tak suka. Dia begitu cantik dan hot. Akhhh aku tak menyangka Shawn mengundang Lauren. Ku pikir ia hanya mengundang sahabatnya saja seperti Brian, Matt dan Ian. Tapi nyatanya arrkkgghhh!

Ruangan diatas tangga adalah ruangan santaiku dan ada kamarku. Disini hanya ada aku seorang. Aku meneguk lebih dari empat gelas wine. Wow. Aku tak pernah meminum sebanyak ini. Andai mom or dad tau aku pasti udah dibikin jadi ikan kering.

Aku hanya bisa melamun memikirkan hal-hal ajaib yang telah aku alami. Sungguh diluar akal sehat.

Tak berapa lama aku merasa ada langkah kaki yang mendekat dan ternyata itu adalah Shawn.

SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang