“semuanya akan eomma dan appa yang atur, kalian tinggal undang teman-teman kalian” sambung eommanya.
. . .
Taeyong masih sibuk berkutat dengan notesnya untuk menyusun tamu-tamu yang akan ia undang ke pesta ulang tahunnya dua minggu depan. Membayangkan untuk merayakan ulang tahun ke-18 membuat Taeyong begitu bersemangat.
“kau sudah tahu akan mengundang siapa saja?” tanya Myungsoo.
“Yang pasti aku akan mengundang Doyoung. Lalu mungkin teman-teman tim basketku, teman-teman sekelasku. Tim cheerleaders juga boleh dan sepertinya aku bisa undang tim sepak bola supaya Doyoung ada teman ngobrol” ujar Taeyong yang dengan semangat menyusun list tamunya.
“wow, sepertinya pesta kita akan ramai sekali” ujar Myungsoo.
“Lalu bagaimana dengan hyung? Kau mengundang siapa saja?” tanya Taeyong.
“kurasa aku hanya akan mengundang Woohyun saja” ujar Myungsoo.
“hanya dia? Kau tidak mengundang teman-temanmu yang lain?” tanya Taeyong.
“tidak... kurasa mereka sudah melupakanku sejak aku keluar dari sekolahku... memang temanku yang paling dekat adalah Woohyun. Lagipula lihat sisi baiknya, kalau aku mengundang teman-temanku yang ada pesta ulang tahun kita akan jadi pesta tawuran antara sekolahku dan sekolahmu kan?” ujar Myungsoo yang berusaha tersenyum.
“aku merasa ada yang tidak beres. Apa hyung belum berbaikkan dengan teman-temanmu di sekolahmu?” tanya Taeyong.
“tidak... aku sudah keluar dari sekolah kemarin sehingga aku tidak sempat membuat klarifikasi tentangku. Aku sudah tidak peduli lagi tentang imageku di sekolahku. Mau aku dibenci, mau aku dicaci maki aku tidak peduli karena aku sudah tidak sekolah lagi disana” ujar Myungsoo sambil tersenyum.
“tapi aku tidak bisa melihat hyung seperti ini! mereka tidak tahu yang sebenarnya... hyung pasti tidak memberi tahu mereka tentang penyakit hyung kan??” tanya Taeyong.
“tidak mungkin aku memberi tahu mereka. Mereka tidak bisa dipercaya. Mereka itu munafik. Mereka berteman denganku hanya karena aku kaya, terkenal, dan lain-lain. Mereka tidak tulus berteman denganku” ujar Myungsoo.
“kenapa hyung tidak beri tahu mereka kalau hyung sakit? Itulah awal kesalah pahaman antara hyung dan teman-temanmu yang lain” ujar Taeyong.
“iya, kau benar. tapi kalaupun aku beritahu sekarang... kurasa itu akan membuat image ku makin lemah di mata mereka” Myungsoo menghela napasnya.
“Sekarang Howon sudah menjadi penguasa di sekolahku... kalau aku mencuri istilah anak-anak Chungdam, Howon adalah mental breaker. Dia yang menyebarkan kabar bahwa aku mempermalukan sekolahku. Ia sudah menghancurkan mentalku di sekolahku. Membuat aku stress di sekolah...” Myungsoo kembali menghela napasnya sejenak.
“tapi sekarang aku tidak peduli lagi, aku berusaha untuk tidak peduli” ujar Myungsoo.
“siapa nama orang itu, hyung? Howon? Awas saja! Akan kubilang nama itu pada teman-temanku. Dan aku dan teman-temanku akan menghajarnya untukmu!” ujar Taeyong.
“jangan emosi begitu, Taeyong. Kau tidak perlu melakukannya” ujar Myungsoo.
“tapi... aku tidak tega melihatmu begini hyung... kau tidak salah! Dialah yang brengsek!” ujar Taeyong emosi.
“pokoknya kau tenang saja, Taeyong. Aku baik-baik saja” ujar Myungsoo seraya meninggalkan Taeyong sendirian di kamarnya.
. . .
Taeyong terbangun karena mendengar suara berisik dari luar kamarnya. Ia pun memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. Terlihat appa dan eommanya sedang terlihat panik menuju kamar Myungsoo. Saat melihatnya, firasat Taeyong jadi tidak enak. Taeyong pun mendekat ke kamar hyungnya itu.
“permisi Taeyong”
Tiba-tiba Taeyong melihat appanya keluar dari kamar Myungsoo sambil menggendong Myungsoo yang tampak tidak sadarkan diri.Taeyong terkejut melihat Myungsoo.
“appa, hyung kenapa?” tanya Taeyong.
“hyungmu, dia kolaps... appa dan eomma akan bawa dia ke rumah sakit untuk rawat inap” ujar appanya
“apa?? Aku mau ikut!” seru Taeyong.
“tidak usah Taeyong, besok kau sekolah. Kau istirahat saja dan kunjungi Myungsoo di rumah sakit sepulang sekolah” ujar eommanya yang buru-buru menyusul appanya.
Kini Taeyong melihat para pelayan rumahnya itu pun berkerumun sambil membicarakan sesuatu setelah membantu appa dan eommanya.
“ahjumma... Myungsoo kenapa??” tanya Taeyong bingung.
“tuan muda tadi mendadak kolaps. Nyonya yang mengetahuinya terlebih dahulu” ujar pelayan itu.
“lalu kenapa aku tidak dibangunkan??” tanya Taeyong.
“tuan muda sendiri yang meminta nyonya tidak membangunkan anda” ujar pelayannya dengan sopan.
“hyung, apa ini yang kau sebut baik-baik saja?”
.
.
TBC
.
sorry for this super late update, reader. I've been struggling with my daily schedule 😣
.
Janji deh updatenya akan lebih cepat yah
.
Don't forget to give me your vote guys 😊😊
YOU ARE READING
I'm Sorry I'm too Introvert
General FictionTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...
part 20
Start from the beginning
