Rendezvous[II]

164 21 0
                                    

Lokasi Map Atheron, Dungeon Dragoes IX

"Jadi kita akan mencari penawar racun untukku daripada mencari temanmu yang tidak diketahui letaknya?" tanyaku alih-alih melanjutkan perjalanan ke lantai sepuluh. Rahsya tampak diam tak bergeming, sejak kedatanganku dia terasa aneh dan tidak seperti biasanya. Kurasa setelah ini aku butuh bicara empat mata dengannya tentang apa yang terjadi selama "aku tidak ada" di tempat ini.

Bisa saja aku bertanya pada Peina tapi wanita itu hanya akan membalasnya dengan singkat. Terutama Break, pacarku yang satu ini tetap datar seperti biasanya. Lalu Rattle dia bisa menjadi penjelas yang baik tetapi aku yakin yang dia ingat hanya sesuatu yang penting dan mendetail di satu titik.

"Namanya Seiz." Peina membenarkan, "Ucapanmu memang benar, tapi, dia tidak sekarat sampai tak sadarkan diri dan membuat orang-orang panik kok. Tidak separah seseorang kok." lanjutnya menyindir dan lebih terdengar seperti cibiran bagiku.

Daripada berdebat dengannya aku lebih memilih melanjutkan perjalanan, yang penting aku sudah menawarkan bukan?

"Ra—" Rahsya ... lagi-lagi wajahnya menunduk ke bawah padahal hanya ada tanah lembab yang digenangi air di sana. Sesuatu pasti telah terjadi selama aku tidak ada.

"Rattle."

"Ya! Ada apa?" jawabnya bersemangat, tipe yang tidak terlalu  peduli dengan keadaan sekitar.

"Bahan apa yang kita perlukan untuk ramuan penghilang racun-nya?"

"Menurut buku pemula Peina, material yang dibutuhkan adalah sayap kelelawar yang jatuh di bagian I, II, IV. Madu kunang-kunang di bagian VII, IX, dan XII, lalu herbal merah di bagian XV dan XX. Lalu dicampurkan dengan cawan oleh seorang penyembuh dan takarannya harus pas sesuai dengan efeknya." ujar Rattle menjelaskan.

Dari penjelasannya aku mendapat beberapa poin penting. Pertama, bahannya memang terkhusus untuk map ini. Kedua, kami membutuhkan seorang penyembuh untuk mencampurkannya. Dan ketiga, dibutuhkan orang jenius yang tahu tentang ramuan. Artinya : ini akan sulit.

"Dari mana kita menemukan seorang penyembuh dan orang jenius yang mengetahui banyak soal ramuan?"

Peina menunjukkan emailnya, "Aku sudah menghubungi Estella, dan dia tidak keberatan."

"Luar biasa, apa yang terjadi selama aku pergi? Tiba-tiba seorang penyembuh terbaik berteman dengan pembunuh terbaik, tunggu dulu, kau ada di sini juga aneh." aku menunjuk-nunjuk Peina karena baru saja menyadari kejanggalan ini. Bagaimana jika ternyata dia adalah mata-mata, atau jangan-jangan ini justru rencananya untuk menyingkirkanku?

"Kau tidak lihat lengannya?" Break berujar.

Lengannya? Tidak ada yang aneh dengan lengannya.

Aku menarik paksa lengan Peina. Dia tidak memberontak dan membiarkannya saja. Break benar, tidak ada ikatan merah apapun lagi di sana.

"Jangan-jangan ...." aku meneguk ludah, "Kau keluar aliansi?"

Peina tidak menjawab beberapa saat, lalu berjalan lebih dulu. "Bukan urusanmu." Peina menjawab dengan dingin.

Sudah kuduga, ada yang tidak beres selama aku tidak di sini. Tidak ada yang kuingat selain aku yang menerima tawaran Merida. Apa penyebab Rahsya yang murung? Aku bahkan tidak tahu kenapa Break justru seantusias ini menyelamatkanku, Break seharusnya tahu aku membencinya lebih dari siapapun.

"Break apa yang terjadi sebenarnya?"

Break menatapku dingin, "Banyak yang sudah terjadi." pedangnya diarahkan padaku, "Tapi kau melupakannya(lagi)."

Altarnia Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang