CHAPTER DUA

104 8 21
                                    

Saat sesampainya di sekolah, Acha langsung pergi menuju rooftop. Entah mengapa ia ingin sekali ke sana. Kali ini ia memilih membolos dari pada masuk kelas tapi pikirannya berpencar.

Ternyata tak hanya Acha, sahabatnya pun berada di tempat yang sama dengannya. Mereka terkejut saat Acha tiba-tiba datang, mereka pikir itu guru bk ternyata sahabatnya.

"Gue pikir Bu Gendut," ujar Agatha sambil menghela napas.

"Gue pikir kalian di kantin ternyata di sini toh," ucap Acha sambil berjalan ke arah sofa yang sudah usang itu.

"Si Shinta udah ke kantin, tuh dia beli banyak makanan. Kalo lo mau ambil aja Cha," ujarnya dengan santai seolah makanan itu miliknya.

"Asal jangan lolipop. Ambil lolipop, gue lempar lo pada dari atas sini," ancam Shinta. Ia memang sangat menyukai permen warna-warni itu. Lolipop adalah hidupnya, berani ikut campur maka harus berani mengambil resikonya.

Rinka yang dengan asiknya

🌵🌵🌵

Acha beserta sahabatnya ketahuan membolos oleh Bu Tina, selaku guru BK SMA Merpati. Siapa sih yang tidak mengenal guru BK yang ditakuti oleh semua murid? Bahkan anak-anak yang sering kali membolos, mereka akan berhati-hati dengan Bu Tina. Guru BK terkiller di antara yang lainnya.

"KALIAN SEMUA, KESINI. CEPAT!" teriak Bu Tina dengan nyaringnya membuat keenam siswi itu terlonjak kaget. Bagaimana tidak? Mereka sudah berusaha tidak membuat rusuh malah ketahuan guru BK kan sialan namanya.

"Tuh guru napa sih suka teriak-teriak anjir, sakit nih kuping gue." Amanda kesal bukan main atas teriakan dari Bu Tina itu.

"Tuh guru napa sih selalu tahu kalo siswa siswinya bolos gini. Jangan-jangan tuh guru cenayang," ucap Agatha sambil berjalan ke arah Bu Tina.

"Bisa jadi tuh Tha," sahut Manda dengan semangat.

"Acha! Manda! Agatha! Rinka! Shinta! Dira! Jangan main-main dengan saya ya kalian, cepat kesini dan jangan berani untuk ngomongin saya!" seru Bu Tina membuat keenamnya memutar bola mata dengan malasnya.

"Iya bu," teriak keenamnya dengan kompak.

"Sekarang kalian lari 10 kali keliling lapangan, saya pantau. Jadi jangan berani coba-coba untuk kabur, paham kalian?!" seru Bu Tina dengan tatapan yang begitu tajam, mungkin jika siswa lain akan takut tapi mereka berbeda.

"Paham bu," ucap mereka dengan kompak. Mereka tak sebodoh itu untuk menuruti apa yang dikatakan Bu Tina. Se-killer guru BK itu, tetap mereka lah yang sering membangkang.

Mereka pun mulai menjalani hukumannya. Dira sengaja memelankan larinya, mencari keberadaan Bu Tina dan setelah melihat bahwa situasi aman ia segera duduk di pinggir lapangan di bawah pohon rindang.

"Eh anjing, enak banget ya lo malah duduk. Bangun bego! Nanti ketahuan Bu Gendut," sentak Agatha kepada Dira yang sedang santainya duduk di bawah pohon rindang.

"Yaelah kalem aje kali Tha, tuh guru udah lewat." Shinta yang mendengar ucapan dari Dira pun mulai menimpali, "Astagfirullah Dira, lo solimi banget ya. Masa lo nyumpahin tuh guru lewat sih? Ngga ada akhlaq ya lo."

"Eh eh upil, lo pasti mikir kalo gue nyumpahin tuh guru mati ya? Bukan itu maksud gue, bego. Maksudnya lewat itu, ya tuh guru udah kagak ngawasin kita lagi," jelasnya dengan mengibaskan tangan karena cuaca siang ini cukup panas.

"Mending kantin kuy," ajak Dira dan di sahuti oleh si lemot a.k.a Shinta. Mereka pun ke kantin sambil menunggu jam istirahat.

Sesampainya di kantin, Shinta dan Amanda langsung memesankan makanan untuk mereka. Sedangkan yang lainnya menuju tempat di mana itu milik mereka, lebih jelasnya sudah diklaim sejak pertama kali mereka duduk.

Saat makanan datang, mereka pun langsung memakannya sesekali mengeluarkan candaan yang membuat tawa itu menguar.


****


haloo gaesss...

akuu balik lagi dann jangann lupa buat pencet bintang di sebelah kiri kalian.


salam hangat,

imaaa

Complicated Love (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now