EPILOG

2.1K 124 8
                                    

"Jadi bagaimana keadaan Athara, Dok?" Untuk kesekian kalinya Kanya bertanya selalu tentang hal itu.

"Keadaannya masih tetap sama, namun sekarang tubuhnya sudah bisa merespon obat yang kami berikan. Kita berdoa, semoga Athara cepat sadar."

"Apa ada kemungkinan kalau Athara bisa sembuh, Dok?"

"Kemungkinannya kecil, tapi selama kita belum mencoba kita tidak akan tahu. Saya menyarankan setelah Athara bangun dari koma'nya, Athara perlu menjalani pengobatan ke luar negeri."

"Apapun itu yang bisa membuat anak saya sembuh, lakukan saja, Dok."

"Baik, saya permisi."

Kanya kembali duduk disebelah bangkar, sambil mengelus tangan Athara. Menatap nanar nasib anaknya satu ini, rasa bersalah itu pun kembali menghantui fikiran Kanya.

"Athara, Ibu yakin kamu pasti bisa sembuh! Ibu gak akan maafin diri Ibu sendiri kalau sesuatu terjadi sama kamu, Nak."

Mata yang hampir seminggu itu tertutup rapat, kini mulai membukanya perlahan.

Athara sadar dari koma'nya!

Kanya yang merasakan telunjuk Athara bergerak pun langsung memanggil Kevan, Arka, Keysha, dan Galang yang sedari tadi menunggu diluar.

"Athara sadar!"

Mereka menatap Athara yang masih berusaha membuka matanya secara perlahan.

"Akhirnya, Ra, lo bangun juga." ucap Keysha terlihat sedikit lega melihat sahabatnya bangun dari koma'nya.

Athara tersenyum tipis. Perempuan yang masih memakai selang oksigen di hidungnya serta peralatan medis lainnya itu menatap satu persatu orang yang menjenguknya. Rasanya begitu rindu sekali setelah lamanya tertidur.

Pandangan Athara tertuju kepada Kanya dan Kevan yang matanya terlihat seperti habis menangis. Namun Athara senang sekali, bisa melihat Ibu dan Ayahnya itu tersenyum kembali ke hadapan Athara.

"Ibu senang sekali kamu sadar, Ra. Maafin Ibu dan Ayah atas semua kelakuan yang kita kasih ke kamu, kita sadar selama ini kita salah, kita emang gak berguna banget jadi orang tua. Maafin Ibu dan Ayah, Ra,"

"Ibu, Ayah, kalian jangan nangis. Ara maafin kalian kok, kalian orang tua Ara yang baik, kalian gak boleh bicara seperti itu! Ara tau, apa yang kalian lakukan itu juga buat kebaikan Ara."

"Makasih, Ra. Ibu dan Ayah janji, kita akan mulai semuanya dari awal, kita akan jadi keluarga yang harmonis dan saling menyayangi. Ibu janji!"

"Athara senang banget, saat Ara bangun orang yang paling berharga bagi Ara ada semua disini, terutama Ayah, Ibu, dan Kak Arka. Maafin Ara kalau udah buat kalian khawatir."

"Gak apa-apa, Ra. Ngeliat lo udah bangun aja kita udah seneng banget." Ucap Galang dengan senyuman manisnya.

"Lain kali kalau ada apa-apa kamu harus bilang ke kita, Ra, kamu gak boleh nyimpen masalah kamu sendiri, masalah itu gak akan bisa selesai kalau kamu gak cerita ke kita. Jadi, janji kalau ada apa-apa harus bilang!"

"Iya, Kak Arka."

°°°°°

"Jadwal pemberangkatan Athara buat pengobatan ke luar negeri kapan, Dok?" ucap Kevan.

"Apa besok tidak terlalu cepat?" tanya Dokter.

"Bukannya lebih cepat lebih baik? Kalau memang pemberangkatannya besok, kita akan mempersiapkan semuanya, Dok."

"Baik jika begitu, permisi."

"Sabar ya, Ra, sebentar lagi lo sembuh. Jadi, nanti lo gak akan ngerasain sakit yang biasanya lo rasain." ucap Keysha disamping Athara. Mungkin karna efek rindu lama tak bicara dengan Athara jadi Keysha bicara tak henti-henti.

"Iya, Key, Aku sekarang senang banget. Ternyata rasa bahagia itu kayak gini ya, Key? Bener kata kamu, selama kita selalu berjuang buat dapetin sesuatu, pasti dibalik perjuangan kita itu akan ada hasil yang memuaskan. Dan sekarang aku udah buktiin, Key."

"Selangkah lebih dekat lagi lo akan sembuh, Ra. Sekarang kan udah banyak yang support lo, jadi lo harus lebih semangat buat lawan penyakit lo!"

"Siap, Aku harus semangat buat lawan penyakit aku. Tapi, nanti kalau Aku udah berobat di luar negeri kamu dan Galang jangan kangen Aku ya?"

"Kita pasti kangen lo lah! Apa lagi Galang. Pas lo koma nih ya, dia khawatir banget sama lo."

"Iya, Ra, gue khawatir banget. Lagian siapa sih yang gak khawatir kalau orang yang disukainnya itu lagi dalam keadaan koma?" ucap Galang.

"Nanti kalau lo udah sampai, lo kabarin kita ya! Bilang, jangan lama-lama di negara orang, kalau lo lama-lama kita nanti kangen."

"Iya iya. Setelah aku kembali lagi ke Indonesia, Aku kembali dengan keadaan udah sembuh, Amiin. Rasanya aku seneng banget."

"Ara, kita siap-siap ya buat berangkat."

"Iya, Bu, Ara udah gak sabar buat sembuh."

"Kita tunggu lo buat balik ke Indonesia dengan keadaan sembuh total, Ra!"

"Keysha, Galang, sampai jumpa nanti. Selalu tunggu aku kembali kesini dengan keadaan sembuh total ya"

Disinilah perjuangan pertamaku selesai, karena perjuangan selanjutnya yang baru akan dimulai esok hari. Ntahlah apakah aku siap dan sanggup untuk menghadapinya atau tidak.

Selalu ingatlah, bahwa dibalik sebuah perjuangan pasti ada hasilnya di dalam perjuangan tersebut. Jika kalian ingin mendapatkan sesuatu, kalian pastinya harus memperjuangkan terlebih dahulu. Karna perjuangan itu akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Aku telah membuktikannnya, jadi aku sudah tahu bagaimana hasil yang aku terima setelah lamanya aku berjuang.

Dan intinya, jangan pernah menyerah dan mengeluh dengan apa yang kita hadapi. Berjuanglah! Karena di balik perjuangan itu akan hadir sebuah hasil yang telah lama kita tunggu dan pastinya akan sangat memuaskan.

TAMAT

-Athara-

Akhirnya Yaallah, selesai juga.

Heheee makasih makasih buat kalian yang udah support aku buat lanjutin cerita absurd ini, makasih yang udah vote dan koment, makasih banyak buat kalian yang udah masukin cerita ATHARA ke reading list kalian, Makasihhhhh bangettt.

Maafin aku kalau suka telat update abis itu ngegantungin kalian lama banget.

Tunggu cerita yang aku buat selanjutnya yaa:)

ATHARAWhere stories live. Discover now