ATHARA-12

1.8K 118 5
                                    

"Jadi seperti ini rasanya bahagia? Tolonglah, jangan ambil nyawaku dulu. Beri ku waktu agar lebih lama merasakan kebahagiaan ini."

°°°°°

Kevan fokus melajukan mobilnya dengan kecepatan yang agak tinggi, namun tetap berhati-hati. Di sampingnya adalah istrinya, Kanya, yang masih tak hentinya menangis. Mulai mengkhawatirkan keadaan anaknya itu. Jarak rumah sakit dari rumahnya lumayan jauh, di perlukan waktu sekitar setengah jam.

"Bertahan, Athara! Ayah dan Ibu akan segera kesana." ucap Kanya dalam dalam hati.

"Kenapa gak saya aja yang koma? Kenapa Athara yang anak baik-baik malah di kasih penderitaan seperti itu?" Kanya menunduk sambil menghapus air matanya. Masih dalam keadaan menyesal seraya memukul pahanya beberapa kali.

Kevan yang melihatnya pun berusaha menenangkannya, "Berhentilah menangis! Kita memang sudah gagal menjadi orang tua yang baik buat mereka, tapi kita masih punya waktu untuk membenarkannya."

°°°°°

Arka berharap apa yang telah tadi ia bicarakan pada orang tuanya dapat menyadarkan mereka. Mungkin saja jika ke dua orang tuanya itu sadar akan kelakuannya dan mengubah keadaan menjadi lebih baik, dan bisa membuat Athara sadar lalu sembuh dari penyakitnya.

"Arka!" suara bariton itu langsung membuat Arka beralih pandang ke arah asal suara itu.

Senyum pun terbentuk dari wajah Arka. Iya, kali ini Arka yakin bahwa ini bukanlah sekedar mimpi. Kali ini benar-benar nyata, bahwa Ayah Ibunya itu akhirnya menjenguk Athara juga. Arka berharap orang tuanya tidak hanya menjenguk saja, namun akan merubah keadaan keluarganya menjadi lebih baik.

"Dok, jadi gimana keadaan anak saya?" Tanya Kanya masih dalam keadaan menangis.

"Belum ada perubahan. Keadaannya masih koma, saya juga tidak tahu sampai kapan Athara bisa sadar dari komanya. Di perkirakan Athara tidak akan bisa selamat, tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin agar Athara terlepas dari koma. Kita berdoa, dan semoga Athara mendapatkan mujizat, saya permisi."

Isak tangis Kanya pun makin menjadi, Arka dan Kevan pun ikut menangis. Mereka akan melakukan apapun jika itu membuat Athara bangun.

"Ara bangun! Maafin Ayah dan Ibu karna udah jahat sama kamu sebagai orang tua. Ara bangun ya, nanti kita mulai dari awal, kita perbaikin biar jadi lebih baik. Ibu janji gak akan marahin dan mukulin kamu lagi, Ibu juga janji gak akan sibuk kerja. Ibu akan sayang sama Athara kayak Ibu sayang ke Arka, Ibu dan Ayah gak akan beda-bedain Ara lagi. Maafin Ibu dan Ayah, Ra, bangunn! Ibu, Ayah, dan Kak Arka di samping kamu. Ini kan yang Ara mau? Kita udah kumpul, Ra, dan keadaannya sekarang beda. Ibu dan Ayah akan jadi orang tua yang baik buat kalian, Ibu janji akan jagain kamu sampai kamu sadar, Ra. Bangun, Ra!" Kanya terisak, "Athara bangun!" ulangnya. Kanya terus mengucap kalimat itu berulang-ulang. Mereka berharap agar Athara akan bangun.

Di luar ruangan, Keysha dan Galang berusaha agar tidak menangis, seperti di depannya ada bawang merah. Air matanya terus mengalir susah untuk di tahan.

"Ra, plis dong bangun! Apa yang lo mau udah ada di depan mata lo, orang tua lo udah berubah, Ra. Gue tau lo kuat, Ra, pasti lo bisa ngelawan penyakit lo itu. Tentang vonis dokter itu pasti ga bener, Ra. Lo bisa buktiin itu ga bener, lo kuat, Ra!"

"Kita berdoa aja, Key, yang terbaik buat Athara. Gue juga yakin kok Athara bisa lawan penyakitnya." ucap Galang sambil mengusap-usap punggung Keysha di sampingnya.

"Gue takut, Lang, gue gak mau kehilangan sahabat sebaik Athara, sekuat Athara. Gue gak nyangka aja, kenapa orang sebaik Athara di kasih cobaan seberat ini. Saat dia tersiksa sama penyakitnya, dia malah di tambahin deritanya sama orang tuanya dan di saat itu dia mau banget di sayang sama orang tuanya kayak anak yang lainnya, sekarang kemauan dia udah tercapai tapi kenapa gak bangun- bangun? Athara pernah bilang katanya dia bisa ngerasa kasih sayang yang sebenarnya itu pas dia udah di atas, gue takut itu bener."

"Gak, itu gak akan terjadi, Key. Kita gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, yang terpenting sekarang adalah kita berdoa biar Athara bangun."

*****

ATHARAWhere stories live. Discover now