ATHARA-6

1.9K 159 4
                                    

Satu jam Athara telah berada di ruang UKS dan meninggalkan pelajaran di kelas, karena Athara merasa pusing yang amat tidak tertahan dan rasanya ingin muntah, mungkin efek dari penyakitnya itu.

Entah harus bagaimana agar penyakit itu bisa hilang. Siapa yang mau jika memiliki penyakit itu bahkan sudah sampai tingkat akut, Athara pun sama tidak mau memiliki penyakit ini.

Dari luar terdengar suara langkah seseorang yang memasuki ruang UKS, dan itu adalah Galang.

"Lah Athara, lo disini juga?" ucap Galang sambil berjalan mendekati Athara.

"Eh iya, Lang. Oh iya, yang kemarin makasih banyak ya udah anterin aku ke rumah sakit terus dianterin pulang, maaf banget kalau ngerepotin kamu."

"Iya sama-sama, ga sama sekali ngerepotin kok. Gue sempet ga nyangka sama penyakit lo, Ra."

"Awalnya aku juga ga percaya aku punya penyakit separah itu."

"Jangan gampang putus asa ya, Ra, lawan penyakit lo sampe sembuh. Ya walaupun kita baru kenal, gue rela kok jadi penyemangat lo, semangat Ra." Athara hanya menatap wajah Galang dengan senyum manisnya, Galang dengan semangatnya memberikan semangat untuk Athara. Dan mulai saat ini Athara akan melawan penyakitnya.

"Terima kasih, Galang. Aku akan terus semangat ngelawan penyakit aku."

°°°°°

Setelah pulang sekolah, Athara biasanya membersihkan rumah dan tugas rumah yang lainnya. Jika dibilang lelah, pastinya ia sangat lelah. Apa lagi dokter selalu menyuruhnya untuk tidak terlalu kelelahan, namun apa boleh buat. Karena orang tuanya tidak mau mencari asisten rumah tangga, jadi terpaksa Athara yang harus melakukan tugas rumah semuanya, toh Athara juga bisa belajar menjadi anak yang mandiri.

Dari ruang tengah, terdengar suara handphone berdering, Athara pun segera melihatnya.

Ibu
Athara, ayah dan ibu tidak pulang ke rumah selama 3hari karena ada tugas diluar kota, jaga rumah baik-baik. Jangan keluar rumah selain sekolah, jika ingin keluar selain sekolah kamu harus izin ke ibu.

Untuk soal yang seperti itu Athara sudah biasa, ditinggal berhari-hari oleh orang tuanya. Sendirian di rumah, dan disitulah Athara merasa tidak memiliki siapa-siapa.

"Assalamualaikum," ucap seseorang sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, iya tunggu sebentar."

"Loh, Ka Arka? Masuk kaa."

Athara dan Arka pun masuk ke dalam rumah, Arka dengan membawa beberapa kopernya dan Athara yang senang karena kedatangan kakaknya disaat ia merasa kesepian.

"Koper? Kok Ka Arka bawa koper?"

"Iya, Kakak udah mutusin buat tinggal disini aja, Ra. Gue nyuruh orang buat ganti gue, jadi nanti gue tinggal cek ke Jerman sehari atau dua hari, enggak sering-sering. Gue suka ga tega liat lo kesepian, Ayah sama Ibu udah tau kok."

Flashback On

"Pah, Arka mau mutusin untuk tinggal di indonesia aja." ucap Arka

"Lalu bagaimana dengan perusahaanmu di Jerman?" ucap Kevan--Ayahnya.

"Ada yang menggantikan Arka, dan Arka akan mengecek sehari atau dua hari dalam beberapa bulan ke Jerman. Karena Arka suka tidak tega ngeliat Athara yang selalu ditinggal kerja sama Ayah Ibu, pasti dia kesepian, belum lagi tidak ada asisten rumah tangga."

"Terserah kamu saja, Ayah setuju-setuju saja. Jangan membuat pekerjaanmu terlantar hanya karena Athara. Jangan lupa beri tahu Ibumu."

"Baik, Yah."

Dan setelah itu Arka menelepon Ibunya.

"Ada apa kamu telepon Ibu di jam kerja, Arka?"

"Arka minta waktu sebentar ma, Arka memutuskan untuk tinggal di Indonesia."

"Untuk apa kamu menetap di Indonesia? Bukannya di Jerman lebih enak?"

"Apa Ibu gak kasian sama Athara yang selalu ditinggal kerja sampai larut malam bahkan sampai gak pulang ke rumah? Yang ngelakuin tugas rumah sendiri, masak sendiri, dan apa apa sendiri? Apa Ibu dan Ayah gak ngerasa kalau Athara itu sangat kesepian bu, Athara butuh seseorang untuk mendapatkan kasih sayang yang biasanya didapatkan untuk seumuran dia. Ara juga ingin merasakan kasih sayang yang seharusnya dari Ayah dan Ibu, tapi Ayah dan Ibu gak pernah mengerti akan hal itu,

"Ara sengsara bu, diperlakukan seperti itu. Mungkin dari wajahnya, Ara seperti baik-baik saja namun dalam hati dia yang sebenarnya, Ara sangat rapuh bu. Ibu dan Ayah seharusnya tidak membedakan perilaku kalian ke Athara, karena itu dapat menyiksa Ara, bu."

"Ibu dan Ayah melakukan seperti itu agar Athara bisa menjadi anak yang sukses dan mandiri. Apa itu salah? Kamu sebagai anak tidak seharusnya bicara seperti itu ke Ibu hanya karna kamu membela Ara."

"Salah besar, bu. Cara seperti itu salah besar, itu hanya membuat Athara merasa sedih dan kesepian. Tolong introspeksi diri Ibu dan Ayah, sebelum terlambat."

Flashback Off

°°°°°

Yaampun akhirnya bisa up juga. Maafkan aku yang updatenya lama banget, maaf banget.

Tapi baru sadar, cerita ini kenapa banyak banget sidernya? Plis untuk kalian, jangan sider yaaa, vote plisss.

Semoga suka yaa, Vote & Coment jangan lupaa😚

See you😘

ATHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang