Part 10

92 36 9
                                    

Satu hari sebelum pesta Hallowen untuk pertama kalinya semenjak berada dalam pengasingan, Meyrin mengundang Sakurai datang ke rumahnya. Dengan ditemani Akihito dan juga Shiro sebagai penunjuk jalan atau anggap saja Shiro yang menjemput keduanya dari sekolah. Sepanjang perjalanan Sakurai melontarkan banyak sekali pertanyaan pada Shiro, membuat iblis itu sedikit kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan masuk akal hingga di luar nalar. Sedangkan Akihito hanya duduk manis tanpa bicara, namun sesekali menyeringai pada Shiro. Menertawakan bagaimana tingkah Shiro saat Sakurai tidak berhenti bertanya.

"Whoaah ini akan jadi malam yang panjang untuk kita semua," sorak Sakurai, tangan kirinya pun naik ikut bersorak ria.

"Mungkin akan ada sedikit keributan di awal pertemuan malam ini," kata Shiro melirik Akihito dari balik kaca dashboardnya.

"Ah anggap saja ini sebuah kejutan untuk gadis yang menolakku mentah-mentah. Aku tidak sabar melihat ekspresinya."

"Kau tahu, aku suka keberanianmu. Aku yakin Meyrin akan senang menerimamu masuk. Dia hanya malu-malu," bisik Sakurai di akhir kalimat seraya tersenyum ke arah Akihito.

Malam itu sekitar pukul setengah tujuh mereka tiba di tujuan. Sebuah rumah besar dengan ukiran kayu tradisional ala rumah Jepang zaman dulu. Shiro membuka pintu mobil, begitu pula kedua penumpangnya yang terkagum-kagum pada keindahan bangunan di depannya. Sakurai adalah yang paling bersemangat, jika tidak ditahan mungkin dia akan meledak saat itu juga.

"Hei, kepalamu sebentar lagi meledak tuh," tegur Akihito terkekeh. Dia mengambil tasnya dan juga milik Sakurai.

Shiro mengajak mereka masuk, tak lupa menekan bel pintu tanda bahwa mereka telah tiba. Alih-alih pintu terbuka, ketiganya mendapati seorang pelayan berpakaian hitam putih. Sangat rapi hingga bisa melihat pantulan wajah di sepatu hitamnya.

"Selamat malam Tuan. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan tamu Nona Meyrin," puji Yoji sambil meletakkan tangan kanannya di depan dada. Tubuhnya membungkuk sedikit tanda menyambut kedatangan tamu Meyrin.

"Apa menu makan malam hari ini Yoji?" tanya Shiro mempersilakan kedua orang di luar masuk. Yoji mengambil tas milik Sakurai dan Akihito lalu berjalan berdampingan dengan Shiro di depan. Sementara Sakurai dan Akihito mengamati ruangan di dalamnya.

"Seperti yang anda inginkan, makanan terenak yang pernah ada untuk tamu pertama. Dan juga ada banyak cemilan seperti yang Nona Meyrin minta. Saya akan mempersiapkannya, jadi mohon menunggu sebentar."

Yoji pun berlalu pergi.

"Sensei, mana Meyrin?" tanya Sakurai gelisah.

"Dia akan datang sebentar lagi. Jadi, biar saya pastikan kalian berada dalam ruangan yang nyaman sembari menunggu Meyrin. Bagaimana dengan semangkuk pai apel dan jus jeruk?" tawar Shiro pada gadis kecil itu.

"Baiklah. Kau juga ikut Akihito."

"Aku sudah masuk dari tadi."

Meyrin tengah mengganti bajunya menjadi dress lengan pendek berwarna kelabu, rambut hitamnya dikuncir dengan pita berwarna senada dengan bajunya. Poni kini tidak lurus lagi, dia telah menggunting beberapa helai. Kulit pucatnya kini ditutupi oleh bedak tipis, dia menambahkan blush on agar terlihat hidup walaupun kantung matanya berkata lain. Berdiri di depan cermin gadis itu memutar badannya beberapa derajat, kiri-kanan seolah tidak mau terlihat seperti mayat hidup di depan Sakurai. Ini pertama kalinya Sakurai berkunjung dan dia tidak ingin melewatkan kesempatan bersenang-senang dengan temannya.

AOI MEYRIN : I Meet The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang