Pria Asing

534 73 31
                                    

"Victor?"

Setelah sadar dengan apa yang ia lihat. Erika lantas berteriak panik. Dengan langkah yang tak jelas harus ke mana ia sibuk mendorong pintu yang saat ini sudah terkunci. Bibirnya sedari tadi sibuk mengucapkan kata 'Victor jangan lakukan hal bodoh itu' berulang kali.

Sekuat apapun Erika mencoba mendorong pintu itu. Pintu itu tidak akan pernah terbuka. Ia berteriak kencang. Mengacak rambutnya frustrasi. Harus bagaimana dia sekarang? Erika pun menjauh dari pintu, mendongak atas.

"VICTOR!" panggilnya kencang. Namun, sia-sia, anak laki-laki itu tidak mendengar panggilannya.

Erika tahu gedung ini lumayan tinggi, tapi di saat sepi seperti ini suara pelan pun akan terasa kencang, karena memang terasa sangat sunyi saat ini. Jadi bagaimana mungkin Victor tidak mendengar suaranya?

"Erika, Erika," panggil Haru dengan napas terengah. "Di samping gedung ini ada tangga, kayanya itu tangga darurat. Kita masuk lewat sana."

Setelah mendengar penjelasan Haru, seperti mendapatkan sepercik cahaya di tengah gelapnya malam, Erika lantas berlari ke arah yang Haru tunjukan. Gadis itu melangkah cepat menaiki anak tangga, seakan tidak terpengaruh dengan banyaknya anak tangga yang akan ia lewati.

Sekuat apa pun seseorang menaiki anak tangga. Akhirnya ia lelah juga. Setelah menaiki anak tangga cukup banyak, membuat napas Erika sudah tidak beraturan. Tapi ia harus cepat, bagaimana pun ia harus menghentikan aksi nekat Victor itu.

Haru membuka pintu yang ada di ujung tangga. Sepertinya ini pintu yang menghubungkannya ke tempat Victor berdiri tadi. Setelah pintu itu terbuka, bola mata Haru dan Erika langsung menangkap seseorang yang kini tengah berdiri di ujunng gedung. Itu Victor. Tidak salah lagi. Pakaian yang anak laki-laki itu kenakan masih sama seperti yang Erika lihat di taman siang tadi.

Dengan cepat Haru berlari. Meraih tubuh Victor dan langsung menariknya dari atas sana. Membuat dirinya terjatuh bersamaan dengan Victor yang ia tarik paksa dari pinggir gedung.

Erika berteriak kencang saat melihat tubuh Kakaknya bersama Victor terguling di hadapannya. Dengan cepat gadis itu berlari. Menghampiri Victor dan Haru yang saat ini tengah terbaring di sana.

"Victor," teriak Erika panik. Ia pun langsung membalikan tubuh Victor.

"Woy, lo gila ya?!" Teriak Victor kencang. Anak laki-laki itu membalikan tubuhnya. "Kenapa lo nar—" belum sempat Victor menuntaskan ucapannya. Tiba-tiba saja perkataannya terputus saat mendapati seseorang yang tak pernah ia duga muncul di hadapannya. "Ciput?"

"Kamu gila ya?!" Teriak Erika lagi. Nada suaranya terdengar sedikit bergetar, bersamaan dengan buliran air yang mulai keluar dari kelopak matanya.

Ternyata mendapati Victor bertingkah seperti tadi membuat dirinya jauh lebih takut ketimbang saat dirinya ada dikegelapan. "Kamu mau bunuh diri?"

"Hah?"

Haru bangkit. Ikut menghampiri Victor yang saat ini terlihat bingung dengan situasi yang terjadi. "Lo bodoh ya? Ga semua masalah kelar kalau lo bunuh diri."

"Siapa yang bunuh diri?" tanya Victor dengan polosnya.

"Lo?" timpal Haru. "Lo berdiri di situ mau bunuh diri kan?"

"Gue?" Victor menunjuk dirinya sendiri. "Gue bunuh diri?"

"Udah deh, Victor. Berhenti bersikap kaya gini. Kamu tuh ga seharusnya kaya tadi, kalau mau bertindak tuh pikir dulu, semua orang khawatir nyariin kamu."

"Ciput?" panggil Victor. "Kok lo nangis?"

"Eh?" sadar dengan sesuatu yang di ucapkan Victor tadi, Erika buru-buru menghapus air matanya.

Complementary HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang