Part 5

81 7 0
                                    

(Sekarang ngelagu dulu yak :v)

"Let's enjoy right here where we at
Who knows this road supposed to lead?
We got nothing but time
As long as here next to me
Everything's gonna be alright"

Thomas memetik senar gitarnya dan mulai bernyanyi. Sesekali dia fokus pada gitarnya, sesekali ia menatap ke arah Teresa yang tersenyum lebar, senyuman yang kembali ia dapatkan.

"If it's meant to be, it'll be, it'll be,
Baby just let it be
If it's meant to be, it'll be, it'll be
Baby just let it be
So would you ride with me, ride with me?
So where this thing goes,"

Thomas melanjutkan reff-nya sementara yang lain sudah mulai bersiul untuk memperkuat suasana yang dramatis tersebut. Sonya dan Harriet pun memberi isyarat agar Teresa ikut bernyanyi, Teresa sempat menggeleng namun pada akhirnya ia menurut juga.

"'Cause i'm tired to the fake love
Show me what you're made of
Boy make me believe,"

Nyanyian Teresa membuat semua orang tertawa kecil karena Sonya dan Harriet berhasil membujuk Teresa untuk ikut bernyanyi bersama Thomas.

"If it's meant to be, it'll be, it'll be
Baby just let it be
If it's meant to be, it'll be, it'll be
Baby just let it be
So would you ride with me, ride with me?
So where this thing goes,"

Semua orang bertepuk tangan tak terkecuali Teresa. Namun, tiba-tiba Thomas menyanyikan syair yang tidak termasuk ke dalam lagu tersebut.

"If i can choose, i would meant to be with you...,"

Thomas mengakhiri lagu tersebut. Semuanya terdiam, sepertinya sudah mengetahui apa yang baru saja terjadi.
"Tom, maksud kamu apa?"
Tanya Teresa setelah berdiam selama beberapa lama.
"Apaan sih? Cuma nyanyi-nyanyi biasa doang,"
Jawab Thomas sambil meletakkan gitarnya di depannya, sementara teman-temannya memandang Thomas kecewa.
'Thomas apa banget dah kirain mau nembak,' -Sonya
'Gajadi dapet PJ dah hari ini,' -Minho
'Si Thomas lelaki kencrot juga yah,' -Gally
'Yah kok kak Teresa gak ditembak sih :(,' -Aris
Satu per satu dari teman-teman Thomas mengungkapkan rasa kecewa mereka dalam hati. Sementara yang lain kecewa, Teresa malah tertawa kecil.
"Mereka gak tau, Tres. Diemin aja,"
Batin Thomas, melakukan telepati dengan Teresa. Teresa tersenyum tipis.
"Yaudahlah, kita tidur aja yuk?"
Ajak Harriet.
"Lah, kalian nginep?"
Tanya Teresa. Yang lain mengangguk bersemangat.
"Thomas cerita tentang keadaan lu, biar lu seneng lagi makannya kita nginep, libur kuliah juga masih lama kan?"
Tambah Winston. Yang lain mengangguk.
"Yaudah, cowok-cowok tidurnya di ruangan kosong aja, disitu ada karpet, selimut, kalau mau bantal ambil aja dilemarinya,"
Ucap Teresa sambil dituntun berdiri oleh Harriet.
"Lah kok kita di karpet sih?"
Tanya Ben yang sepertinya tidak puas.
"Lah mending, lu mau sama ciwik-ciwik?"
Tanya Gally sambil berdiri. Yang lain tertawa kecil.
"Yaudah, berpencar, mulai!"
Ucap Sonya. Kelompok laki-laki dan perempuan berjalan ke arah yang berbeda.

~

Teresa terbangun di sebuah hamparan rumput yang begitu luas, di bawah pohon. Langit memang terlihat begitu cerah, biru. Teresa pun berdiri an melihat sekelilingnya. Pohon-pohon menjadi penghubung tempat tidur gantung. Sebuah merja berisi buah-buahan yang sudah dipotong pun tersisa. Lalu, ia melihat sebuah rumah pohon yang tak beratap. Kini Teresa ingat. Ia berada di glade. Teresa pun naik ke rumah pohon tersebut. Ia menemukan sebuah machette (baca: Maseti [Pisau yang dipegang Teresa waktu pertama di glade]). Teresa semakin ingat, ia mengancam para laki-laki di glade untuk tidak mendekatinya menggunakan machette itu. Namun... saat Teresa memegang machette itu...
"Tolong!!"
"Aaaaaa!!"
Langit berubah menjadi malam, api berkobar di mana-mana, teriakan juga dimana-mana. Teresa melihat ke bawah rumah pohon, cranks. Makhluk itu mengejar semua orang di glade. Tiba-tiba, ia melihat Newt, Minho, dan Sonya yang sedang bersatu melawan para cranks yang semakin banyak itu. Di sisi lain, Aris sedang berusaha naik ke atas pohon untuk menghindari cranks yang terus mengejarnya.
"Aris!!"
Teriak Teresa. Tiba-tiba, sebuah tangan menggenggam tangannya.
"Teresa, jika kita tidak dapat selamat, aku ingin mengatakan bahwa kau adalah orang yang paling ingin kulindungi,"
Ucap Thomas. Teresa sama sekali tidak mengerti, sehingga dia diam saja. Namun, tak lama kemudian, Thomas pun turun dari rumah pohon diikuti Teresa. Mereka melawan para cranks, yang seharusnya jika di glade mereka diserang oleh griever, kini mereka diserang oleh cranks. Tiba-tiba...
"TERESA!"
Teresa segera menoleh ke arah Thomas, lalu ke belakangnya. Beberapa cranks pun siap untuk melahap Teresa berkeping-keping. Namun...
PRANG!!
Terlihat dari kejauhan Harriet melempar botol berisi minyak tanah ke arah area berapi di sekitar cranks tersebut, yaitu di depan pohon. Semua cranks tersebut tumbang, namun pohonnya mulai rapuh.
"Teresa awas!"
Thomas pun mendorong tubuh Teresa menjauh dari pohon tersebut. Namun, pohon tersebut jatuh dan...
"Thomas!!"

~Bersambung~

Outside the Maze (The Maze Runner Fanfic)Where stories live. Discover now