Part 4

96 13 0
                                    

Tak terasa, pada akhirnya malam pun tiba, namun Thomas dan Teresa belum beranjak dari tempat mereka duduk.
Tok! Tok! Tok!
Pintu rumah Teresa diketuk. Lalu tersdengarlah suara teman-teman terutama Newt dan Sonya yang paling terdengar karena merekalah yang mengetuk pintu. Thomas pun melempar sesuatu yang tumpul ke arah jendela.
Duk!
Benda itu terpantul dan mengeluarkan bunyi yang tidak terlalu keras. Newt pun langsung mengintip melalui jendela. Thomas mengisyaratkan untuk membuka pintu. Newt mengangguk, dan dalam sekejap pintu rumah Teresa pun terbuka. Semua teman-teman mereka kecuali Brenda pun memasuki rumah dan me lihat keadaan Teresa yang masih berada dalam dekapan Thomas.
"Teresa kenapa, Thom?"
Tanya Harriet yang melihat mata Teresa yang begitu bengkak.
"Dia nangis lama banget, gak berhenti-berhenti, 15 menitan baru diem,"
Jawab Thomas dengan tatapan iba ke arah Teresa. Yang lain juga menatap Teresa dengan tatapan yang sama.
"Eh, Thom, ngomong-ngomong kenapa mata lu kayak yang habis nangis juga? Merah gitu,"
Tanya Newt, yang pandangannya langsung beralih kepada Thomas. Yang lain sontak langsung melihat ke arah Thomas.
"Keliatan ya?"
Tanya Thomas sambil tersenyum memaksakan. Yang lain saling berpandangan, bingung.
"Kenapa lu nangis?"
Tanya Minho. Thomas menghele napas.
"Tapi, setelah kalian tau ini, tolong jangan kasih tau Teresa, biar suatu hari nanti gue aja yang bilang sendiri ke Teresa, oke?"
Tanya Thomas meyakinkan teman-temannya. Teman-temannya mengangguk sambil tersenyum, ada juga yang membentuk huruf O di tangan atau mengangkat jempolnya.
"Sebenarnya, dari lama gue udah suka sama Teresa. Teresa baik, cantik, perhatian, pinter, dan kalau dia senyum rasanya, yah, . Gue tau, pasti sebelum kehidupan di glade, gue sama Teresa itu saling mencintai. Dan ngeliat dia sedih banget kayak gini, rasanya kayak kehilangan senyumannya dia,"
Ucap Thomas panjang. Rada lebay emang, tapi ya gitu deh siapa sih laki-laki yang gak sok bijak kalo lagi suka sama anak gadis. Tiba-tiba, Teresa mengerjap-erjapkan matanya, hendak bangun dari tidurnya.
"Mampus Thom, kedengeran sama Teresa,"
Bisik Winston. Thomas yang melihat hal itu pun menunjukkan ekspresi panik.
"Gapapa, Thom. Mungkin emang udah saatnya Teresa tau,"
Bisik Harriet, namun dengan nada yang keras.
"Tau apa...?"
Tanya Teresa yang menggosok-gosok matanya. Yang lain pun menghembuskan napas lega.
"E-enggak kok, gapapa, aku sama yang lain cuma lagi ngobrol aja,"
Ucap Thomas.
"Ngobrolin aku kan?"
Tanya Teresa dengan nada yang masih lesu. Yang lain berpandangan.
"Enggak ngomongin kamu kok, Tres,"
Ucap Thomas sambil tersenyum.
"Tapi tadi aku ngedenger kata-kata Teresa baik, Teresa cantik... tapi gak tau siapa yang bilang,"
Teresa. Semua orang berpandangan.
"Yaudah, kalo gitu bangun dulu yuk, mungkin kamu kecapean aja...,"
Ajak Sonya sambil tersenyum. Teresa tersenyum tipis, lalu melihat keatasnya. Terlihat wajah Thomas yang sesnag menatapnya, lalu menaik-naikkan alisnya. Senyumnya makin melebar, lalu ia pun beranjak dari dekapan Thomas.
"Kamu melukin aku dari tadi sore?"
Tanya Teresa. Yang lain terdiam, lalu saling berseru.
"Wadoo Thomas," -Winston
"Cowok kerduz," -Harriet
"Enak ae lu meluk Teresa, gue kapan?" -Newt
"Pacaran aja belom," -Gally
"Kak Thomas modus terus ke kak Teresa," -Aris
Thomas hanya cengir-cengiran.
"Ya biarin lah, harusnya kamu bilang makasih ke aku, kalo gak aku peluk kamu udah guling-guling di lantai sekarang,"
Seru Thomas dengan candaan recehnya. Yang lain pun tertawa.
"Udah ah, sekarang kita ngapain ya?"
Sergah Sonya di sela-sela tawa mereka yang perlahan berhenti.
"Oh gue tau,"
Ucap Thomas yang langsung melesat ke ruangan lain. Wajar saja, karena Thomas sudah sering main ke rumah Teresa. Thomas pun datang membawa gitar yang sudah usang.
"Pinjam ya Tres,"
Ucap Thomas sambil duduk di lantai, di depan sofa dimana Teresa duduk.
"Eh, hari ini kita nobatin aja si Teresa sebagai putri satu malam!"
Seru Harriet. Yang lain menoleh ke arah Harriet, lalu tersenyum dan mengangguk serempak.
"Berarti semuanya jangan ada yang duduk di kursi, duduk dibawah dongg,"
Ucap Ben. Semuanya pun menyingkirkan kursi-kursi dan duduk dibawah.
"Eits, kita ngejauh dong dari Thomas," -Newt
"Pangeran mau nyanyi buat tuan putri neh," -Minho
Mereka semua tertawa kecil, lalu duduk sedikit menjauh dari Thomas.
"Nih ya, suara gue gak bagus tapi dengerin ajalah siapa tau lawak buat kalian,"
Ucap Thomas yang kembali mengundang tawa kecil dari beberapa orang di ruangan itu.

~Bersambung~

Di part 2-in aja karena lagunya panjang :v
Btw kalo banyak typo tolong maklumi ngetiknya buru-buru :v

Outside the Maze (The Maze Runner Fanfic)Where stories live. Discover now