20 - Memori

1.2K 217 44
                                    

Brak!

Sebuah pintu dibuka seakan telah didobrak paksa. Membuat si pemilik ruangan begitu terkejut.

"Paman!" pekik Seokmin.

"Astaga, Seok. Kau kenapa?"

Seokmin berlari kecil mendatangi paman kesayangannya dan kembali berteriak. "Jisoo!"

"Ada apa dengan Jisoo?"

"Jisoo juga meninggalkanku," lirihnya.

Tidak heran, memang. Bahkan hal ini telah ia prediksi jauh-jauh hari sejak Seokmin bercerita kalau dia sudah meminta Jisoo untuk menjadi sahabatnya.

Siapa yang bisa bertahan lama dengan kata sahabat versi Seokmin?

Si lawan bicara hanya bisa menghembuskan napasnya dengan kasar untuk menanggapi keponakannya itu.

"Paman, aku harus bagaimana?"

Rasa panik Seokmin nampak semakin memuncak.

"Jisoo mengatakan apa?"

"Energinya hampir habis dan langsung menutup telpon."

"Kau sudah mendatangi rumah Jisoo?"

Seokmin menggeleng.

"Kenapa tidak kau datangi saja?"

"Aku belum siap bertemu dengannya." wajahnya ditekuk. Menatap lantai ruangan dengan penuh kesedihan.

"Belum siap? Dalam kondisi seperti ini kau masih memikirkan egomu sendiri?"

"Aish! Iya, ini salahku. Jadi aku harus bagaimana?"

"Ya! Bukankah paman sudah bilang jangan main-main pada Jisoo? Sepertinya aku benar-benar akan mencincang habis asetmu itu!"

Bukannya mendapatkan solusi, Seokmin malah kembali mendapat ancaman.

"Terserah paman setelah ini memarahiku seperti apa, tapi sekarang tolong aku, ya?" bujuknya.

"Tidak! Kau urus saja sendiri, selesaikan semuanya sendiri."

Sang paman sudah begitu geram. Ia bahkan sudah ratusan kali memperingatkan Seokmin agar berhenti main-main dengan perasaan Jisoo dan sekarang ia tidak ingin kembali terlibat dalam masalah percintaan anak ingusan ini.

"Jangan begitu paman ... Aku tidak ingin kehilangan Jisoo." bocah besar ini semakin merengek.

"Kau sudah menyadari perasaanmu padanya?"

Seokmin terdiam. "Perasaan apa?"

"YA! KAU!"

Mari kita ucapkan selamat tinggal pada 'adik' kesayangan Seokmin.

--- JISOO ---

"Kau baik-baik saja, kan?"

Jinyoung menghancurkan lamunan Jisoo. Gadis itu memang tengah berada di dalam mobil Jinyoung, tapi pikirannya berada di tempat lain.

Jisoo tidak tega. Seokmin nampak sangat buruk. Hadir di perkuliahan hari ini dengan penampilan acak-acakan. Bahkan lebih terlihat seperti seseorang yang belum pernah membersihkan dirinya selama seminggu penuh.

Dan itulah kenyataannya.

Bagaimana bisa ia pergi kuliah dengan kondisi seperti itu?

Seokmin masih terduduk di dalam ruangan meski kelas sudah berakhir sejak setengah jam yang lalu. Pandangannya kosong.

Menjadi orang yang berusaha Jisoo hindari akhir-akhir ini. Orang yang berusaha Jisoo lupakan sedikit demi sedikit, sungguh menyiksa pria ini.

Apa Jisoo menyerah?

JISOO [Revisi] (✓)Where stories live. Discover now