18 - Sahabat

1.1K 201 44
                                    

Mengayuh sepeda dengan santai, ditemani deruan angin yang tidak begitu kencang namun menyejukan. Memang hanya hal kecil. Tapi, bukankah ini cukup romantis? Seokmin mengajak Jisoo mengelilingi sebuah taman dengan menggunakan sepeda.

Daun yang menguning disetiap pohon menyambut mereka.

Jisoo berpegangan erat pada pinggang Seokmin, yang terus mengayuh sepeda dengan perlahan. Menikmati suasana taman. Sesekali diselingi suara tawa Seokmin yang begitu nyaring dan cekikikan lembut seorang Hong Jisoo.

Canda mereka seadakan tidak akan pernah ada habis.

"Berhenti Seok, kau pasti lelah." ujar Jisoo.

Sudah sekitar 20 menit Seokmin mengayuh sepeda itu. Taman yang begitu luas pun sudah mereka telusuri sepenuhnya.

Sepeda itu diparkirkan tepat di samping sebuah kursi kosong di bawah pohon rindang yang menghadap langsung ke sebuah danau. Airnya begitu jernih namun berwarna sedikit kehijauan.

Sudah setengah hari penuh mereka menghabiskan waktu, setelah berkeliling puas di dalam sebuah mall dan menonton film cartoon.

Sebenarnya Jisoo meminta film horor. Namun karena Seokmin terus saja merengek menginginkan film cartoon, apa boleh buat?

Menyempatkan diri bersinggah di sebuah restoran sederhana di pinggir jalan untuk sekedar mengisi perut mereka yang sudah kosong sedari tadi, hingga di sinilah mereka sekarang. Bermodalkan sepeda yang baru saja disewa untuk mengelilingi taman.

"Jisoo, aku lelah."

Seokmin merebahkan diri di kursi taman dengan berbantalkan kedua paha Jisoo. Mengulurkan tangannya dan menyentuh dagu serta pipi gadis manis itu. Bahkan dua pipi tembam itu sudah merona merah sedari tadi!

"Aku pernah melakukan ini bersama Taeha. Kami pergi ke bioskop dan berkeliling taman menggunakan sepeda."

Ucapan Seokmin kali ini justru menghancurkan kesenangan Jisoo dalam sekejap. Untungnya gadis yang tengah bersamanya itu, sungguh pintar menyembunyikan emosi.

"Benarkah? Apa itu menyenangkan?"

Seokmin mengangguk kuat. "Tapi, melakukan ini bersamamu ternyata jauh lebih menyenangkan!"

Seokmin kembali bangkit dan merapatkan jarak di antara dirinya dengan Jisoo. Melanjutkan kalimatnya, "Soo, aku belum pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Walau pun itu bersama Taeha."

Siapa yang tidak senang mendengar pernyataan ini? Jisoo rasanya hampir Melompat tinggi ke udara.

"Apa kau sempat menyukai Taeha?"

Pertanyaan ini, mematikan Seokmin. Tapi ia juga tidak ingin membohongi Jisoo. Ucapan paman kemarin berhasil menghantui Seokmin.

Seokmin mengangguk ragu. "Tapi aku masih bingung, rasanya aneh."

Gadis manis itu tertawa. "Aneh? Apa kalian pernah menjalin hubungan serius?"

"Kenapa kau menanyakan ini lagi? Aku sudah pernah bilang, kan, kalau kami hanya bersahabat?"

"Baiklah... Aku kalah." Mengangguk, lalu Jisoo meraih tangan Seokmin. Menggenggamnya dengan erat. "Kalau begitu, ayo ceritakan semuanya."

Jisoo sudah menyiapkan mentalnya mati-matian untuk mendengarkan ini. Sudah bisa dipastikan Seokmin akan terus melemparkan beribu-ribu pujian untuk seseorang yang dia anggap sahabat itu.

Seokmin membalas genggaman tangan Jisoo dan menyenderkan kepalanya di pundak gadis manis di sampingnya. Berusaha mengumpulkan setiap potongan memori yang pernah ia lalui bersama Taeha.

JISOO [Revisi] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang