11 - Jawaban

1.1K 201 36
                                    

"S-seokmin? Beberapa hari ini kau ke mana saja?"

Ya, itu Seokmin.

Kesal dan khawatir, keduanya bercampur menjadi satu. Di satu sisi, Jisoo begitu geram dengan tingkah laku Seokmin. Namun di sisi lain, ia sangat yakin jika sekarang pria itu sedang memiliki setumpuk masalah. Ia takut jika nantinya Seokmin akan berbuat yang tidak-tidak.

Namun orang yang dikhawatirkan malah terkesan begitu tak acuh padanya. Dengan kembali meneruskan langkahnya yang sempat terhenti tadi, berjalan tanpa menjawab pertanyaan Jisoo.

Memang sudah menjadi kebiasaan, semua pertanyaan Jisoo yang ditujukan pada Seokmin malah tidak lebih dari setengahnya yang mendapatkan jawaban.

Jisoo kemudian berlari kecil berusaha mengejar Seokmin yang berada beberapa meter di depannya.

"Tadi aku acara keluarga di restoran yang ada di dekat sini."

Akhirnya Jisoo mendapatkan jawaban, meski sedikit terlambat.

"Tapi, kenapa kau absen kuliah?"

Pria itu sama sekali tidak menganggap keberadaan Jisoo rupanya! Melihat ke arahnya pun, tidak. Apa pemandangan Sungai Han itu jauh lebih menarik dibandingkan Jisoo?

"Lee Seokmin!" Jisoo mulai geram. "Kau dengar, tidak? Apa kau masih marah? Oke, aku minta karena sudah menamparmu kemarin."

Mungkin saja Seokmin tidak memperdulikan kehadiran Jisoo di sana karena masih marah, kan? Seokmin pasti masih marah karena tamparan Jisoo tempo hari, kan?

Akhirnya Seokmin menghentikan langkahnya. Menatap lekat pada manik mata kucing itu.

"Kemarin itu tamparan? Aku kira kau membelai pipiku karena terpesona begitu lihat aku tanpa masker." Ujar Seokmin, lalu terkekeh kecil.

"Seokmin! Ini belum waktunya untuk bercanda!"

Jisoo marah? Tentu saja!

Tapi, tiba-tiba ia terdiam. Ini pertama kalinya Jisoo melihat Seokmin tertawa. Memang hanya tertawa kecil. Namun, nampak begitu tulus.

Mata itu menyipit, hingga menimbulkan kerutan di sekitarnya. Bibir pemuda itu sedikit melengkung ke atas, tetap tidak bisa ditutupi meski terhalangi oleh masker sekali pun. Ini pemandangan langka!

"Seokmin, kau tadi bertemu dengan siapa?"

Jisoo penasaran. Siapa yang sudah ditemui Seokmin dan berhasil membuatnya sebahagia ini? Kekasihnya, kah? Apa Seokmin sudah memiliki kekasih?

"Ayahku. Dan... Ibuku. Katanya."

Kening Jisoo mengerut. "Katanya?"

Seokmin mengangguk. "Ibu kandungku sudah meninggal."

Terjawab sudah! Sangat wajar kalau Seokmin terlihat sebahagia ini sehabis bertemu dengan keluarganya.

"Percuma aku main kabur-kaburan ke hotel. Ujung-ujungnya wanita itu tetap saja menjadi Ibu tiriku."

Tidak biasanya Seokmin kali ini banyak bicara.

"Jadi, kau tinggal di hotel sebagai langkah protes ke ayahmu yang hendak menikah lagi?"

"Aku hanya tidak mau ayah terlalu cepat melupakan ibu. Apa itu salah? Ah, sudahlah. Kau tidak akan mengerti!"

Seokmin segera melangkah pergi.

Jisoo yang ditinggal Seokmin sendirian masih terdiam di tempat, tanpa mengubah posisinya sedikit pun. Masih berusaha mencerna pembicaraan mereka tadi.

"Jadi ... Seokmin cepat marah itu karena ada masalah di keluarganya. Bahkan dia kabur dari rumah dan tinggal di hotel?" Jisoo mengangguk paham. "Terima kasih, Seokmin! Akhirnya aku bisa tidur dengan nyenyak dan berhenti dihantui oleh teman-teman sekelas yang memintaku untuk mencari tahu masalahmu. Tamparan kemarin tidak sia-sia, ya!"

JISOO [Revisi] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang