Part 1

736 29 3
                                    

Semilir angin dingin membelai lembut rambut Teresa yang tergerai panjang. Sinar rembulan menyinari wajahnya dan seorang pemuda yang duduk di sebelahnya.
"Harus kita juga ajak yang lain, jadinya bosen gini kan, ah bete,"
Ucap Teresa yang berdiri lalu mulai berjalan ke arah tendanya lalu masuk ke dalamnya. Thomas yang memperhatikan hal itu hanya melihatnya sampai masuk ke dalam tenda. Setelah itu ia kembali melihat ke arah bulan.
"Dasar cewek, bete aja terus tiap hari,"
Ucap Thomas tanpa menggerakan kepalanya. Tepat setelah itu, kepalanya dilempari sandal milik Teresa.
"Aku dengar itu, tau!"
Teriak Teresa dari dalam tenda. Thomas menghela napas, lu kembali ke tendanya yang berada di sebelah tenda milik Teresa.
"Yaudah, nanti aku bikin groupchat biar yang lain mau diajakin pergi-pergi gampang...,"
Ucap Thomas dari dalam tenda. Terdengar dari tenda disebelahnya, Teresa menyahut,
"Sip!"
Thomas tersenyum kecut lalu tidur di tendanya.

~

Ciap-ciap ciap-ciap
Suara burung kecil membuat Teresa membuka matanya. Ia mulai duduk dan keluar dari tendanya. Melihat matahari sudah naik, ia menyadari bahwa ia bangun kesiangan. Ia hendak pergi ke tenda Thomas, namun tenda itu sudah tidak ada pada tempatnya.
"Ma... Tom kemana?"
Tanya Teresa kepada ibundanya yang kebetulan sedang menyiram tanaman di dekatnya.
"Tuh, udah pulang dari tadi pagi, kamu sih bangunnya siang,"
Jawab ibunya Teresa. Ia pun menoleh ke arah rumah di depannya. Tampak seorang pemuda yang sedang memberi minum seekor kucing dengan mangkuk susu yang ia bawa. Diberikannya mangkuk susu itu pada seekor kucing sambil mengajaknya mengobrol. Teresa tersenyum kecut. Saat ibunya Teresa masuk ke dalam rumah, Thomas yang sedari tadi mengurusi kucing mulai menyadari Teresa yang sejak tadi melihatnya. Ia melambaikan tangan pada Teresa dengan ekspresi tersenyum tipis. Teresa membalasnya dengan senyuman. Tiba-tiba, Thomas menggerak-gerakkan tangannya ke sebuah taman yang berada di belakang rumahnya. Teresa mengangguk tanda mengerti, hingga mereka masuk ke dalam rumah masing-masing.

~

Cekling!
Ponsel milik Teresa berbunyi pertanda ada pesan masuk. Dalam keadaan rambutnya yang setengah basah karena air keramas, ia segera meraih ponselnya yang berada di atas meja di kamarnya.

Thomas invited you to the group

Melihat notifikasi tersebut, Teresa menyunggingkan senyum. Ia menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk berbincang dengan teman-temannya dalam groupchat yang dibuat oleh Thomas, seperti yang dijanjikannya tadi malam. Namun, tak lama kemudian...
"Teresa, Thomas ada di depan pintu, kurasa dia mencarimu,"
Panggil ibunya Teresa. Teresa segera menyaku ponselnya dan membuka pintu depan. Seorang pemuda tampak di depan Teresa sambil menaik-naikkan alisnya. Teresa memutar mata sambil tersenyum kecut.
"Ngapain kesini? Aku bisa dateng sendiri kok,"
Ucap Teresa sambil menutup pintu rumahnya. Thomas menahan tawa.
"Lah? Aku nungguin 15 menit lho disana,"
Ucap Thomas sambil berjalan bersama Teresa menuju taman. Sesampainya di taman, tampak hamparan rumput luas yang diisi oleh tidak terlalu banyak orang, mayoritas anak-anak. Mereka mulai duduk di atas rumput yang hijau.

~

Kring... kring...
Bunyi bell sepeda membuat Thomas yang sedang cerita macam-macam berhenti bicara. Terlihat seorang pemuda seumuran mereka dengan mata yang sipit memberhentikan sepedanya di dekat mereka.
"Cie yang lagi asik nge-date,"
Ucap Minho sambil menaruh dagunya pada antara 2 stang sepeda.
"Ampun deh papa min min hohoho kita gak nge-date, emang udah jadi rutinitas kalo kita bosen dirumah ya refreshing keluar berdua,"
Ucap Thomas. Teresa tertawa mendengar ucapan Thomas.
"Papa Min min hohoho biasa aja kali nyebut namanya, hahah,"
Ucap Teresa di sela-sela tawanya. Minho yang kesal melihat itu hanya cemberut seperti bayi yang baru saja menangis.
"Eh tadi gue denger 'refreshing keluar berdua' jadi kalo satu bosen langsung ajakin yang satu lagi, gitu?"
Tanya Minho semakin penasaran. Thomas dan Teresa pun saling berpandangan, lalu mengangguk.
"Wah udah ini mah jadian aja, melengkapi gitu. Hubungan tanpa status gak enak, cok. Mending gue, gak deket sama siapa-siapa tapi jomblo, daripada kalean,"
Ucap Minho mencibir.
"Dih sama si Sonya juga lu demen kan?"
Balas Thomas tak kalah seru.
"Mampus lu kemana-mana sama Sonya harus izin dulu sama Newt,"
Lanjut Teresa sambil beradu tos dengan Thomas. Minho yang sabar melihat kelakukan anak-anaknya itu pun hanya menghela napas dengan sabar.
"Btw lu habis darimana?"
Tanya Thomas.
"Nganter barang, habis ini mau main kerumah Newt, disitu ada si Ben sama Gally. Ada yang mau ikut?"
Tanya Minho sambil menegakkan tubuhnya.
"Wah, ikut dong,"
Seru Teresa sambil menaiki kursi belakang sepeda Minho.
"Eh-eh, Tres kok gitu,"
Ucap Thomas sambil berdiri memelas kepada gadis berambut gelap itu.
"Udah lama gak ketemu Ben, mau ketemu mama Newt juga, bentar doang kok,"
Ucap Teresa tertawa kecil iba melihat sahabatnya. Thomas pun cemberut.
"Yaudah, gini aja, Teresa duduk agak depanan dikit, terus Thomas berdiri dibelakang Teresa, peganggannya ke pundak Teresa,"
Ucap Minho.
"Lah sepeda lu gak akan meledak bannya?"
Tanya Thomas yang disertai dengan gelak tawa Teresa. Minho menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengacungkan jempol. Mereka pun mengikuti apa yang dikatakan Minho. Sepeda melaju menuju sebuah perumahan yang disertai dengan tawa ketiga remaja yang akan segera beranjak dewasa tersebut.

~Bersambung~

First chap! Yeayy!

Outside the Maze (The Maze Runner Fanfic)Where stories live. Discover now