Trouble Pt. 1

Mulai dari awal
                                    

Kenapa aku jadi semakin deg-degan seperti ini. Aku bahkan tidak tahu harus mulai dari mana dan yang aku tahu aku sangat merindukannya.

Tapi akhirnya aku mulai bicara. "Hal yang paling aku rindukan ... adalah kau, Yoongi." Ucapku jujur.

"Aku?" tanyanya dan aku mengangguk.

"Aku merindukanmu di sampingku, aku rindu senyummu, aku merindukan suaramu, aku rindu seperti kau memelukku, seperti kau menatapku saat kau ingin menciumku, aku merindukan tawamu, aku rindu bersamamu. Kau pergi berhari-hari dan tidak dapat menelepon, aku merasa kesepian, aku merasa cemas tapi ketika aku melihatmu, aku tidak ingin kau pergi lagi ... " Aku mengutarakan perasaanku.

Dia terpaku dengan ucapanku. Dia hanya tersenyum dan menatapku. "Tutup matamu" Ucapnya.

Aku bingung kenapa ia menyuruhku untuk menutup mata, tapi aku tetap mrlakukannya.

Kurasakan dia meraih tangan kiriku dan kemudian aku juga merasakan kalau ia memasukkan sebuah cincin di jari manisku. Entah kenapa rasanya aku langsung ingin tersenyum. Tapi aku berusaha menahannya.

"Sekarang bukalah." Ucapnya.

Aku pun membuka kedua mataku pelan-pelan lalu melihat tanganku. Sebuah cincin berwarna silver melingkar indah di jari manisku.

Yoongi juga memiliki cincin yang sama di jari manisnya.

"Apa ini....?" Aku menatapnya.

"Ini adalah simbol cinta ku padamu. Ini adalah sepasang cincin, selama kau memakainya, aku akan selalu bersamamu sama seperti kau selalu bersamaku. Aku mencintaimu lebih dari apapun, setiap kali aku melihat wajahmu aku jatuh cinta lagi padamu. Segala sesuatu tentangmu adalah apa yang membuatku terus berjalan, itulah yang memberiku energi setiap hari." Dia menatap mataku." Aku akan mencintaimu tanpa syarat ... aku mencintaimu apa adanya....selamanya."

Hatiku menghangat mendengar ucapannya. Tapi mataku mulai berair saat dia mengucapkan kata-kata terakhir itu. Bukan air mata sedih, tapi air mata bahagia.

Dia membungkuk dan menciumku dengan cara yang belum pernah ku alami. Ciuman cinta sejati. Aku membalas ciumannya, dia memperdalam ciumannya, tangannya dengan lembut di belakang leherku membawaku lebih dekat dengannya.

"Bisakah aku membuat kiss mark?" Dia berbisik.

Aku malu, tapi juga menganggukkan kepala.

"Sekarang semua member BTS tahu aku bisa menandaimu di mana saja aku mau" dia menyeringai.

"Sebaiknya tidak seperti terakhir kali, itu-"

Dia menciumku untuk mengalihkan perhatianku. "Shhh." dia tersenyum.

Dia membelai rambutku dan menyibakkannya ke belakang telingaku. Dia menatapku dalam. "Berbaringlah" pintanya.

Mataku melebar. "O-di tempat tidur?" Aku bertanya.

"Di mana lagi? Kecuali kau ingin berada di lantai." dia terkikik.

Aku tersipu malu.

"Jangan malu-malu, berbaring saja, aku ingin kau mengingat yang ini." Ucapnya.

Aku bahkan masih ingat yang pertama. Tapi akhirnya aku berbaring. Hatiku berdebar-debar kencang di dalam dadaku. Dia naik ke atasku dan memegang kedua tanganku di sisi kepala. Yoongi membungkuk, membuat hidung kami nyaris bersentuhan. "Kau gugup?" Dia berbisik.

Jantungku semakin berdegup kencang. Karena aku tak mengekuarkan suara jadi dia sendiri yang menjawab. "Pasti iya," katanya tanpa mengalihkan tatapan.

Aku memejamkan mata saat bibirnya yang lembut menempel di bibirku. Kami berciuman untuk wakty yang cukup lama daripada yang pernah kami lakukan sebelumnya. Aku ingin menyentuhnya, tapi dia memegang kedua tanganku dengan kuat. Aku hampir kehabisan napas tapi bersyukur karena Yoongi menjauhkan tubuh.

Lucky Fan GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang