Patah Hati Kedua Puluh Tujuh

2.4K 257 3
                                    

Satu tahun silam di hari yang sama, hujan turun deras. Tiap-tiap rintiknya membasahi segala obyek yang ada.

Termasuk atap halte di mana kamu dan aku duduk, tengah bergeming sebab kamu dan aku baru saja menyudahi segalanya.

Hanya dengan satu kalimat "Mari mengakhirinya sekarang." kamu sukses membuat segalanya hancur berantakan.

Hari ini, hujan kembali turun meski tidak sederas setahun silam. Tiap-tiap rintiknya tidak seberbahaya hari itu.

Di halte yang sama pula, aku duduk, bergeming. Tidak ada kamu, sebab sudah lama segalanya hancur.

Bedanya, hari itu aku menangis sederas hujan. Sementara hari ini, aku berhasil bertahan.

Sekalipun tanpa kamu.

Aku tidak seperti hujan yang berulang kali jatuh pada tanah yang sama. Aku jatuh padamu cukup sekali, seumur hidup.

Kini, segalanya usai.

Sekantung Prosa Berjudul Patah HatiWhere stories live. Discover now