18

2.1K 268 41
                                    

Rumahku, 4 Juli 2018


Di hari ulang tahunku, kami memutuskan untuk menginap saja di rumahku. Karena minggu lalu kami sudah tidur di rumahnya. Kamarku agak berantakan. Saat Adrian masuk, ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menghela nafas.

Kami datang ke rumahku malam hari. Aku harus menunggu Adrian pulang kantor dulu baru bisa pulang ke rumah. Bosan juga lama-lama di rumah orang lain yang sama sekali tidak familiar denganku. Seminggu di rumah Adrian memang menyenangkan. Tapi tetap saja bosan.

Sedatangnya kami di rumahku, entah ada angin apa, aku jadi ingin mandi. Biasanya mana pernah aku mandi di malam hari. Kebetulan masih jam delapan malam, boleh lah.

"En, aku mandi duluan yah. Badan gatel banget. Gak kuat."

"Ah iya udah. Tadinya mau aku dulu."

"Tunggu yah." Adrian tersenyum padaku dan keluar dari kamar.

Sambil menunggu dia mandi, aku sedikit membereskan kamarku. Malu juga kalau kamar berantakan. Apalagi malam ini aku akan tidur di kasur milikku bersama suami.

Kalau dipikir-pikir, dari hari pertama menikah, hal paling intim yang kami lakukan hanya sekedar berpelukan saat tidur. Adrian juga selalu mencium keningku sebelum tidur dan saat bangun tidur. Hanya itu. Tak ada hal lain yang lebih intim dari itu.

Bohong kalau aku selama ini tidak berpikiran ke arah yang lain setiap kali bertatapan dengannya. Ini sudah satu minggu lebih. Pasangan pengantin lain mungkin sudah berpuluh kali melakukan hubungan dengan suaminya. Aku, satu kali saja belum pernah. Apalagi mencoba untuk menyentuh bibirnya. Aku masih takut.

Kalau dihitung sejak hari pertamaku haid, hari ini hari ke sebelas. Dimana masih jadi tanggal terlarang untuk berhubungan kalau tidak mau hamil. Tamuku memang sudah beres dengan urusannya. Tapi, aku melihat Adrian biasa saja. Mungkin dia juga takut meminta karena aku belum siap.

Hubungan intim menjadi dasar sebuah pernikahan. Tak bisa dipingkiri lagi, hampir 100% manusia normal di dunia menikah karena untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya. Maka dari itu, aku ingin pengalaman pertamaku ini menyenangkan dengan suasana romantis.

Berkaca dari tugas akhir yang aku ambil saat kuliah. Aku mengambil ide tentang Dispareunia (sakit saat berhubungan) karena pengalaman pertama beberapa temanku yang agak buruk. Dispareunia saat melakukan hubungan pertama kali memang lumrah terjadi. Tapi, ada cara untuk mengantisipasinya atau meminimalisir sakitnya. Salah satunya komunikasi dengan pasangan.

Sampai sekarang aku masih ragu untuk berdiskusi tentang hal intim itu. Takut apa yang ada dalam diri suamiku terbangun.

"Sayang, katanya tadi kamu mau mandi. Aku udah selesai."

Adrian datang membuyarkan pikiranku. Aku menoleh padanya. Tawaku pecah saat melihat penampilannya sekarang.

"Hahahahahahha."

"Kamu kenapa? Apa yang lucu?" tanyanya.

"Itu rambut kamu!!" Aku menunjuk rambutnya yang masih basah.

Adrian buru-buru melihat parasnya di cermin.

"Iiih ganteng gini. Malah diketawain." Protesnya sambil menyisir dengan jarinya.

"Iya ganteng. Hehehehhe." Aku tertawa lagi.

"Kamu kalau mau tidur, tidur aja duluan. Takut aku mandinya lama," ujarku.

"Aku tungguin aja. Lagian kita belum sholat juga."

Ah iya. Aku lupa.

"Ya udah, tungguin. Kita berjamaah."

[Re] If I Have a Husband ⭕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang