17

1.7K 276 44
                                    

Resepsi pernikahan Adrian dan Alya berjalan lancar. Untungnya cuaca cerah karena sedang musim kemarau. Jadi, hujan tak merusak pesta kebun mereka.

Hampir seharian berdiri, Alya lelah juga. Langkah kakinya tak beraturan. Untung sekarang ada yang memeganginya. Adrian sang suami menuntunnya menuju kamar Adrian.

Ini pertama kalinya Alya masuk ke kamar Adrian. Kamar yang rapi seperti kamar seorang gadis. Berbanding terbalik dengan keadaan kamar Alya. Ada meja rias dengan lampu yang terang di kamar Adrian. Tak lupa foto Adrian seukuran 2x3m menghiasi dinding kamar.

Alya mengantuk parah. Matanya nyaris tak bisa dibuka. Seluruh tubuhnya pegal. Begitu menyentuh kasur, ia lansung tertidur. Adrian membenarkan posisi Alya supaya tidurnya nyaman. Adrian banyak tersenyum hari ini.

"Bayi banget sih. Kok gemes yah." Adrian mengepalkan kedua tangannya dan menggoyangkannya karena gemas.

"Yang, gak sholat dulu?" tanya Adrian.

"Lagi libur. Bye!! Aku mau tidur dulu bentar, ya!" kata Alya.

Iya, Adrian harus bersabar saat mendengar kabar dari istrinya kalau dia sedang kedatangan tamu. Rencana bulan madu yang sudah disusun gagal sudah. Adrian hanya bisa mengelus dadanya supaya lebih sabar lagi.

Kabar terburuknya lagi, hari ini adalah hari pertama Alya kedatangan tamu. Adrian harus menunggu seminggu lagi untuk menyentuh istrinya.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Adrian sudah dipanggil untuk ikut makan malam bersama kedua orangtuanya dan juga mertuanya. Tak lupa seluruh sanak saudaranya yang belum pulang juga ikut hadir.

"Sayang, bangun. Makan dulu, yuk!"

Adrian sedikit menggoyangkan lengan istrinya. Berharap Alya akan segera bangun.

"Hhhmmm.. Aku masih ngantuk."

"Nanti aja lanjutin tidurnya kalau udah makan. Sekalian cuci muka dulu. Itu make upnya belum kamu bersihin."

Adrian membantu Alya untuk bangun. Alya terduduk sejenak dengan mata tertutup.

"Lemes banget badan aku. Cape banget. Padahal cuma duduk doang," keluh Alya.

Memang karena penyakitnya ini, sebanyak atau sesedikit apapun kegiatannya, Alya akan merasa cepat lelah.

"Tadi pagi diminum gak obatnya?" Adrian jadi ikut memperhatikan jadwal minum obatnya Alya.

Ia mengelus rambut istrinya. Hal itu ia lakukan secara otomatis. Layaknya pasangan yang sudah berpacaran bertahun-tahun dan sudah biasa melakukan itu. Tak ada kecanggungan lagi.

"Diminum," jawab Alya singkat.

"Makan dulu yaa sekarang. Kamu belum makan lagi dari tadi siang."

Adrian menarik tangan istrinya, membantunya untuk berdiri tegak, lalu keduanya turun ke bawah. Acara makan bersama keluarga segera dimulai saat pengantin baru ini sudah duduk di tempatnya.

"Adeeuuuh.. Pengantin baru. Maunya di kamar melulu nih," goda ibunya Adrian.

"Apaan sih Mah."

"Gimana, kalian mau bulan madu kemana?" Baru saja akan mulai makan, Kakek sudah menanyakan hal ini.

"Hehehehe. Nanti aja, Ki. Nunggu Alya beres dulu."

"Loh? Alya lagi haid sekarang?" tanya ibu Adrian.

"Iya, Mah."

"Wah, kalau gitu bisa langsung jadi nih. Kita bakalan cepet punya cucu!!" kata ibunya Adrian kegirangan.

[Re] If I Have a Husband ⭕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang