MB [ 1 ]

2.5K 152 4
                                    

Amora berjalan santai di koridor dan matanya menangkap sosok Durio, dengan cepat dia menghampirinya.

"Hai calon suami gue yang kece badai tapi masih kecean gue" celetuk Amora membuat Rio tersentak kaget.

"Bisa gak sih lo gak ngagetin gue ? Bisa-bisa mati muda gue" kesal Rio yang membuat Amora terkekeh.

"Jangan mati dong nanti gue jadi janda muda" ujar Amora.

"Heh kudanil gue gak sudi ya jadi suami lo, gue lebih sudi lo jadi babu gue" ujar Rio sarkas.

Amora mengerucutkan bibirnya.

"Hobi banget sih hina calon istri sendiri nanti dosa loh" ujar Amora cemberut.

"Gue gak ngehina gue ngomong kenyataan" Rio semakin geram.

"Ish orangan gue cantik gini di suruh jadi babu" decak Amora.

Rio tak mau lebih lama mendengar ucapan Amora yang melantur itupun memutuskan untuk pergi meninggalkannya.

"DURIAN JANGAN TINGGALIN GUE NANTI GUE DI CULIK" teriak Amora memenuhi koridor sekolahnya.

Amora sedang berada di koridor yang lumayan ramai tak sedikit pasang mata melihatnya, ada yang iri, sinis atau tatapan lainnya. Tapi dasarnya Amora yang tidak peduli itupun mengabaikan semua tatapan itu.

Amora memasuki kelasnya yang sudah ramai dan duduk di sebelah Ratu sahabatnya sekaligus teman sebangkunya.

"Muka lo kusut amat" celetuk Ratu yang melihat Amora cemberut.

"Gue di tinggalin di koridor sama pangeran durian" jelas Amora.

Ratu memutar kedua bola matanya malas. Dia sudah tau perihal sahabatnya yang berusaha untuk mendapatkan hati Rio namun caranya yang keterlaluan itu membuat Rio malah ilfeel dengannya.

"Mendingan lo berenti ngejar Rio kaya gitu deh, lo pake cara lain aja" saran Ratu.

"Kaya gimana ?" tanya Amora yang tertarik dengan saran Ratu.

"Ya lo perhatian tapi jangan terlalu perhatian banget terus lo juga harus ngertiin Rio, jangan maksa-maksa dia" papar Ratu.

"Tapi kalau gak di paksa Durian gak bakal mau lakuin apa yang gue minta" ujar Amora lirih.

"Justru itu, lo coba ngertiin Rio jangan pernah maksa dia buat ngelakuin apa yang lo mau biarin dia jadi diri dia sendiri" jelas Ratu.

Amora terdiam mencerna ucapan Ratu. Dalam hatinya dia ingin sekali mendapatkan hati Rio tapi dia juga takut gagal dengan cara ini.

"Kalau gagal gimana ? Gue cinta banget sama durian Rat" lirih Amora.

"Ra cinta itu gak harus memiliki, lo gak bisa paksain buat dapetin Rio kalau takdir gak izinin ya lo harus terima" ujar Ratu.

Amora menghela nafas pasrahnya.

"Gue bakal tetep berusaha buat dapetin durian, pok-" ucapan Amora terhenti karena ada sebuah pulpen mendarat mulus di kepalanya.

Amora menggebrak mejanya sambil berdiri memerhatikan seisi kelas nya dengan tatapan tajam.

"SIAPA YANG BERANI LEMPAR PULPEN INI KE KEPALA GUE ?" tanya Amora emosi.

Seisi kelas diam tak ada yang berani menjawab.

"GUE TANYA SIAPA ? JAWAB! KALIAN PUNYA MULUT KAN ?" Amora semakin emosi.

"PULPEN INI UDAH GANGGU OBROLAN GUE SAMA RATU TAU GAK ?" Teriaknya lagi.

"Ck lebay banget si, lagian juga tuh pulpen gak bikin kepala lo bocor" celetuk laki-laki yang baru saja masuk kedalam kelasnya.

Amora yang tadinya emosi kini memasang wajah cantiknya.

"Eh pangeran Durian, gue tadi cuma akting doang kok marah-marahnya hehee" ujar Amora mendekati Rio sambil cengengesan.

"Ngapain lo deket-deket" celetuk Rio membuat Amora mengerucutkan bibirnya.

"Bibir lo ngode pengen di cium ? Sini gue cium" goda Rio membuat Amora membelalakkan matanya.

"Aahhh Rio gue takut, sini deh cium nih" ujar Amora yang membuat seisi kelas menatapnya tak percaya.

Mereka pikir Amora akan kabur ternyata malah mengiyakan ucapan Rio tadi. Sedangkan Rio menepuk jidatnya sambil geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan cewek di depannya ini.

Lanjut gak nih ?
Jangan lupa vomment yaaa.

My Beloved [SUDAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now