MB [ 4 ]

1.9K 124 7
                                    

Sepulang sekolah Amora masih duduk manis bangkunya sambil memperhatikan Ratu yang sedang mengangkat kursi agar kelas ini mudah untuk di sapu.

"Ra kalau lo mau duluan gak apa-apa, takutan nanti gue kelamaan piketnya" ujar Ratu sambil terus mengangkat bangku dan sesekali mengusap keringatnya.

"Gak apa-apa Rat, lagian gue kasian sama lo masa piketnya cuma sendirian, gak bertanggung jawab tuh yang lainnya" ujar Amora.

"Serah lo aja, tapi kalau lama jangan marah-marah yaa" ujar Ratu dan dibalas anggukan oleh Amora.

Ratu kembali akan mengangkat bangkunya, namun ketika dia akan mengangkat tiba-tiba Raja masuk dan berteriak.

"JANGAN DI ANGKAT" teriak Raja membuat Amora dan Ratu keheranan.

"Berat, kamu tidak akan kuat, sini biar aku saja" lanjut Raja yang membuat Ratu cengo, sedangkan Amora cekikikan di bangku nya.

"Aaahh Dilaaannn" teriak Amora kepada Raja.

"Aku bukan Dilan tapi aku Dolan, ada apa Milea ?" tanya Raja pada Amora.

"Aku bukan Milea tapi aku Milanta" jawab Amora.

Brakk

Suara pukulan meja membuat Amora dan Raja berjingkat kaget. Mereka berdua lalu menoleh ke arah Ratu yang telah menggebrak meja tadi.

"Korban film lo pada. Mendingan lo pada bantuin gue piket dah daripada ngobrol gak jelas tentang Dolan dan Milanta" kesal Ratu.

Amora terbahak melihat wajah kesal Ratu sedangkan Raja dia menurut untuk membantu Ratu mengangkat kursinya.

"Rat mendingan lo nyapu aja biar gue yang angkatin bangku" ujar Raja, Ratu menggeleng.

"Gue juga bisa angkatin bangku"

"Gue tau lo bisa, tapi gue ngerasa gak gentle kalau ngebiarin cewek angkat bangku, mendingan lo nyapu masalah angkat bangku itu tanggung jawab gue" ujar Raja yang membuat Ratu tertegun sejenak.

Amora yang melihat itu merasa iri, dia berharap ada di posisi Ratu saat ini dan Raja itu sebagai Durio.

'Kapan gue bisa dekat sama lo yo' Batin Amora lirih.

"Ceilehh kalau tatapan mulu nih kelas kagak bakalan bersih" celetuk Amora.

"Sirik aja lo jomblo" ledek Raja.

"Eh ngaca dong bwang lo juga jomblo kelezz" balas Amora.

"Yee gue sih otewe pacaran, tinggal tunggu waktu yang tepat aja"

"Dih sok banget lo"

"Husshh udah ih kok malah ribut, udah Ja lo angkat bangku gue yang nyapu" ujar Ratu menengahi.

"Iya sayang" ujar Raja membuat Ratu menggelengkan kepalanya.

Pria berhodie abu-abu itu masih memperhatikan ruangan kelasnya yang berisi tiga orang itu. Dengan dua wanita dan seorang pria yang sedang menyapu.

Tangannya mengepal Hingg uratnya terlihat jelas, rahangnya mengeras dikala melihat pemandangan seorang perempuan dan seorang laki-laki membersihkan kelas sambil tertawa bahagia.

"Gue gak terima ngeliat lo senyum sama orang lain selain gue" gumam pria itu.

Kemudian dia melangkahkan kakinya berbalik meninggalkan sekolah itu.

Ratu menangkap siluet seseorang yang sangat dia kenali, tawanya terhenti begitu saja.

'Andai aja lo bisa ngerti posisi gue gimana' batin Ratu.

Amora merasa heran melihat perubahan Ratu yang tadinya ceria kini tiba-tiba menunduk dan terlihat sedih. Amora menepuk pundak Ratu.

"Lo kenapa ? sakit ?" tanya Amora.

Ratu menggeleng sambil tersenyum manis.

"Gak apa-apa kok"

"Jawaban horror cewek, setiap di tanya kenapa pasti jawabnya 'Gpp' padahal aslinya lagi gak baek" celetuk Raja.

"Apaan sih lo kurap" ujar Amora.

"Ebuseet dikira gue jamur kali yaa, kok lama-lama gue pengen macarin lo ya Mor" ujar Raja.

"Aahh Raja jangan pacaran dosa kamu gak akan kuat kita nikah aja yuk" ujar Amora.

Baik Ratu maupun Raja tertawa mendengar gombalan receh Amora dengan nada alay nya.

Lanjut ? Spam Comment!

My Beloved [SUDAH DITERBITKAN]Onde histórias criam vida. Descubra agora