MB [ 9 ]

1.8K 129 37
                                    

Hallo semuanya..
Makasih buat komentarnya dan maaf author gak bisa balesin.
Author mau nanya nih.

Lebih seru mana Ketua Kelas atau My Beloved.

Dan kenapa kalian mau nunggu cerita ini. ?

Author berharap semoga kalian menjadi reader setia my beloved. Dan maaf juga kalau aku upnya lama.

Selamat membaca.

.....

Amora menatap bangunan yang ada di hadapannya. Sebuah villa yang lumayan besar dengan dekorasi yang indah dan halamannya pun terlihat begitu asri.

Sebenarnya dia masih bingung kenapa dia dibawa ke tempat ini oleh sahabat orang tuanya itu. Amora melihat Ido yang sedang mengangkat sebuah kardus entah berisi apa. Sedangkan Naura sedang berbicara serius lewat telepon.

Amora berjalan mengelilingi villa itu dan sampai lah dia di sebuah danau yang indah. Dengan banyaknya tumbuhan bunga yang berwarna-warni serta tumbuhan hijau yang membuat suasananya sangat nyaman. Amora duduk di bawah pohon sambil melemparkan kerikil ke arah danau.

"Amora" panggilan Naura membuat Amora menoleh.

"Tante. Sebenernya kenapa Amora dibawa ke sini ? Mama sama papa udah tau ?" tanya Amora penasaran.

"Biar nanti om Ido yang jelasin ya sayang, soal mama dan papa mora justru mereka yang menyuruh tante dan om membawa mora ke sini" jawab Naura.

"Om Idonya dimana tan ? Mora gak sabar pengen tau alasannya" ujar Mora.

"Om Ido disini sayang" ujar Ido yang baru saja datang dan duduk di samping mora. Kini posisi Amora berada di tengah-tengah keduanya.

"Om mora pengen tau kenapa mora dibawa ke sini" ujar Mora penasaran.

Ido membuang nafas beratnya. Pandangannya lurus memandang hamparan danau yang indah.

"Sebenernya ada orang yang mau mengambilmu Mora" ujar Ido.

Amora tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Ido.

"Maksud om Ido apa ? Mora gak ngerti om" tanya Amora.

"Dulu Dalvin punya musuh karena dia sudah merebut Nabila darinya. Tapi Dalvin yang menang mendapatkan hati Nabila, dia tidak terima dan sekarang dia ingin membalaskan dendamnya dengan cara mengambilmu untuk di nikahi" jelas Ido.

Amora menggigit bibirnya, tangannya mengepal dan kepalanya menggeleng.

"Gak om, mora gak mau di nikahin sama dia, om tolongin mora bantu papa buat cegah ini semua" ujar Amora sambil menangis.

Naura segera memeluk Amora dengan penuh kasih sayang.

"Om akan berusaha nak, untuk itu om membawamu ke sini supaya kamu jauh dari pantaunnya" ujar Ido.

"Mora bakalan tetep di sini om, mora takut mora gak mau di nikahin" ujar Mora.

"Gak sayang, Beni gak akan pernah bisa menikahi mu" ujar Naura menenangkan.

*****

Amora duduk termenung di balkon kamar Villa itu. Matanya memandangi langit malam yang indah dengan hiasan para bintang.

"Amora" panggil Naura kemudian Naura langsung memeluk Amora dengan erat.

"Ada apa tante ? Mama sama papa jadi kesini kan tan ?" tanya Amora.

Ya beberapa jam lalu Dalvin menelfon bahwa mereka akan datang untuk menemui Amora namun sampai Sekarang mereka belum datang juga.

"Mama sama papa mora gak bisa dateng kesini" ujar Naura dengan suara bergetar.

"Kenapa ? Bukannya tadi papa nelvon katanya mau ke sini kok gak dateng sih" ujar Amora sedih.

"Mereka mengalami kecelakan di perjalanan menuju ke villa ini" ujar Naura.

"Gak tante ngarang kan ini semua pasti bohong kan tan ? Tan mora mohon jangan bohongin mora" ujar Mora sambil menangis tak percaya.

Naura semakin memeluk Amora dengan erat.

"Tante gak bohong sayang, jasadnya ada di rumah sakit"

"Jasad ? Gak tan mama sama papa masih hidup, tante jangan becanda. ini gak lucu" ujar Mora.

"Sayang tante serius, sekarang kita ke rumah sakit ya" ajak Naura.

*****

Amora menangis histeris ketika melihat papa dan mamanya terbujur kaku di brankar rumah sakit. Dengan  erat dia memeluk mamanya bergantian dengan papanya.

"Mama jangan tinggalin mora ma, papa bangun pa. Mora gak mau sendirian. Mora takut ma pa. Mora mohon kalian bangun" teriak Mora.

Rio yang ikut hadir melihat itu merasa kasihan pada Amora. Dengan ragu dia memeluk amora untuk menenangkannya.

"Pangeran mama sama papa cuma tidur kan ? Mama sama papa gak pergi kan ?" tanya Mora pada Rio.

Durio tidak menjawab melainkan mengeratkan pelukannya pada Amora.

"Ini pasti cuma mimpi, ayo mora bangun ini mimpi buruk mora ayo bangun" cuma mora.

Rio segera menangkup wajah Amora dengan kedua tangannya. Dihapusnya air mata Amora di wajahnya.

"Lo yang sabar. Ini semua kenyataan bukan mimpi buruk. Lo harus ikhlas supaya orang tua lo tenang" ujar Rio.

"Ngga mora gak mau, mora mau mama sama papa bangun"

"Mama bangun ma, papa bangun kalian cuma tidur, ayo bangun" teriak Amora semakin histeris.

Rio segera membawa Amora keluar ruangan namun Amora terus berontak ingin tetap di dalam. Dengan sekali tarikan Amora berhasil dibawa keluar.

*****

Dipemakaman Amora terus memeluk batu nisan mamanya dan terus memandangi batu nisan papanya.

"Mora gak nyangka ini semua nyata. kenapa mama sama papa ninggalin mora. Mora mau ikut ma pa" isak Mora.

"Sayang kita pulang yuk, udah sore" ajak Naura dengan lembut.

Amora menggeleng keras.

"Kalau Amora pulang nanti mama sama papa gak ada yang nemenin. Kalau mama sama papa kedinginan gimana ? Mora mau di sini aja" ujar Mora.

Naura semakin menangis tidak tega melihat Amora yang biasanya selalu ceria kini menjadi sangat rapuh saat ini.

Rio yang kesal langsung menarik Amora membawamu kedalam mobil. Amora terus saja berontak tapi cekalan tangan Rio sangat kuat membuat Amora meringis ketakutan.

"Rio perlakukan dia dengan baik" perintah Ido.

"Dia gak bisa di baikin. Dia tuh udah nyusahin kita pa" ujar Rio.

"Rio jaga mulut kamu" peringat Naura.

Amora segera masuk ke dalam mobil dengan masih menangis.

"Pangeran durian ninggalin mora demi ratu sekarang mama sama papa juga ikut ninggalin mora" gumam mora sambil tersenyum getir.

"Mungkin mora memang di takdirkan untuk selalu di tinggalkan. Mama sama papa tenang ya disana" gumam mora lagi.

Next gak ?
Gimana sama part ini ?.

SERU ?

MENEGANGKAN ?

SEDIH ?

Follow instagram  @_realzv

My Beloved [SUDAH DITERBITKAN]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant