My Love is Zero

2.1K 164 7
                                    

Gadis berambut blonde itu berjalan cepat ke apartemen nya menekan nomor - nomor sandi ruanganya dengan cepat dan gegabah mengakibatkan salah sandi terus menerus , Kaito menarik Gadis itu mundur dan mengisikan passwordnya kemudian membuka pintu tanpa permisi sang pemilik ruangan masuk dan berjalan kekamarnya dengan setengah berlari.

Shiho mengambil tas dan mulai mengemasi barangnya dengan cepat - cepat dan berantakan.

"miyano... "

"Aku tidak bisa tinggal disini lagi, Aku harus pergi kemanapun itu.. " ujarnya sedikit terengah dan terdengar seperti menahan tangis.

"miyano.. " panggil Kaito sekali lagi.

"Kau juga pulanglah ke Jepang mintalah Saguru mengurus pasport dan transfortasi ku, dia pasti membantu mu" ujar Shiho cepat sembari berputar - putar bolak - balik tidak jelas.

"dengarkan Aku! " Kaito meninggikan suaranya, Shiho berhenti berjalan bahkan menghentikan aktifitas kemas - kemas yang mirip seperti sedang penggeledahan itu. Kini suara tangis terdengar, pertama kali... Ini benar - benar pertama kali Kaito melihat nya seperti ini. Apa cinta memang selalu semenyakitkan ini? .

Kaito maju berberapa langkah, ia ingin memeluk Gadis rapuh dihadapanya, makhluk yang sama terlukanya dengan makhluk dibawah yang barusan ia pukul, tapi ia takut.. Dan ragu.. Jika saja, saking rapuhnya Gadis itu malah semakin rapuh didalam pelukanya.

Kaito hanya memandangi Shiho menangis, berdiri dalam tenang meski hatinya memiliki hasrat dan keinginan untuk menenangkan tapi otaknya menolak memproses semua itu membuat tubuhnya beku.

***

Subaru meletakan segelas Air dimeja yang ada dihadapan Kaito, "jadi....kalian akan pergi? "tanya Kaito sekali lagi.

Subaru mengangguk, "Aku sedang mengurus pasport, nama baru, tempat tinggal baru dan tentu saja kehidupan baru.. Ini agak sulit" jelas Subaru menarik kursi dan duduk diatasnya, "tapi dengan koneksi ku, mungkin semuanya akan selesai 10 hari lagi... Hanya selama itu kami harus bertahan" lanjut Subaru kemudian meminum Whiskey dengan tulisan Bourbon itu.

"bagaimana dengan ku? " tanya Kaito, "setelah semuanya.. Apa kalian masih akan terus meninggalkan ku? " lanjurnya tidak terima dengan keadaan.

"maaf.. Tapi kau harus pulang ke Jepang, kau masih muda Kaito... Kau masih harus melakukan banyak hal dengan teman - teman mu, misalnya menendang kaleng" Subaru menyahut, entah dia sedang mengatakan kata kiasan atau memang sedang melawak untuk mencairkan suasana.

"Aku dan Miyano hanya beda 1 tahun, Subaru... Hanya 1 tahun, tapi kau berbicara seperti dia sudah setua nenek - nenek" Kaito menjawab dengan wajah kesal, "lagi pula siapa yang masih main tendang kaleng di zaman seperti ini... Dasar primitif" cibir nya pada Pria yang bahkan umurnya tak jelas ia ketahui itu.

"karena kau sudah punya tenaga untuk menghina ku, itu berarti kau sudah cukup sehat untuk pulang bukan?" Subaru menunjuk pintu keluar.

Pesulap itu terhenyak sedikit kemudian mulai mengitari mulut gelas dengan jarinya, sesekali manik nya memandangi meja kramik berwarna krim itu seolah mereka lebih menarik dari Pria yang tengah serius dihadapanya beserta masalah yang ada.

"kau mendengar ku? " Bukannya ia enggan menjawab, hanya saja ia terdiam karena tak tahu harus menjawab apa, mungkin jika ia memiliki kekuatan telepati, maka yang tetdengar oleh Subaru adalah kumpulan kalimat yang saling terpelintir satu sama lain.

After All - [End]Where stories live. Discover now