Hamlet

2.3K 161 6
                                    

Langit nampak muram dan sesekali kicauan burung yang berlarian mencari tempat bernaung sebelum hujan terdengar, Gadis berambut coklat yang biasanya minim ekpresi itu kini terlihat bodoh dengan ekpresi takutnya. Sesekali ia merinding dan entah sejak kapan kaki serta tanganya mulai gemetar dan dingin.

"Apa Kau mengenalnya,  Miyano? "

Akhirnya pertanyaan itu terlontar, dari mulut detektif tak peka yang ia kenal gila kasus itu, yang dipanggil Miyano tadi hanya terdiam mengutuki nasib nya yang belum siap ia hadapai, bagaimana tidak?  Ia sama sekali tak memiliki persiapan, pasalnya orang yang bahkan lebih ia hindari dari Gin (yang sepertinya sudah mati)  ini belum terbayang dibenaknya bahwa masih akan bertemu, apalagi menginterogasi nya dikeramaian.

“Masa keemasan ada di hadapan kita, bukan dibelakang kita” Shiho mengambil foto didepanya kemudian merobek foto itu dengan santai.

"hey! " Shinichi berteriak ketika Gadis itu mencobak - cabik harapan terakhirnya. Lelaki itu memandang pada sisa - sisa kertas yang berhamburan dimeja. Memandangnya marah, Shinichi nampak geram.

"ini adalah harapan terakhir ku" gumam Shinichi, "Hanya ini yang Aku Miliki, hanya ini yang tersisa.. Dan kau..  Merusaknya" Shinichi memandang Shiho dengan sinis, entah kapan terakhir kali ia bisa semarah ini.

“Harapan adalah akar dari segala sakit hati” Sahut Shiho lagi - lagi mengutip kalimat dari Novel Hamlet.

"Berhenti mengutip dari Novel tragedi itu.... "

"kau membacanya? " tanya Shiho.

"sampai akhir..  Dan Aku membenci nya" ujar Shinichi, hening sesaat.

“Ketidaktahuan adalah kutukan dari Tuhan" Shinichi malah ikut - ikutan mengutip, ia kemudian tertawa kecil , "dan kini..  Aku tengah dikutuk" lanjutnya.

Shiho tertegun sesaat, pasalnya Shinichi atau ketika saat itu masih Conan selalu merengek saat ia membaca Hamlet yang ingin agar ia menceritakan keseluruha ceritanya padahal detektif itu bisa membacanya sendiri, dengan Alasan "Aku tidak ingin dikutuk oleh novel tragedi" Shiho menggeleng pelan mengingat konyol nya alasan itu.

Yah..  Sebenarnya tanpa ditanya pun Shiho tahu alasan kenapa orang dihadapan nya ini tidak mau membaca hamlet, "Karena ia membenci Bad Ending". Namun masih penasaran dengan cerita nya.

Tapi..  Kini Pria ini sudah membaca novel itu, "apa dia sudah tidak membenci ending yang buruk? " pertanyaan itu muncul dibenak Shiho.

Shinichi mengambil serpihan foto tadi, "Aku tidak tahu kenapa Aku bisa seperti ini, tidak fokus, berjalan seperti orang bingung, setengah gila, keluar dari kebiasaan ku... Tapi Aku tahu siapa yang telah membuat Aku seperti ini... " ujar Shinichi, "Ai haibara" ujarnya.

"Gadis yang kau robek fotonya ini, Gadis dari masa lalu, jika kau enggan menceritakan tentangnya sekarang mungkin kau bisa ceritakan besok, aku akan terus mengganggu mu... " lanjutnya sambil berdiri dan membawa potongan foto tadi bersamanya.

Langit yang muram tadi kini bertambah muram, ditambah hujan yang lebat yang sebagai pembuka, tak lupa petir yang kadang berkilat daro suatu tempat. Shiho enggan beranjak dari tempat nya "jika benar Aku adalah Ai Haibara yang kau cari, Maka sudah pasti Aku akan melompat dari tempat ku dan menghalangi mu pergi sampai badai berhenti, tapi Aku tidak.." Gumamnya dalam hati sambil menahan diri untuk tidak melihat kebelakang arah Pria bersurai hitam tadi pergi.

Shiho mengambil ponsel nya, kemudian menekan nomor 1 Untuk panggilan cepat, "Ada apa? " Sahut orang disebrang sana.

"Ayo kita pergi lagi Rye.. "

After All - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang