Hurt

2.4K 171 6
                                    

Flashback

Gadis berambut coklat itu nampak mengerang didalam tidurnya, sesekali ia memanggil orang tua dan juga kakak nya, nampaknya ia bermimpi buruk.

Hakase yang kebetulan terbangun untuk buang air kecil itu perlahan mengintip dari celah pintu lab pribadi milik nya, tentu ia ingin memastikan apakah Gadis yang sudah ia anggap anak sendiri itu baik - baik saja.

"Ai? " Hakase memanggil namanya, mencoba membangunkannya dari mimpi buruk.

Perlahan mata mengantuk nan tajam itu terbuka, sang empunya menggosok nya sedikit kemudian memegang kepalanya, "sepertinya Aku bermimpi buruk" ujar nya yang diketahui sedang tidur dengan posisi masih duduk didepan komputer.

"kau harus tidur dengan benar untuk medapat mimpi yang indah" Hakase tersenyum kecil.

"ya.. Aku akan pindah ke kasur setelah menyelesaikan sedikit bagian ini" sahut Ai yang perlahan kembali mengetikan sesuatu di komputernya.

Hakase menggenggam tangan mungil itu, "apa ini berat bagi mu? " ujar Hakase tiba - tiba.

Ai menggeleng, "tidak... Ini tidak berat, hanya sedikit menyakiti ku, katakan pada ku Hakase... Kalau yang Aku lakukan sudah benar" matanya sembab dan berkantung, namun disana terdapat banyak pancaran kesedihan.

"Aku.. Tidak dapat mengatakan nya,.. Shinichi menginginkan mu.. tapi kenapa? Kau bersikeras menolaknya? " Hakase nampak heran, karena anehnya Gadis ini masih bersikukuh untuk membuat penawar Aptx sialan itu. Padahal sudah tidak ada yang membutuhkan obat itu lagi, toh Shinichi lebih memilih untuk menjadi Conan untuk selamanya.

"Jika ada tempat untuk pulang.... Itu pasti Rumah, Aku hanya ingin mengembalikan nya pada tempatnya" Gadis itu memandang langit - langit kelabu diruangan lab, jas putih nya nampak berkibas sesekali karena terkena angin malam.

***

Profesor berambut putih itu menggenggam gelas porselenya sembari menatap keluar jendela, ia nampak menerawang dan memikirkan bangak hal, tiba - tiba sebuah gumaman keluar dari mulutnya, "sayangnya tidak semua rumah bisa membuat mu bahagia" ujarnya.

***

Brakkk... Saguru menutup jok mobil nya, "jadi kau sudah siap untuk bangkit dari cuti panjang mu, Nona?" ujarnya menyindir setelah memasukan berberapa koper berisi hasil penelitian Shiho kedalam jok.

"diam kau... Aku tidak akan disini jika bukan Mr. Ferris yang meminta" Shiho berujar dingin.

"siapapun yang meminta bagiku tidak masalah, selama kau ada disini dan membantu ku, memang apa jadinya Watson tanpa Holmes? " kemudian Saguru tertawa terbahak - bahak setelah mengucapkan lelucon garing itu, Shiho yang malas meladeni dengan santai masuk kemobil.

"Yah... Jika kau sudah selesai tertawa bisa kita pergi? Klien kita hari ini Mr. Jason, dia akan mengamuk jika kita telat 1 detik saja" Shiho memperingkatkan, Saguru kemudian tersenyum bangga entah untuk apa.
"ada 2 hal dari diri ku yang tidak akan pernah bisa diremehkan, pertama kemampuan tepat waktu dan yang kedua... " saguru menggantung kalimatnya, membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya.

"Aku punya firasat buruk" Gumam Shiho sembari memijat kepalanya pelan.

**

Shiho berpegangan erat pada sabuk pengaman sembari komat - kamit melafalkan do'a, "Bahkan Chianti tidak segila ini ketika mengemudi !" Teriaknya dalam hati.
Yah hari ini... Hari dimana seorang Shiho Miyano untuk yang pertama kalinya merasakan mabuk darat.

After All - [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن