“siapa bilang? Aku tidak bermaksud begitu” ujar Myungsoo kelabakan.

“Taeyong, merokok itu tidak baik untuk kesehatan. Ayo kita ke dalam saja” ujar Myungsoo yang kini menarik tangan Taeyong.

“ya! Apa-apaan kau berani menyentuhku!” Taeyong berteriak marah.

“argh!” Myungsoo berteriak kesakitan karena tangannya terkena bara rokok yang dipegang Taeyong.

“kau tidak perlu berpura-pura bersikap baik kepadaku. Aku tahu kau tidak menganggap kami sebagai keluargamu” ujar Taeyong.

"Kau tidak perlu bersikap seperti itu. Selama ini aku bersikap baik padamu karena suruhan eommaku. Tapi kau malah mencuri kasih sayang eommaku!" ujar Taeyong.

“aku tidak pernah berpikiran seperti itu... Aku sangat menerima kalian dan aku sangat bahagia. Dari dulu aku kesepian dan menginginkan sosok ibu dan saudara di keluargaku, dan sekarang aku memilikinya” ujar Myungsoo.

“akulah yang meminta appa untuk mengundang kaliam makan malam di sini. Aku ingin sekali kita bisa tinggal di satu rumah” ujar Myungsoo.

“aish! Jangan bermimpi terlalu tinggi. Asal kau tahu aku datang hari ini karena dipaksa eommaku. Aku tidak pernah menganggap kalian sebagai keluargaku, apalagi menganggapmu sebagai saudara kembarku. Aku ini anak tunggal” ujar Taeyong dengan kata-katanya yang menusuk.

Myungsoo terlihat diam dan tidak bisa menjawab Taeyong. Taeyong menunggu reaksi Myungsoo. Beberapa detik kemudian Myungsoo terlihat menyeka matanya lalu menatap Taeyong dengan matanya yang berkaca-kaca.

“maafkan aku jika selama ini tidak pernah berusaha mencarimu. Dulu aku sering bertanya pada appaku karena aku tidak punya eomma ataupun saudara. Wajar jika kau membenciku” ujar Myungsoo.

“pertemuan pertama kita saat di toko sepatu olahraga waktu itu. Aku merasa takdir menyatukan kita dengan pertandingan basket antara sekolah kita, saat itu sekolahku kalah” ujar Myungsoo.

“tentu saja, kau waktu itu sudah sakit parah saat bertanding sehingga tidak mampu melanjutkan pertandingan” ujar Taeyong.

“setelah itu, kau sukses jadi idola sekolahmu. Sementara aku dianggap sebagai penyebab kekalahan sekolahku. Itu membuatku dibenci satu sekolah dan dikucilkan” ujar Myungsoo.

“Awalnya aku tidak bisa menerima semua ini, tapi aku sadar bahwa ini adalah takdir. Aku menerima kau dan eomma sebagai keluargaku, dan kau tetaplah saudaraku” ujar Myungsoo seraya meninggalkan Taeyong sendirian.

. . .

Taeyong mengaduk ramyunnya tanpa memakannya sejak tadi. Sejak tadi Taeyong masih kepikiran dengan obrolannya dengan Myungsoo dua minggu lalu. Entah kenapa Taeyong merasa sangat bersalah pada Myungsoo. Taeyong menyesalkan perkataannya pada Myungsoo yang terlalu menyakiti perasaan Myungsoo.

“ya! Taeyong, jangan aduk-aduk ramyun itu, nanti mie nya mengembang” ujar Doyoung.

“aku tidak selera makan” ujar Taeyong.

“lalu kenapa kau beli itu? Buang-buang uang saja” ujar Doyoung bercanda.

“apa kau sedang ada masalah?” tanya Doyoung.

“eum, masalah?” Taeyong berpikir sejenak.

“seperti biasa, masalah keluarga” ujar Taeyong.

“apa? Masalah kembaranmu itu? Apa kalian bertengkar?” tanya Doyoung.

“bisa dibilang begitu... beberapa waktu lalu aku sudah menyakiti perasaannya dan sekarang aku merasa bersalah” ujar Taeyong.

“yasudahlah, Taeyong. Kau bisa bicara dengannya dan minta maaf” ujar Doyoung.

“seperti biasa, saranmu sama sekali tidak membantu” ujar Taeyong ketus.

“apa? Apa aku salah? Aku bicara apa adanya” ujar Doyoung.

“tapi sepertinya memang tidak ada jalan lain” Taeyong kembali menghela napasnya.

"Taeyong! Ayo ikut aku"

Taeyong hampir saja tersedak karena terkejut dengan suara seseorang yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Sesaat Taeyong pun menyadari jika orang yang baru saja mengagetkannya itu adalah Winwin, teman satu tim basketnya.

"Ada apa?" Tanya Taeyong penasaran.

"Masalah internal tim basket. Kajja" ujar Winwin yang sudah menarik Taeyong berdiri.

"Hanya untuk anggota tim basket" ujar Winwin ketus kepada Doyoung, sahabatku yang ikut berdiri karena aku akan pergi.

"Annyeong Doyoung" ujar Taeyong yang pergi dengan cepat.

"Aish, kenapa dia" gerutu Doyoung sendirian.

.
.
TBC
.
.
Boleh yaa scroll works aku buat baca cerita aku yang lainnya 😂😂
.
Di vote yaa 😊

I'm Sorry I'm too IntrovertWhere stories live. Discover now