"Semalam kau tidak pulang, Kyungsoo sangat mencemaskan mu", saat sudah memasuki mobil Eunwoo langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, kelasnya masih lama akan di mulai, jadi dia akan berjalan santai sambil mengobrol dengan sahabat adiknya yang hari ini terlihat berbeda dari biasanya.
"Itu dia yang ingin ku bicarakan dengannya"
"Sudah berdamai dengan keluarga mu?"
"N-ne?"
"Kau kabur dari rumah aku pikir kau sedang ada masalah dengan keluarga mu"
Luhan mengangguk mengerti, sekarang dia tahu jika Kyungsoo tidak mengatakan yang tidak-tidak tentang dirinya, "Aku kira kalian akan menganggap ku seperti gadis malang yang tidak punya uang untuk membayar kontrakan", katanya polos, keluar dari karakter aslinya yang sangat menjaga image dan berlagak kaku.
Pria berusia dua puluh tahun itu tertawa kecil, "Awalnya aku juga berfikir begitu sebelum bertemu dengan mu, tapi saat melihat penampilan mu aku yakin bahkan kau mampu membeli dua unit apartemen sekalipun"
Refleks Luhan mengibaskan rambutnya, berteman lama dengan Baekhyun membuatnya tertular sifat pongah sang sepupu, "Apartmen ku sejujurnya tepat berada di samping apartmen Kyungsoo"
Ckiiit
Eunwoo mengerem mendadak mobilnya sebelum melajukannya kembali setelah ia berhasil mengendalikan keterkejutannya, "Kau waras? Kabur di tempat yang hanya berjarak sejengkal dari apartemen mu?"
Luhan tertawa renyah, melihat mata melotot Eunwoo membuatnya sangat mirip dengan Kyungsoo; sangat menggemaskan, "Ya begitulah", gumamnya lirih, tidak apa-apa di anggap tidak waras asalkan status istri orang yang dia jabat tidak terbongkar.
.
.
.
.
.
Berbeda dari sebelumnya, jika kemarin dia minta di antarkan hanya sampai gerbang kampus hari ini dia minta antar sampai di parkiran, "Gomawo oppa, maaf merepotkan mu", katanya setelah ia turun dari mobil Eunwoo.
"Tidak masalah, aku titip adikku, katakan pada ku jika seseorang mengganggunya"
Luhan mengangguk, mengantar kepergian kakak dari sahabatnya dengan lambaian dan senyuman manis di wajah cantiknya.
Grep
"YA! Ooh Hayoung-ah", Luhan mengganti teriakannya dengan gumaman halus saat sang 'teman baru' merangkul akrab bahunya dan membawanya ke cafeteria.
"Maaf mengagetkan mu", masih merangkul pundak Luhan, gadis berambut pendek itu memasang cengiran polosnya pada gadis yang sempat ia cemburui, "Di cafeteria ada kekasih ku dan kekasihmu, jadi ayo kita ke sana"
"Ne? Kekasihku?"
"Minhyun"
"Aaah", sejujurnya Luhan ingin terkekeh, tidak menyangka jika gadis gila itu menganggap serius candaan mereka kemarin.
"Kenapa kau tidak berangkat dengan kekasih baru mu? Bukankah kalian berada di fakultas yang sama?"
"Tidak apa-apa, aku lebih suka membawa mobil sendiri", katanya bohong, mengumpati Baekhyun yang membawa kabur mobilnya sehingga sudah tiga hari ini dia harus menumpang mobil orang lain. Kemudian diam-diam Luhan melirik penampilan Hayoung. Feminim dan sangat chick, gadis itu juga terlihat manis dengan beanie yang menghiasi rambut pendeknya, 'Ternyata seperti ini wanita yang bisa mengambil hati Sehun', tanpa sadar Luhan memerhatikan keseluruhan yang ada pada diri Hayoung, dari mulai cara dia berjalan, cara dia bicara, bahkan cara dia tersenyum pada Sehun pun tidak luput dari perhatiannya.
YOU ARE READING
Hide and See
FanfictionSesungguhnya kisah ini tidaklah semudah dan segampang yang Sehun pikirkan, kisah ini justru lebih rumit dari seorang Xi Luhan. Here is HunHan Fanfiction, Gender Swicth area and Mature Content. OOC : Hwang Minhyun & Oh Hayeong HunHan/ChanBaek/Kaisoo
Chapter 8 💕
Start from the beginning
