Menghalau wajahnya yang mulai memanas, Sehun merapatkan tubuh mereka, mengusap punggung telanjang Luhan dan berujar, "Kau tahu, aku kadang tidak mengerti dengan dirimu", katanya lirih, menyampaikan apa yang dia rasakan pada istrinya yang kerap kali memainkan emosinya.
"Apanya yang tidak di mengerti, aku Xi Luhan, gadis delapan belas tahun yang sudah kau nikahi sejak tiga bulan yang lalu"
"Tapi rasanya aneh, kadang aku merasa kau sangat baik dan perhatian padaku tapi kadang-kadang kau sangat kejam", -seperti hari ini misalnya.
Si cantik tersenyum, kembali menghujani wajah Sehun dengan kecupan manjanya, "Lalu apa yang kau mau dari ku? Kau mau aku jadi seperi apa?"
Benar kan? Ada yang salah dengan istrinya yang mendadak manis dan sangat hangat padanya, "Apa kau keracunan makanan yang ku buat? Aku rasa aku tidak menambahkan racun di dalamnya"
Tawa Luhan pecah, mata rusanya melengkung indah tanpa melepaskan tatapan hangatnya pada Sehun, "Sudah ku katakan kau mau apa dari ku? Mumpung aku sedang baik pada mu", katanya setelah ia berhasil mengendalikan tawanya.
"Bisakah kau seperti ini terus?"
"Seperti apa?"
"Seperti sekarang, Luhan yang baik, penuh tawa, hangat dan lembut, Luhan yang suka menciumku sambil menatap ku sayang bukan Luhan yang yaa kau tahu maksudku"
Baik, suka tertawa, hangat, lembut dan romantis, baiklah jika itu yang bisa membuatmu jatuh cinta padaku Sehun-ah.
Luhan menunduk, menggesekkan hidungnya dengan hidung mancung Sehun yang sering menjadi korban kekasaran tangannya, "Aku akan menjadi seperti yang kau mau jika itu bisa membuatmu senang", ujarnya yang semakin memperparah kerutan di kening Sehun, "Aku serius"
"Luhan-ie ikut aku"
"Kemana?"
"Membenturkan kepala mu ke dinding"
Luhan terkekeh lagi, padahal biasanya wanita itu akan menjawab 'Sialan, sebelum kau menghancurkan kepalaku aku dulu yang akan memecahkan kepala mu', tapi sekarang wanita aneh itu hanya tertawa dan semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh Sehun.
"Serius Luhan ada apa dengan mu?"
"Wae? Bukankah seharusnya memang begini? Sudah seharusnya aku bersikap baik padamu, maaf jika sebelumnya aku dan mulutku sangat kasar padamu, aku janji akan menjadi Luhan yang lebih menghargaimu"
"Uwaah, aku yakin kau kerasukan hantu di apartment Kyungsoo", -jangan seperti itu Luhanie, aku bisa kualat dan berakhir jatuh cinta padamu, jangan bersikap lembut, jangan menatapku hangat, jangan tersenyum padaku, jangan mencium ku lagi karena aku benar-benar akan gila karena mu.
Melepaskan ciumannya Luhan mengusap kerutan di kening Sehun, "Apa? Kenapa menatap ku bengong seperti itu?"
"Apa kau baru saja menelpon mama mu dan mendapat banyak petuah darinya?", wajar Sehun bertanya seperti itu, pasalnya hanya sang ibu mertua lah yang bisa menjinakkan Luhan, istrinya sangat patuh dengan perintah ibunya yang sudah sangat mereka kecewakan.
Luhan hanya mengendikkan bahunya, baguslah jika Sehun berfikir seperti itu, "Kemarin aku memang menelepon mama"
"Apa kau mengadukan masalah kita?"
YOU ARE READING
Hide and See
FanfictionSesungguhnya kisah ini tidaklah semudah dan segampang yang Sehun pikirkan, kisah ini justru lebih rumit dari seorang Xi Luhan. Here is HunHan Fanfiction, Gender Swicth area and Mature Content. OOC : Hwang Minhyun & Oh Hayeong HunHan/ChanBaek/Kaisoo
Chapter 8 💕
Start from the beginning
