"Nngh Sehun-ah", si cantik yang tidak kuat dingin menggeliat dalam tidurnya, tangannya meraba-raba guna mencari sesuatu yang bisa menghalau kulit telanjangnya dari hawa yang tiba-tiba terasa sangat dingin.
Tidak menemukan apa yang ia butuhkan mata rusanya terbuka, hari sudah sangat gelap, 'Jam sembilan', mata rusanya semakin terbelalak menyadari ia tidur sudah lebih dari lima jam. Luhan menoleh ke samping guna mencari sang suami, 'Di mana dia?'.
Tanpa curiga sedikitpun Luhan mengambil selimut yang tergeletak di lantai, menggulung tubuh telanjangnya dengan selimut sambil berjalan keluar kamar untuk mencari sang suami.
"Sehun-ah", setelah menemukan Sehun yang sedang terlelap di sofa Luhan menjadi kasihan, pikirnya Sehun pasti kelelahan karena mengerjakan hampir semua pekerjaan rumah, "Sehun-ah bangun", ia menepuk-nepuk pipi tirus Sehun, mengecup bibirnya karena itu adalah cara paling ampuh membangunkan Oh Mesum Sehun.
"Sehun-ah"
"O-oh kau sudah bangun?", Sehun mengucek mata untuk menyempurnakan acting pura-pura bangun tidurnya, membawa Luhan untuk duduk mengangkang di pangkuannya.
"Kau pasti lelah, maaf ya, aku keterlaluan"
Sehun tersenyum simpul melihat Luhan menatapnya kasihan, "Tidak apa-apa, asal kau betah tinggal denganku aku akan melakukan apa saja", katanya yang membuatnya di hadiahi pelukan erat oleh wanita di pangkuannya, "Apa kau lapar? Ayo ke dapur, aku sudah memasak untuk mu", tidak butuh jawaban Luhan, Sehun langsung menggendong Luhan ke dapur, cukup kerepotan karena ada selimut tebal yang melilitnya, dia tidak akan melepasnya, bisa-bisa bukannya Luhan yang makan tapi berakhir dia yang memakan kembali tubuh menggoda Luhan.
.
.
.
Lima belas menit kemudian..
Keduanya sudah kembali ke kamar dengan perut kenyang, di samping Luhan, Sehun sedang menyembunyikan tangannya yang menggenggam remot AC dan menaikkan suhu ruangan menjadi normal kembali, "Luhan-ie, terima kasih sudah memakan masakan ku", untuk mengalihkan istrinya yang kadang lebih jeli dari seorang detektif Sehun menarik istrinya untuk memeluknya dan menjadikan satu tangannya untuk Luhan jadikan bantal.
"Lumayan"
"Hanya lumayan?"
"Hm, enam puluh nilai untuk lasagna mu"
"Oke tidak masalah, thanks", katanya singkat dan kesal, padahal harapannya adalah Luhan akan memberikannya hadiah berupa ciuman atau setidaknya pujian atas kerja kerasnya, tapi sayang, ia melupakan bagaimana tabiat asli istri yang di miliknya.
Menyadari nada kesal Sehun, Luhan yang sedang dalam misi menaklukkan hati Sehun kini beralih menindih tubuh suaminya, mengecup lama bibir Sehun seperti apa yang otak suaminya pikirkan, "Sudah? Sekarang mau apa lagi?"
Yang di tanya melongo, tidak mengerti dengan perubahan mood sang istri, "Anio", Sehun menggeleng cepat, menatap bodoh istrinya yang sedang terkekeh merdu, "Terima kasih untuk kerja kerasmu, kau berhasil", seiring dengan pujian yang di lantunkan Luhan, bibir plum itu tersenyum, apa lagi saat wanita di atasnya menatapnya hangat dengan binar mata yang sangat cantik, Sehun di buat terpesona lagi rasanya.
VOUS LISEZ
Hide and See
FanfictionSesungguhnya kisah ini tidaklah semudah dan segampang yang Sehun pikirkan, kisah ini justru lebih rumit dari seorang Xi Luhan. Here is HunHan Fanfiction, Gender Swicth area and Mature Content. OOC : Hwang Minhyun & Oh Hayeong HunHan/ChanBaek/Kaisoo
Chapter 8 💕
Depuis le début
