.

.

.

.

.

"Apa aku melewatkan sesuatu, kenapa Luhan tidak menghadiri kelas kalian?", Baekhyun menggeser posisi duduknya di samping teman sekelas Luhan saat Chanyeol datang sambil membawa camilan untuk mereka.

"Salah sendiri kenapa dua hari ini kau tidak kuliah"

Baekhyun mendengus, "Kau yang mengurungku di apartemen mu jika kau tidak lupa"

Chanyeol menyeruput minumannya, terkekeh melihat bibir gadis di sampingnya yang sedang mengerucut sebal, "Aah jadi itu penyebab kalian berdua tidak terlihat selama dua hari kemarin?", Chanyeol menyenggol lengan Minhyun, mengatakan padanya untuk tidak membahas kenapa ia dan Baekhyun tidak masuk kuliah sejak dua hari kemarin.

"Ngomong-ngomong Minhyun-ah, pulang dan pergi dengan siapa Luhan saat aku tidak ada?"

"Aku tidak tahu, tapi kemarin siang dia pulang dengan ku karena bosan menunggu taksi di depan gerbang"

Baekhyun dan Chanyeol kompak terkekeh, "Mana ada orang yang menunggu taksi di depan gerbang, astaga gadis itu"

"Dia malas berjalan ke halte katanya"

"Tapi Minhyun-ah apa kau tahu kenapa hari ini Luhan tidak kuliah?"

"Dia tidak memberiku kabar, dan saat ku telpon panggilanku lansung di reject"

'Itu pasti ulah Oh keparat itu', Baekhyun menggigit kasar keripik kentangnya, Luhan adalah mahasiswi yang cukup teladan, jika tidak ada sesuatu yang terjadi gadis itu tidak akan mau melewatkan kelasnya, 'Apa mereka sudah berbaikan?', Baekhyun bertopang dagu, merasa menyesal karena dua hari kemarin dia tidak mengabari Luhan sama sekali.

.

.

.

.

.

'Bangunkan atau tidak ya?'

Masih di hari yang sama, Oh Sehun bertopang dagu, sudah sejak tadi dia duduk di sofa kamar sambil menatap punggung Luhan yang masih terlelap. Dia sudah memasak dan mengerjakan apa yang Luhan perintahkan, dan sekarang dia berniat membangunkan Luhan dari tidur nyamannya agar setidaknya wanita itu bisa mengisi perutnya yang belum di masuki apa pun sejak tadi siang.

Sehun berpindah duduk di ranjang, mengusap rambut tergerai Luhan guna membangunkannya, "Luh-", tidak jadi, Sehun menarik tangannya kembali karena takut Luhan akan marah jika tidurnya terganggu. Bagaimana ini, masakan pertamanya untuk Luhan -salad tidak ia hitung karena tidak enak- akan terbuang sia-sia jika Luhan tidak bangun. Sehun berfikir kembali, mencari ide agar istrinya yang sama persis dengan rusa galak tidak menerjangnya dengan tendangan.

'Ah itu saja'

Sehun tersenyum, sudah mendapatkan ide yang brilian agar terhindar dari amukan istrinya yang tidak memiliki rasa perikesuamian. Tangan panjangnya mengambil remote pendingin ruangan, menurunkan suhunya menjadi sedingin mungkin dan menjauhkan selimut yang sedang di gunakan istrinya, bahkan rasanya dia ingin menurunkan suhunya menjadi sedingin suhu di Antartika agar Luhan segera menggigil dan bangun dari tidur nyenyaknya. Dan setelahnya Sehun keluar kamar, berpura-pura tidur di sofa yang menjadi saksi betapa bergairahnya ia menyetubuhi Luhan tadi siang.

Hide and SeeWhere stories live. Discover now