Chapter 8 💕

Depuis le début
                                        

"Dia akan menjambak mu balik kalau begitu, dia tidak suka kekasihnya di sentuh gadis lain"

"Aku akan meminta bantuan Baekhyun untuk adu jambak dengannya, kau jangan marah ya?"

"Hm, lakukan sesuka mu, aku tidak akan marah"

Luhan berbinar senang, setelah ini dia akan mengizinkan Baekhyun untuk menyudahi puasanya. Beberapa hari ini Baekhyun memang sedang berpuasa untuk tidak bertengkar dengan Hayoung sesuai perintahnya, dan saat Sehun mengizinkannya maka Luhan akan dengan senang hati memulai kembali pertengkarannya dengan Hayoung, tapi.., Luhan berdengung kembali, dia sudah berbaikan dengan Hayoung, haruskah Luhan bertengkar kembali? Luhan jadi pusing memikirkannya.

"Kenapa?", melihat Luhan yang terdiam terlarut dalam lamunannya Sehun menjadi bingung, seharusnya Luhan senang karena sudah dia izinkan untuk adu jotos lagi dengan musuh abadinya.

"Aku tidak yakin akan bertengkar lagi dengannya"

"Wae?"

'Aku sudah berjanji akan menjadi gadis baik-baik, gadis lemah lembut seperti yang kau mau, jika aku masih mengeluarkan mulut berbisa ku mana mau kau jatuh cinta padaku', Luhan menggeleng saja, memeluk suaminya yang tidak keberatan sama sekali atas sikap manjanya.

.

.

.

.

.

"Luhan-ie kemari!"

Luhan yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi langsung menghadap Sehun yang sedang berbaring nyaman di ranjang sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya, "Tunggu sebentar, aku pakai piama dulu"

"Untuk apa pakai piama jika ujung-ujungnya akan ku lepas?"

"Tidak mau, aku ada kelas pagi besok"

"Kemari dengan handuk mu atau ku telanjangi saat ini juga?"

Luhan merengut, berjalan sambil menghentak kuat kakinya agar Sehun mengerti bahwa dia sedang tidak dalam kondisi fit untuk memuaskan nafsunya, "Rambutku masih basah, bagaimana jika aku flu?"

"Aku punya banyak uang untuk membeli obat", Sehun menangkap tubuh Luhan, melempar handuk yang sedang Luhan gunakan ke sembarang arah dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

"Masih jadi pengangguran saja sudah sesombong ini", Luhan merapatkan pahanya saat Sehun berusaha membobol vaginanya lagi, dia sangat lelah, tubuhnya pun masih terasa pegal berkat percintaan tanpa henti yang mereka lakukan.

"Buka pahamu", Sehun berbisik menggoda sambil menjilat cuping telinga Luhan, mengangkat satu paha istrinya dan memasukkan miliknya ke vagina sang istri, "Aah, sakit bodoh", tidak apa-apa Luhan mengumpat, yang penting misi membuat baby segera terwujud, "Aku tidak suka pemanasan", katanya tanpa beban, mulai menggerakkan pinggulnya dan langsung menghentak kuat vagina Luhan, "Luhan-ie berapa puluh persen tingkat keakuratan pil yang kau konsumsi?"

"Tidak tahu, jangan mengajak ku bicara aah", Luhan mencakar bahu suaminya yang sudah menindih tubuhnya, membiarkan Sehun menghabisinya lagi di saat tubuhnya sudah terasa remuk.

Hide and SeeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant