Planning

17.3K 449 3
                                    

*Author POV

Dennis mengendarai motor besarnya memasuki kawasan perumahan kencana dua. Ya, pagi ini dia berencana untuk mengajak alexa untuk berangkat sekolah bersama.

*Dennis POV

Gue sampai didepan rumah alexa lalu membunyikan klakson motor agar dibukakan gerbang. Tak berapa lama, munculah bapak-bapak dengan pakaian satpam membukakan pintu dan segera gue menjalankan motor kedalam halaman rumah alexa setelah mengucapkan terima kasih kepada satpam tersebut. Gue turun dari motor setelah memarkirkan motor gue digarasi depan yang terbuka lalu berjalan menuju pintu utama rumah tersebut.

Tok..tok..tok..

"Ya sebentar" terdengar suara wanita dari dalam rumah. "Halo tante" sapa gue sopan ke nyokapnya alexa setelah beliau membukakan pintu.

"Oh nak dennis, mau jemput lexa ya? Bentar ya tante panggilin" jawab nyokapnya alexa ramah dan tersenyum kearah gue. "Lexa!!! Dicariin pacar kamu nih" teriak nyokap alexa yang menghadap ke dalam rumah tapi masih berdiri didepan gue dengan suara yang lantang dan keras. Buset.. nyokapnya alexa kelihatannya aja kalem tapi suaranya toa habis.

Nggak berapa lama orang yang dipanggil pun muncul, "Ih apaan sih mah! Dia bukan pacar aku. Dan lo! Ngapain lo kesini?" jawab alexa dengan tampang cemberut. "Hush! Nggak boleh gitu. Yaudah cepetan kalian berangkat sekolah nanti telat loh" jawab nyokapnya alexa lalu beralih menatapku sambil tersenyum lembut.

"Hha? Alexa nggak mau berangkat bareng orang nyebelin ini ma.. Alexa mau berangkat sama pak heri aja" protes alexa ke nyokapnya. "Udah sama nak dennis aja, kan dia udah kesini" balas nyokap alexa nggak mau kalah.

"Tap..tapi ma, alexa bu--" kata alexa belum selesai dan sudah diputus dengan nyokapnya "Udah nggak ada tapi-tapian. Bye! Hati-hati dijalan kalian" kata nyokap alexa sambil mendorong tubuh alexa menuju ke motor gue.

"Pake pelet apa lo ke nyokap gue! Sampe bisa gitu" kata alexa kasar sambil memakai helm yang gue beri. "Pelet ikan! Ya nggaklah, gue kan cakep jadi nyokap lo seneng-seneng aja" jawab gue yang sudah menaiki motor duluan. Alexa hanya berdecak lalu menaiki motor gue.

Motor gue keluar dari kawasan perumahan kencana dua dan bergabung dengan jalan raya kota jakarta, entah kenapa pagi ini jalanan di kota jakarta tidak semacet biasanya. Keajaiban menurut gue.

"Pegangan" kata gue saat sedang berhenti di lampu merah. "Udah kok" jawab alexa santai. "Bukan di situ, tapi pegangan di pinggang gue" kata gue sambil menoleh ke belakang. "Nggak, lebih aman pegangan di pegangan motor" jawab alexa nggak mau kalah. "Terserah lo" kata gue akhirnya.

Saat lampu hijau, gue cepetin kelajuan motor gue menjadi 100 km/jam. Tiba - tiba, ada tangan yang meluk pinggang gue erat. Sangat erat malahan. Hahahaha kena juga lo alexa.

*Alexa POV

"Ketagihan banget ya peluk gue" kata dennis sambil cekikikan. Hha? Peluk? Anjir! Gue baru sadar kalo gue meluk dennis kenceng banget gara - gara dia naik motornya ngebut kayak orang kebelet boker.

Cepet - cepet gue lepasin pelukan gue dari pinggang dennis dan turun dari motornya. "Ih pede banget lo!" Jawab gue lalu menginjak kakinya dan pergi begitu saja meninggalkan dennis yang masih berada di atas motor.

Disepanjang koridor banyak banget orang - orang yang ngelihatin gue dengan pandangan iri dan membunuh, ada juga yang bisik - bisik sama sebelahnya. Ah sial! Pasti gara - gara 'adegan tadi' di parkiran. Anjir malu banget gue.

•••••••••••••••••••

Gue masuk kelas tiba - tiba keadaan kelas jadi sunyi. Ha? Kenapa pada bisu gini?. Gue berjalan menuju bangku gue yang berada di deretan belakang. Kenapa gue jadi pindah belakang? Soalnya tempat yang gue biasa dudukin udah ditempatin sama si Tomi.

UnexpectedWhere stories live. Discover now