He is NOT My Boyfriend

17.1K 473 8
                                    

*Dennis POV

"Sayang, pulang bareng aku yuk" kata wena bergelayut manja di lengan gue. Wena adalah ketua cheers di sekolah gue, dan ya dia memang suka sama gue. Oh nggak..mungkin dia terobsesi sama gue karena dia selalu nempelin gue kayak lintah. Jijik sendiri gue sama dia.

Sekarang gue sedang di pinggir lapangan basket siap-siap untuk pulang selesai ekstrakulikuler. Tapi gara-gara si nenek lampir ini waktu gue jadi terkuras gara-gara harus nyingkirin tu cewek.

"Wen, lo apa-apaan sih. Lepasin tangan lo gue mau pulang" sentak gue ke wena sambil melepaskan tangannya yang dia letakkan di lengan gue. "Iya pulangnya bareng aku aja sayang" kata wena merajuk sambil memanyunkan bibirnya. Kayak bebek busung lapar.

Gue berjalan meninggalkan wena sendirian di pinggir lapangan dan menghampiri tim cowok-cewek yang sedang mengobrol tentang kegiatan ekstra hari ini. "Eh den, princess lo kok ditinggalin gitu aja sih" kata putra sambil tertawa terbahak-bahak setelah gue duduk disebelahnya. Putra adalah salah satu teman dekat gue yang juga anggota tim basket cowok. "Apaan deh princess gue. Gue nggak mau punya princess manja, dandanan menor dan kelakuan gatel kayak dia" jawab gue kesal.

Setelah selesai mengobrol tentang kegiatan ekstra hari ini, gue menghampiri alexa yang sedang duduk dipinggir lapangan dan menyeka keringatnya dengan handuk yang dia sampirkan di bahunya. "Ini buat lo" kata gue ke alexa sambil menyodorkan air mineral dingin kearahnya. Gue lihat alexa seperti ragu mau ngambil minuman yang gue kasih atau enggak, tapi akhirnya dia menerima air mineral itu, "Thanks" jawab alexa. Gue lalu beralih duduk di sebelah alexa.

"Ayo pulang" kata gue setelah alexa selesai minum, dia nampak sebal dengan perkataan gue barusan. "Apa-apaan sih nyuruh gue pulang bareng lo. Malu tau dilihatin anak-anak kayak tadi, dikira gue ada apa-apa sama lo" jawab alexa lalu berdiri dan mengambil tasnya, bersiap-siap untuk pulang. "Udah selesai? Ayo pulang" kata gue mengacuhkan katak alexa barusan dan menarik tangannya keluar lapangan.

"Eh sayang mau kemana?!" Tanya wena saat gue dan alexa melewatinya di parkiran mobil. Ck! Masih awet aja tu orang.

Oh ya, hari ini terpaksa gue nggak bawa motor karena motor gue lagi masuk bengkel gara-gara gue nabrak grobak bakso kemaren malam.

"Lo nggak lihat gue mau pulang?" Kata gue ke wena sambil membuka pintu mobil bagian penumpang dan menyuruh alexa masuk. Alexa nampak ingin protes ke gue tapi segera gue pelototin, akhirnya dia nurut dan masuk kedalam mobil. "Ih siapa tuh cewek, ganjen banget" jawab wena sambil berkacak pinggang dan memandang sinis kedalam mobil. "Lo kali yang ganjen" jawab gue enteng lalu membuka pintu mobil dan duduk di kursi pengemudi. Lalu menjalankan mobil ke luar sekolah dan bergabung dengan kemacetan kota jakarta.

"Rumah lo dimana hm?" Tanya gue ke alexa saat mobil gue berhenti karena lampu merah. "Ya elo yang maksa gue pulang seharusnya lo tau dong dimana rumah gue" jawab alexa ketus. Hening beberapa saat, sampai lampu hijau menyala. "Kalo lo nggak mau ngasih tau sih ya terserah lo. Gue bisa bawa lo kerumah gue, lagian rumah gue juga sepi. Pas banget kan" kata gue setelah menjalankan mobil kembali. Gue melirik ke alexa yang tengah melotot ke arah gue. Hahaha lucu banget ekspresinya. "Dasar gila lo! Mesum!" Kata alexa, "Perumahan Kencana Dua" tambah alexa. "Oke" jawab gue sambil menahan tawa.

Setelah itu tidak ada percakapan lagi sampai akhirnya gue sampai didepan rumah alexa. Didepan gerbang rumah alexa sudah ada seorang wanita paruh baya yang kira-kira umurnya sekitar 45 tahun, tinggi, kulitnya putih dan sudah ada beberapa kerutan di wajahnya, namun masih terlihat fresh dan auranya yang tenang serta lembut.

Alexa keluar dari dalam mobil dan setelah itu gue juga menyusul alexa keluar dari mobil. Alexa berjalan dan memeluk wanita tersebut.

"Mama kok didepan gerbang gini sih?" Tanya alexa ke pada wanita itu yang ternyata adalah mamanya. "Pulang sama siapa lex? Sama pacarnya ya?" Goda mama alexa dan tersenyum kearah gue lalu gue balas dengan kekehan. "Ih apaan sih ma, pacar dari hongkong" jawab alexa cemberut lalu berjalan kedalam rumah meninggalkan gue sendiri dan mamanya didepan gerbang.

"Duh maafin alexa ya nak, dia memang begitu. Tapi aslinya baik kok" kata mama alexa sambil tersenyum, "Oh nggakpapa kok tante, udah biasa alexa ngambek gitu ke saya hahaha" jawab gue sambil tertawa sopan. Harus jaga image dong didepan calon mertua.

"Ah yang sabar ya pacaran sama anak tante hehehe. Mau masuk dulu nak? Eh siapa namanya?" Tawar mama alexa, "Dennis tante. Ah nggak tante, saya mau pulang aja masih banyak tugas. Makasih tawarannya tante saya pamit dulu" pamit gue yang dibalas anggukan oleh mama alexa lalu gue berjalan masuk ke dalam mobil dan benjalankan mobil meninggalkan rumah alexa.

'Pacar anak tante' hahaha biarin deh mama alexa nganggep gue pacar anaknya, jadi lebih gampang gue dapetin anaknya.

*Alexa POV

Setelah sampai kamar, gue segera mandi. Gerah banget habis ekstra basket, tambah gerah lagi deket-deket sama dennis. Hah! kalo inget tu cowok jadi sebel sendiri gue.

Setelah mandi gue segera turun menuju meja makan untuk makan malam bersama keluarga, disana sudah ada papa, mama dan kak alex.
Segera gue duduk disamping mama dan perhadapan dengan kak alex.

"Eh lex, kata mama tadi lo pulang dianterin pacar lo ya?" Goda kak alex sambil menaik-turunkan alisnya saat ditengah makan malam. "Ih mama mulai deh gosip. Apaan sih dia bukan cowok gue!" Jawab gue kesal ke arah kak alex yang malah membuat dia tambah tertawa kencang.

"Loh, masa bukan pacar kamu sih lex? Dia diem aja tuh waktu mama bilang 'yang sabar ya pacaran sama anak tante' dan malah senyum gitu. Lagian mama lihat dia anak yang baik kok, sopan lagi" tambah mama cuek seakan ini bukan sebuah masalah.

Ya memang sih, cuma gue yang menganngap ini masalah.

"Dia bukan pacar alexa maaaa" jawab gue mulai bosan. "Papa jadi penasaran sama pacar kamu yang namanya siapa ma? Dennis? Ya si dennis dennis itu. Lain kali ajak main kerumah" kata papa yang sejak tadi diam. Ya ampun! Bahkan papa pun yang biasanya cuek sekarang ikut bicara tentang si cowok nyebelin itu. "Ah tau lah, terserah kalian" jawab gue pasrah.

Setelah selesai makan malam, gue langung berjalan menuju kamar dan merebahkan diri di kasur. Sambil melihat ke arah langit-langit gue memikirkan percakapan konyol di meja makan tadi. Gila! Ini benar-benar gila, enak aja dennis ngaku-ngaku sama mama kalo dia pacar gue. Ya enggak ngaku juga sih, tapi tetap aja kenapa dia nggak bilang 'enggak' waktu mama ngira dia pacar gue dan malah diem aja.

Hah! Si dennis bakal jadi setan di hidup gue.

-----------------------------------

Halo! Maaf ya kalo ceritanya gaje gini :( hehehe

Btw, jangan lupa vote dan comment ya.. Thanks :)

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang