6. Dinda Home [bagian 1]

3K 234 2
                                    

Sori Typo...
So get ready Guys...

                          ***********

Febrillya Pov

Oh astaga kenapa Dinda bisa kecelakaan. Uh awas aja si Andres bakal gue habisin dia entar.

"Gimana guys" duh keadaan Dinda gimana ya.

"Mereka selamat. Hanya saja Dinda sedikit terluka"-Jill

"Hah awas aja sih Andres" awas lo.

"Udah gak usah emosi gue gak apa apa"- Dinda

"Awas aja gue liat lo lecet, abis tu orang sama gue" ah bakal gue habisin tu orang.

"Argggh" awas aja lo.

Leo Pov

Duh kayaknya si Eby sayang banget deh sama sahabatnya. Dia sampai marah gitu

"Mereka selamat. Hanya saja Dinda sedikit terluka" ucap salah satu temannya di aplikasi Cello.

"Hah awas aja sih Andres" Ucap Eby. Duh kayaknya dia bakal murka deh.

"Udah gak usah emosi gue gak apa apa" kayaknya itu suaranya si Dinda. Duh pengen gue nenangin dia tapi gue takut ngomong ke dia.

"Awas aja gue liat lo lecet, abis tu orang sama gue" ok fiks gue gak bakal ngomong dulu bisa bisa gue jadi pelampiasan.

"Argggh" gemes juga kalau lagi marah. Mukanya unyu.

"Apa" duh ketahuan gue ngelirik dia mulu.

"Emm it.. itu" duh kenapa gue gugup

"Apa kalau ngomong yang jelas" duh kok sikap dinginnya berbanding terbalik dengan wajahnya, bikin gemes aja. Pengen banget gue peluk.

"Woy di tanya malah ngelamun" duh tanya apa ya.. emm oh ia.

"Emm terus rumahnya Dinda dimana"

"Oh. dari sini kita belok kanan, nanti ada perempatan kita belok kiri" ucapnya manis. Oh astaga cepat banget sifatnya berubah.

"Okay" jawab gue.

                        
Author Pov

Hening hanya itu yang ada di antara Eby dan Leo. Eby yang sedang memikirkan tentang Dinda dan Leo yang sedang memikirkan tentang sikap gadis di sebelahnya. Keheningan mereka terhenti saat mobil mereka berbelok ke kanan. Membuat mereka melihat pemandangan horor di sepanjang jalan.

Mereka melihat organ yang berserakan di pinggir jalan, tubuh manusia yang tidak utub lagi. Ada yang kehilangan kaki, tangan, kepala dan bahkan hanya tinggal tangan kepala saja. Pemandangan yang sungguh menyeramkan untuk Eby dan Leo. Bahkan mereka sulit untuk menelan ludah mereka. Bukan hanya Leo dan Eby yang tengah menyaksikan kejadian makan memakan tapi yang lainnya juga tengah memperhatikan keadaan sekitar mereka.

Sementara dimobil lain seseorang tengah menikmati pemandangan yang menurutnya sangat indah untuk dilihat.

Mobil mobil yang di tumpangi Jill dan teman temannya melintas dengan pelan agar tidak mengundang zombie yang berada didekat mereka.

Setelah menemukan perempatan dan berbelok kekiri akhirnya tempat yang mereka tuju pun terlihat.

Mobil yang pertama tiba adalah mobil yang ditumpangi oleh Eby dan Leo baru diikuti oleh Roy dan Ray, Alex dan Michael, Jill dan Ed, dan terakhir Mobil yang memuat Silla Dinda Kevin dan Andres.

"Semua tetap waspada dan terus pegang senjata kalian" ucap Ed pelan dan dibalas anggukan oleh yang lain.

Mereka berjalan memasuki halaman rumah Dinda. Sesekali Eby memperhatikan Dinda yang terlihat menahan sakit akibat kecelakaan tadi. Mereka sampai didepan rumah Dinda dan

Cklek..

"Semua cepat masuk" ajak Dinda.

"Okay kalian tunggu di sini gue mau cari keluarga gue dulu.

"Gue ikut" ucap Jill.

Dengan cepat mereka melangkah menuju lantai dua membiarkan yang lainnya berada di bawah.

"Pak, bu, bang kalian dimana?" Ucap Dinda.

"Coba lo cek di kamar orang tua lo mungkin mereka bersembunyi disana. Biar gue yang ke kamar abang lo" ucap Jill.

"Okay" mereka berpencar Jill belok ke kiri sementara Dinda ke kanan.

Sedangkan keadaan diruang tamu sedang tegang pasalnya Eby tengah memarahi Andres yang membuat temannya banyak mendapat luka sementara dia hanya luka di bagian kening saja. Bukan hanya memarahinya Eby juga memukilinya. Silla yang kesusahan menahan amarah Eby membuat Leo terpaksa membantunya.

"Sudah hentikan. Lo gak liat apa dia udah babak belur kayak gitu" ucap Leo sambil menenangkan Eby.

"Lo udah celakain sahabat gue dan harga buat itu hanya nyawa lo" ucap Eby menunjuk Andres dan tidak memperdulikan ucapan Leo.

"Sudah sa" ucapan Silla terhenti saat mendengar suara tembakan dari lantai atas.

Dor... Dor..

Dengan cepat mereka langsung menuju lantai atas dan dengan terkejut mereka melihat Jill sedang menodongkan pistol ke sebuah kamar.

"Ada apa" tanya Silla menghampiri Jill yang masih mematung dengan keadaan masih menodongkan pistol ke arah yang sama.

"Kita terlambat" ucap Jill sedikit berbisik membuat semua orang yang tengah menatapnya bingung.

"TIDAK..."

                         **********








Siapa yang berteriak?...
Dan apakah maksud Jillya?...

Penasaran??.. baca terus kelanjutan ceritanya..
Jangan lupa buat Vote dan Coment..














J~F~B

Life Or Death [Indonesia] | [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang