Saat istirahat, Fenny yang baru datang ke kantin dikejutkan oleh Lilis yang heboh beranjak dari duduknya. Gadis itu melangkah cepat meninggalkan kantin, Fenny yang bingung dengan tingkah Lilis segera menyusulnya.

"Kamu mau ke mana, Lis? Kok buru-buru?" tanya Fenny heran.

"Lilis mau ngapalin not lagu Maju Tak Gentar. Nanti siang mau dites. Senior Lilis mah pada galak! Bisa-bisa Lilis dihukum kalo belum hapal."

Fenny tersenyum, dia sudah bisa menerka kalau Lilis ikut ekskul drum band. Sebenarnya, dia juga ingin ikut ekskul itu, seru kayaknya bekerja sama dalam memainkan sebuah lagu. Hanya saja, gadis itu tidak bisa memainkan satu pun alat musik, oleh karena itu dia mengurungkan niatnya.

Sesampainya di kelas. Lilis membuka buku catatan tentang not angka dari berbagai lagu wajib nasional. Sambil menutup mata, dia mencoba mengingat angka-angka yang harus dihapalnya. Fenny tersenyum geli demi melihat tingkah Lilis yang lucu.

"Oh, ya. Kamu mau ikut ekskul apa, Fen?" tanya Lilis di sela-sela menghapalnya.

"Belum tahu, Lis." Fenny menopang dagu dengan tangan, masih memperhatikan Lilis. "Kayaknya, sih, mau gabung pramuka aja."

Firza yang ketika itu kebetulan lewat, secara tak sengaja kupingnya menyedot perkataan Fenny. Hatinya sedikit berbunga kala mendengar gadis itu bilang akan gabung pramuka. Soalnya dia juga salah satu anggotanya. Firza lalu duduk di bangku, sedikit menutupi wajah dengan buku, dia memperhatikan gadis pindahan itu.

"Kalo yang lain pada ikut ekskul apa, Lis?" tanya Fenny lagi.

"Wawan ikut kesenian. Ujang di karate. Kalo Firza pramuka." Lilis mengacak-acak rambutnya, pusing. "Kamu ikut drum band aja atuh, Fen, biar bareng sama Lilis."

"Pengen sih tapi ... nggak bisa main alat musik," terang Fenny sambil tersenyum.

Secara tak sengaja, Fenny menoleh ke luar jendela dan betapa terkejutnya ketika mendapati Brin tengah cengengesan sambil membawa karton gede dengan tulisan.

"SEKARANG ADA PASIEN, AYO KE UKS! KALO NGGAK MAU, PASIENNYA YANG DIBAWA KE KELAS KAMU!"

Fenny mengernyit heran. Kenapa Brin seniat itu merekrutnya untuk bergabung? Fenny merengut, tetapi demi terhindar dari kelakuan Brin yang nekat membawa pasien ke kelas, akhirnya dia menurut.

"Aku keluar dulu, ya, Lis." Fenny langsung melangkah pergi.

***

Suasana dalam UKS begitu sunyi. Di balik tirai penyangga, seorang cewek duduk di ranjang sambil memasang wajah memelas. Brin, Sadam, Diva, dan Caca berdiri di hadapannya seakan bersiap mendengarkan si cewek bercerita. Sementara Fenny duduk di kursi dekat pintu, heran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Kebingungan Fenny semakin bertambah ketika Prisa--cewek itu mulai berbicara. Dari tadi dia menerka-nerka, mana pasiennya? Sekarang dia semakin tak mengerti ketika Prisa malah mencurahkan isi hatinya.

"Jadi kesimpulannya lo digantung?" terka Brin setelah Prisa selesai berbicara. "Lalu, kamu mau minta bantuan apa sama kami?"

"Buat dia jatuh cinta sama gue."

"Kenapa lo mengaharap demikian?" selidik Caca.

Prisa tak menjawab, hanya pandangan matanya menatap sayu keempat anggota PMR di hadapannya. Fenny yang tak mengerti dengan apa yang terjadi hanya diam, ingin sekali dia beranjak. Namun, Brin pasti menahannya. Oleh karena itu, dia hanya duduk sambil menyaksikan kejadian aneh di depan matanya.

"Karena gue cinta sama dia." Prisa kembali berbicara.

"Tapi lo tahu kalau cinta itu nggak bisa dipaksakan?" Brin merespons dengan nada dibuat sehalus mungkin. "Kalau dia nggak suka sama elo, kami bisa apa?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kisah FennyWhere stories live. Discover now