BMB-31

47.8K 1.5K 22
                                    

Sudah hampir satu bulan Aezar tak pernah absen mengunjungi anaknya. Bukan,lebih tepatnya mengunjungi Alma.

"Assalamualaikum." Salam Aezar ketika melihat Alma sedang menyapu halaman rumahnya dengan satu tangan memegang perut buncitnya.

"Waalaikumsallam kak." Alma meletakan sapu lidi ke tempat semula,lalu menyalimi tangan Aezar sebagai rasa hormat kepada suaminya.

"Ael mana bih?" Tanya Aezar. Aezar memang mengembalikan panggilannya seperti dulu karena jika memanggil nama rasanya canggung.

"Ada di dalam kak." Alma mempersilahkan Aezar masuk dan ia sendiri langsung menuju dapur untuk membuatkan minum.

Sedangkan Aezar langsung menemui jagoannya yang sedang asik merakit lego nya, namun Aezar melihat bahwa Ael kesal karena tidak berhasil merakit Lego nya.

"Sini papah bantu." Aezar merebut lego dari tangan Ael lalu merakitnya.

"Papah!" Pekik Ael senang, Aezar tau bahwa Ael sedang ada maunya.

"Nih bang udah jadi." Aezar menyerahkan hasil rakitannya kepada Ael.

"Makasih papah. Pah,nanti beli film setan ya pah."

See? Seperti dugaan Aezar bahwa Ael sedang ada maunya. Permintaan Ael memang beda dari anak lainnya, ia lebih senang membeli film hantu dan Aezar hanya bisa berdehem karena jika tidak dituruti bisa-bisa Ael menangis meraung-raung dan tidak mau bicara padanya. Hal yang ditakuti oleh Aezar jika di film tersebut banyak adegan dewasa yang tidak seharusnya untuk anak seumuran Ael.

"Nih kak minumnya" Ucap Alma.

"Makasih bih" Aezar langsung menyeruput teh yang dibuat oleh Alma.

Hening.

"Jadi kapan mau pulang bih? Sumpah aku nggak kuat jauh dari kamu lama-lama." Ucap Aezar memecah keheningan dengan nada merengek seperti anak kecil.

"Iya lah kamu nggak bisa jauh dari aku. Nih buktinya, kantung mata hitam,kumisan,brewokan lagi." Sahut Alma sambil menyentuh area sekitar wajah Aezar.

"Jadi kapan bih?" Tanya Aezar lagi.

"Tapi ada syaratnya." Ucap Alma misterius.

"Apa bih aku bakal lakuin." Tanya Aezar dengan mata berbinar dan Alma hanya tersenyum misterius.

****

"Dingin bih,udah dong." Aezar berusaha melepaskan tangan Alma yang sedang menekan ampas teh celup yang sudah didiamkan beberapa saat di dalam freezer ke kelopak mata Aezar yang tertutup.

"Diam atau aku nggak mau pulang!" Ancam Alma dan Aezar hanya menurutinya walaupun sangat menderita demi sang istri.

"Nah gitu dong, kan biar ganteng lagi, masa papahnya si kembar Udin." Aezar langsung bangkit dari rebahan.

"Kembar?" Tanya Aezar mengulangi kalimat terakhir Alma.

"Hmm" Alma mengangguk dan memberikan senyuman manisnya yang membuat kaum adam terpesona.

"Demi apa bih?" Aezar masih tidak percaya.

"Dasar anak alay" cibir Alma.

"Aku nggak nyangka aja sekali tendang langsung gol dua."

"Adauu,,sakit bih!" Pekik Aezar karena mendapat cubitan manja dari Alma. Tak ketinggalan Ael yang menertawakan papahnya.

"abang nanti nggak papah beliin film ya!" Ancam Aezar tetapi tidak berpengaruh kepada Ael,malahan ia memeletkan lidahnya mengejek sang papah.

Because My Baby [SELESAI]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora